Mengelola sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi melalui ecobrick menjadi hal baru bagi warga Kampung Baru, Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang. “Setelah diberi tahu apa itu ecobrick dan dikasih contoh gimana cara pembuatannya kita langsung mulai nentuin jadwal kumpul dan bikin ecobrick,” terang Turina yang didaulat menjadi Ketua gerakan Ecobrick.
Selama proses pembuatan, lima orang ibu-ibu dari kader posyandu yang ikut dalam program tersebut membuat jadwal pertemuan satu minggu sekali. Setiap pertemuan wajib mengumpulkan tujuh botol ecobrick.
“Jadi kita bikinnya sesempatnya karena bikin di rumah masing-masing. Setiap hari senin kita kumpul buat belajar olahan lain sambil ngumpul hasil yang udah kita buat,”ujarnya.
Menurut Turina, proses pembuatan ecobrick tersebut didasari ingin mengurangi sampah yang ada. Sekitar enam bulan sejak program itu bergulir, mereka belum mengetahui akan dijual kemana dan bagaimana cara pemasarannya.
“Saya kan awalnya ngajak-ngajak aja yang penting bikin dulu, dapet ilmu dulu masalah uang ya nomor sekian lah. Alhamdulilah ya ibu-ibu yang saya aja tertarik dan mau belajar,” jelasnya.