Potret antrean panjang Pemilu di Sidney Australia (Tiktok/Awbimax)
Cerita lainnya datang dari Bima Yudho Saputra menceritakan situasi Pemilu di tempat tinggalnya pusat Kota Sidney Australia. Mereka juga menggelar bazar makanan khas Indonesia ada pempek hingga sate.
Namun, Mahasiswa Perguruan Tinggi Intelijen Bisnis Australia asal Lampung Timur itu nampak kecewa sudah datang ke lokasi pemungutan suara tidak jadi nyoblos, karena belum memiliki surat pindah.
"Sebenernya bisa milih, cuma surat suaranya sedikit. Kalau belum ngurus surat pindah ya gak bakalan dapat surat suaranya si. Karena ada banyak banget yang belum nyoblos dan saya rasa gak bakal kebagian," kata Bima melalalui akun tiktok miliknya @awbimax.
Ia juga menyayangkan sikap panitia Pemilu yang menyarankan WNI belum memiliki surat pidah pulang dulu ke Indonesia dan melakukan pencoblosan di daerah asalnya. Padahal menurutnya, tak semua WNI memiliki ongkos cukup untuk membeli tiket pulang pergi Indonesia-Australia.
Menurut Bima, sosialisasi tentang pencoblosan di daerahnya Sidney Australia masih kurang masif, sehingga banyak WNI tidak tahu kalau harus melakukan pendaftaran ulang terlebih dahulu sebelum melakukan pemilihan.
"Pikir orang-orang di Sidney termasuk saya, tinggal datang aja langsung nyoblos. Ternyata harus daftar dulu dari jauh hari," ujarnya.