Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Muhammad Mufti Mubarok menyatakan, sumber Air Minum dalam Kemasan (AMDK) Aqua benar berasal dari pegunungan. Artinya, Aqua tidak membohongi publik berkenaan dengan sumber air mereka.
"Hari ini kami saksikan sendiri bahwa Aqua memang air gunung. Prosesnya memang melalui pengeboran, tetapi sumber airnya tetap dari pegunungan," kata Mufti usai melakukan kunjungan langsung ke salah satu sumber air dan fasilitas produksi Aqua.
Mufti menjelaskan, hasil peninjauan menunjukkan kalau sumber air yang diambil benar berasal dari aliran bawah tanah alami di kawasan pegunungan. Metode pengeboran dilakukan semata-mata sebagai bagian dari proses produksi yang memenuhi standar teknis dan bukan berarti air berasal dari sumber buatan atau air tanah biasa.
Air diambil dari sumber tanah dalam dengan wilayah yang dikonservasikan dengan baik dan berkelanjutan. BPKN juga mengapresiasi standar kualitas yang diterapkan Aqua dalam proses produksinya.
Mufti mengatakan, Aqua menerapkan lebih dari 400 parameter uji kualitas air, meski sebenarnya standar nasional tidak mewajibkan sebanyak itu. Dia berharap standar yang tinggi ini dapat ditiru oleh produsen lainnya. BPKN pun memahami apabila isu sumber air ini kemudian bisa menjadi viral.
Menurut Mufti, hal ini terjadi karena kekuatan citra merek Aqua yang sangat melekat di masyarakat, hingga menjadi brand image atau ikon dari seluruh produk AMDK. "Ini persoalan iklan sebenarnya pada akhirnya. Sekarang kita minum produk air kemasan apapun tetap dibilang minum Aqua," katanya.
Lebih lanjut, BPKN akan melakukan langkah komparatif dengan melakukan pemeriksaan sumber air serupa kepada produsen AMDK lain yang mengklaim bersumber dari air pegunungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada hak-hak publik baik dari sisi informasi dan kualitas produk yang dilanggar.
"Kami sudah bersurat dan akan melakukan sampling terhadap produk-produk lain. Kalau mereka ingin klaim air gunung, ya harus memenuhi standar yang sama seperti Aqua," jelas Mufti.
