Dampak Cold Surge, Lampung Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

- Fenomena Cold Surge melanda Lampung, membawa angin kencang, hujan lebat, dan suhu dingin di sepekan ke depan.
- Cold Surge disebabkan oleh massa udara dingin dari Siberia, memengaruhi pola cuaca dengan intensitas hujan tinggi dan sering terjadi pada malam hingga dini hari.
- Udara dingin dari Cold Surge dapat memengaruhi kesehatan masyarakat, aktivitas perikanan dan pertanian, serta harga pasar dan ekonomi masyarakat pesisir.
Bandar Lampung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung memberi periangatan tekait fenomena Cold Surge melanda Lampung menyebabkan cuaca ekstrem sepekan ke depan.
Berdasarkan pernyataan resmi dari BMKG Lampung. Cold Surge sedang aktif membawa dampak nyata di wilayah Lampung seperti angin kencang, hujan lebat, dan suhu yang lebih dingin akan mendominasi cuaca selama sepekan ke depan.
Wilayah paling terdampak yaitu wilayah Lampung bagian utara dan timur, di antaranya, Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Tengah, Metro, Lampung Timur, Lampung Selatan dan Bandar Lampung.
Lalu apa itu fenomena Cold Surge dan apa saja dampak yang terjadi? Berikut IDN Times rangkum informasi selengkapnya.
1. Apa itu dan Cold Surge dan faktor memengaruhi pembentukan Cold Surge

Cold Surge adalah fenomena atmosfer yang terjadi akibat dorongan massa udara dingin dari Siberia menuju wilayah tropis, termasuk Indonesia. Fenomena ini biasanya aktif selama musim hujan dan memengaruhi pola cuaca di banyak wilayah, termasuk Lampung.
Cold Surge membawa angin kencang, peningkatan kelembapan udara, dan sering kali memicu hujan lebat. Fenomena ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang signifikan antara wilayah subtropis dan tropis. Dampaknya dapat dirasakan dalam bentuk cuaca ekstrem yang memengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Cold Surge terbentuk ketika massa udara dingin di Siberia bergerak menuju wilayah tropis karena perbedaan tekanan udara yang signifikan. Pada musim dingin di belahan bumi utara, tekanan tinggi di Siberia mendorong udara dingin ke arah selatan. Udara dingin ini kemudian melewati Laut Cina Selatan dan mencapai wilayah Indonesia, membawa angin kencang dan kelembapan tinggi.
Faktor lain yang memengaruhi pembentukan Cold Surge adalah interaksi dengan fenomena atmosfer tropis seperti angin monsun. Kombinasi ini menciptakan pola cuaca ekstrem yang berdampak besar pada wilayah Indonesia, termasuk Lampung.
2. Wilayah di Lampung yang banyak terdampak

Hujan yang dipicu oleh Cold Surge bahkan memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari hujan biasa. Intensitasnya sering kali tinggi, berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama dan mencakup wilayah luas. Hujan ini biasanya disertai dengan angin kencang akibat pergerakan massa udara dingin dari Siberia yang membawa uap air.
Selain itu hujan dari Cold Surge lebih sering terjadi pada malam hingga dini hari, ketika suhu permukaan lebih rendah. Fenomena ini juga berpotensi menyebabkan banjir di daerah dataran rendah karena tingginya akumulasi curah hujan.
Wilayah yang banyak terdampak adalah wilayah bagian utara dan timur Lampung, seperti Mesuji, Tulang Bawang, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar Lampung dan Metro.
BMKG juga mencatat, Cold Surge biasanya berlangsung dalam periode 3 hingga 7 hari, tergantung pada intensitas kuatnya dorongan udara dingin dari Siberia. Selama periode ini aktif, kecepatan angin di wilayah tropis meningkat dan curah hujan cenderung lebih tinggi dari biasanya.
Namun, fenomena ini dapat terjadi beberapa kali dalam satu musim, terutama saat musim hujan di wilayah Indonesia. Aktivitas Cold Surge yang lebih kuat cenderung berlangsung lebih lama dan berdampak lebih luas.
3. Penurunan suhu menyebabkan perkembangan penyakit

Cold Surge sering membawa udara dingin yang menyebabkan suhu di Lampung turun lebih rendah dari biasanya, terutama pada malam hari. Penurunan suhu ini sering kali dirasakan sebagai udara sejuk hingga dingin yang tidak biasa. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang rentan seperti anak-anak, lansia.
Kondisi lembap ideal untuk berkembangnya penyakit seperti flu, demam berdarah, dan infeksi pernapasan. Udara dingin ini juga memperburuk gejala bagi penderita asma atau bronkitis.
Selain itu, genangan air akibat hujan lebat sering menjadi sarang nyamuk, yang meningkatkan risiko penyakit seperti DBD.
Sebab itu BMKG mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air untuk mencegah penyebaran penyakit. Masyarakat disarankan untuk mengenakan pakaian hangat dan menjaga asupan cairan untuk menjaga kesehatan. Meski udara terasa menyegarkan, kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat memperparah gejala penyakit tertentu.
4. Cold Surge berdampak pada petani dan nelayan

Cold Surge juga turut memengaruhi pola angin dan gelombang di laut, membuat aktivitas perikanan dan pelayaran menjadi berisiko tinggi. Nelayan tradisional di Lampung sering kali tidak dapat melaut karena kondisi laut yang berbahaya.
Selain itu, pasokan ikan ke pasar bisa menurun, yang berdampak pada harga dan ekonomi masyarakat pesisir. Pemerintah dan komunitas nelayan perlu bekerja sama untuk memberikan solusi, seperti pembangunan pelabuhan yang lebih aman atau diversifikasi sumber pendapatan. Perencanaan jangka panjang menjadi penting untuk mengurangi kerugian akibat cuaca ekstrem.
Bahkan curah hujan mengalami peningkatan akibat aktifnya Cold Surge dapat merusak tanaman yang sedang tumbuh atau siap panen. Tanaman seperti padi, jagung, dan sayuran rentan terhadap genangan air yang dapat menyebabkan gagal panen. Di wilayah Lampung, petani juga menghadapi tantangan dalam proses panen akibat hujan yang terus-menerus.
Teknologi seperti irigasi terkontrol dan penggunaan varietas tahan genangan menjadi solusi yang harus dipertimbangkan untuk sepekan kedepan.