BEM Unila Hening dari Gerakan Kritis, Alumni Ucapkan Bela Sungkawa

Bandar Lampung, IDN Times - Geliat gerakan mahasiswa kini tengah menjadi sorotan publik. Bahkan beberapa hari ini, aksi mahasiswa mengkritisi kebijakan pemerintah selalu trending di media sosial. Aksi, mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai kampus itu menyuarakan aspirasinya dengan berbagai tuntutan.
Namun, di tengah ramainya aksi para aktivis kampus tersebut, BEM Universitas Lampung (Unila) nampak hening dari gerakan secara fisik maupun melalui media sosial. Pantauan IDN Times, unggahan terakhir akun instagram BEM Unila membahas pembayaran UKT 26 Januari lalu.
Padahal, menurut Nizwar Afendi mantan Presiden BEM Unila 1999-2000, sejak sebelum 1998 mahasiswa Unila sudah biasa berdiri di barisan terdepan dalam pergerakan mahasiswa di Lampung.
Lantas apa sebenarnya yang membuat BEM Unila tak muncul dalam pergerakan mahasiswa? Berikut IDN Times rangkum selengkapnya.
1. Alumni BEM Unila prihatin kondisi organisasi saat ini
Heningnya suara kritis dari BEM Unila membuat beberapa mantan pengurus BEM mengirim karangan bunga. Awalnya, karangan bunga betuliskan turut berduka cita atas wafatnya kebebasan berorganisasi di Unila itu terpampang di jalur dua UNILA. Namun tak berselang lama, langsung diangkut oleh satpam kini dipindah ke Tugu Adipura.
Karangan bunga tersebut atas nama, Nizwar Affandi (1999-2000), Asrul Sani (2000-2002), M Kurniawan (2003-2004), Ahmad Yani (2014-2015) dan Bambang Irawan (2015-2016).
"Ya gak papa. Daripada malah jadi penyakit ya kita pindahkan kalau gak boleh di situ. Ini sudah pindah ke Tugu Adipura," kata Nizwar, saat dihubungi Senin (11/4/2022).
Menurutnya, kiriman karangan bunga juga sebagai dukungan sebagai alumni yang prihatin dengan kondisi saat ini. "Kita menunjukkan bela kita pada adik-adik kampus supaya mereka lebih percaya diri dan berani," tuturnya.