Bandar Lampung, IDN Times - Kemunculan Covid-19 pada akhir tahun 2019 telah menggegerkan seantero dunia. Daya tularnya yang cepat serta efek virus ini yang mematikan menghadrikan hipotesis bagi dunia bahwa pandemi Covid-19 diprediksi akan berlangsung lama dan masif.
Di Indonesia, COVID-19 telah menginfeksi jutaan orang dan sebagian di antaranya meninggal dunia. Hingga 5 Oktober 2022, jumlah terkonfirmasi positif virus crona di Indonesia sudah mencapai 6,44 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 158.156 kasus meninggal dunia.
Tingkat kematian akibat COVID-19 di Indonesia tercatat lebih tinggi dari tingkat kematian secara global. Di Lampung, pada kondisi 5 Oktober 2022, jumlah kasus terinfeksi mencapai 75.754 atau 1,2 persen dari angka nasional. Jumlah kasus sembuh mencapai 71.354 atau 94,2 persen dan kasus meninggal mencapai 4.196 atau 5,5 persen.
Sama halnya dengan nasional, Lampung telah melalui dua gelombang besar kenaikan kasus harian Covid-19. Gelombang pertama terjadi di awal 2021, dipicu oleh liburan akhir tahun dan menurunnya kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Menjelang liburan Idul Fitri 2021, pemerintah memberlakukan berbagai pembatasan kegiatan masyarakat, sebagai upaya untuk mencegah kenaikan kasus COVID-19. Namun kemunculan varian delta menandai kenaikan kasus Covid-19 gelombang kedua.
Lampung merupakan provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi ke 5 di Sumatra. Setelah sempat kewalahan mengalami gelombang kedua, kini jumlah kasus harian sudah turun. Namun bagaimana perilaku masyarakat Lampung selama melawan pandemik COVID-19? Berikut IDN Times rangkum selengkapnya.