Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/Timur Weber)
Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/Timur Weber)

Intinya sih...

  • Kabupaten Tanggamus memiliki persentase penduduk miskin 10,10%, dengan garis kemiskinan Rp521.482 per kapita per bulan.

  • Kabupaten Lampung Selatan memiliki persentase penduduk miskin 12,05%, dengan garis kemiskinan Rp554.969 per kapita per bulan.

  • Kabupaten Pesisir Barat memiliki persentase penduduk miskin 12,13%, dengan garis kemiskinan Rp596.941 per kapita per bulan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan besar di Provinsi Lampung, meski wilayah ini dikenal kaya akan sumber daya alam, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, hingga pariwisata. Berbagai daerah di Lampung memiliki potensi ekonomi beragam, tetapi belum seluruhnya mampu dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung September 2025, terdapat sejumlah kabupaten menempati posisi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Lampung. Data ini mencakup persentase penduduk miskin, garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin, indeks kedalaman (P1), serta indeks keparahan kemiskinan (P2). Berikut daftar 5 daerah termiskin di Lampung.

1. Kabupaten Tanggamus

Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/Javad Esmaeili)

Kabupaten Tanggamus memiliki luas 4.654,98 km² dan terkenal dengan wilayah pegunungan serta pesisir Teluk Semaka. Masyarakatnya mayoritas bekerja di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Kopi, lada, serta hasil laut menjadi andalan perekonomian lokal.

Namun, berdasarkan data BPS 2025, Tanggamus berada di urutan kelima sebagai daerah termiskin di Lampung. Persentase penduduk miskin Tanggamus tercatat mencapai 10,10 persen, dengan garis kemiskinan Rp521.482 per kapita per bulan. Itu menunjukkan seseorang dikategorikan miskin jika pengeluarannya di bawah angka tersebut.

Kabupaten Tanggamus juga memiiliki jumlah penduduk miskin cukup tinggi, yakni mencapai 63,56 ribu jiwa. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 1,07 dan keparahan (P2) 0,19 menunjukkan sebagian besar penduduk miskin berada dekat dengan garis kemiskinan, namun tetap kesulitan keluar dari jerat kemiskinan karena akses dan distribusi ekonomi belum merata di Tanggamus.

2. Kabupaten Lampung Selatan

Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/hitesh choudhary)

Luas wilayah Lampung Selatan sekitar 2.109,74 km². Kabupaten ini dikenal sebagai pintu gerbang Sumatra karena menjadi lokasi Pelabuhan Bakauheni. Masyarakatnya banyak bekerja di sektor pertanian, perkebunan, perdagangan, dan jasa, terutama karena letaknya strategis.

Meski memiliki akses transportasi utama, Lampung Selatan tetap menghadapi masalah kemiskinan. BPS Lampung mencatat persentase penduduk miskin Lampung Selatan sebesar 12,05 persen, menempatkannya sebagai daerah termiskin keempat di Lampung. Garis kemiskinan berada di Rp554.969 per kapita per bulan.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 2,04 dan indeks keparahan (P2) di angka 0,60 menunjukkan kondisi serius. Nilai P1 tinggi mengindikasikan jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan cukup jauh, sementara P2 besar memperlihatkan ketimpangan di antara penduduk miskin sendiri. Secara absolut, jumlah penduduk miskin mencapai 127,74 ribu jiwa, menjadi salah satu yang terbesar di provinsi Lampung.

3. Kabupaten Pesisir Barat

Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/Maksim Romashkin)

Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas 2.939,60 km² dan terletak di ujung barat Lampung. Wilayah ini terkenal dengan pantai-pantai indahnya, bahkan menjadi salah satu destinasi surfing dunia. Penduduknya banyak bekerja sebagai nelayan dan petani, serta sebagian di sektor perkebunan kopi dan cengkih.

Namun, potensi pariwisata dan perkebunan belum mampu sepenuhnya mengangkat taraf hidup masyarakat. Data BPS 2025 menunjukkan Pesisir Barat berada di posisi ketiga termiskin di Lampung. Persentase penduduk miskin mencapai 12,13 persen, dengan garis kemiskinan Rp596.941 per kapita per bulan.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) berada di angka 1,70, sementara indeks keparahan (P2) di 0,35. Angka ini menunjukkan adanya kesenjangan cukup besar dalam distribusi pengeluaran masyarakat miskin. Total jumlah penduduk miskin tercatat 19,50 ribu jiwa. Meski jumlah absolutnya tidak setinggi Lampung Timur atau Lampung Selatan, namun persentase dan kondisi kedalaman kemiskinannya tetap membuat Pesisir Barat masuk kategori rawan.

4. Kabupaten Lampung Timur

Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/Javad Esmaeili)

Luas wilayah Lampung Timur mencapai 5.325,03 km² dengan kondisi geografis dataran luas. Kabupaten ini dikenal sebagai salah satu lumbung pangan Lampung. Mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor pertanian, dengan padi, jagung, singkong, dan lada sebagai komoditas utama.

Meski dikenal sebagai daerah agraris, namun nyatanya Lampung Timur menempati posisi kedua termiskin di Lampung. Persentase penduduk miskin tercatat 12,15 persen, dengan garis kemiskinan Rp522.287 per kapita per bulan. Ini berarti banyak keluarga masih hidup dengan pengeluaran relatif rendah untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 1,59 dan indeks keparahan (P2) di 0,32 menunjukkan meskipun sebagian besar miskin di kategori ringan, ada juga kelompok masyarakat berada jauh di bawah garis kemiskinan. Total jumlah penduduk miskin mencapai 132,17 ribu jiwa, tertinggi di antara seluruh kabupaten di Lampung dalam hal jumlah absolut.

5. Kabupaten Lampung Utara

Ilustrasi Kemiskinan (Pexel/Mirza Sifat Ahmed)

Kabupaten Lampung Utara memiliki luas wilayah sekitar 2.667,21 km² dan berada di bagian tengah utara provinsi. Wilayah ini didominasi dataran dengan sebagian perbukitan, dan masyarakatnya banyak bekerja di sektor pertanian, perkebunan, serta kehutanan.

Data BPS 2025 menempatkan Lampung Utara di posisi nomor satu sebagai daerah termiskin di Lampung. Persentase penduduk miskinnya mencapai 15,78 persen, tertinggi di seluruh provinsi. Garis kemiskinan per kapita per bulan tercatat Rp573.039.

Tak hanya itu, indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 2,58 dan indeks keparahan (P2) di angka 0,68 menandakan kemiskinan di Lampung Utara bukan hanya banyak jumlahnya, tetapi juga cukup parah.

Artinya, kesenjangan pengeluaran masyarakat miskin terhadap garis kemiskinan cukup besar, dan terdapat kelompok miskin ekstrem dengan kondisi jauh tertinggal. Secara absolut, jumlah penduduk miskin di kabupaten ini mencapai 98,98 ribu jiwa, angka yang cukup tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team