Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Begini Kronologi Siswa SMK Al Hikmah Meninggal Versi Sekolah dan Dinas

Sekertaris Disdikbud Provinsi Lampung, Tommy (sebelah kiri) mendampingi Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Provinsi Lampung, Zuraida Kherustika (sebelah kanan). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Bandar Lampung, IDN Times - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung angkat bicara ihwal peristiwa siswa SMK Al Hikmah Kalirejo, Muhammad Akil alias MAA (17) meninggal dunia. Siswa itu diduga menerima penganiayaan saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau ekskul bela diri di lingkungan sekoloh setempat.

Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Provinsi Lampung, Zuraida Kherustika menegaskan, kegiatan bela diri diikuti korban Muhammad Akil bukan ekskul resmi diselenggarakan atau diprogramkan SMK Al Hikmah. Tapi, lokasi pelaksanaanya berada di lingkungan sekolah setempat.

"Intinya, kejadian itu bukan sekolah, itu bukan eskul. Jadi anak tersebut mengikuti kegiatan (silat/bela diri) bersama masyarakat, cuman sekolah sebagai ketempatan lokasi pelaksanaannya saja. Ini menurut penjelasan kepala sekolah dan juga guru ekstrakurikuler, bahwa itu bukan ekskul sekolah, bahkan guru eskulnya tidak ikut," katanya kepada IDN Times, Selasa (13/6/2023).

1. Korban mengikuti kegiatan bela diri di luar ekskul dalam kondisi sakit

Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Provinsi Lampung, Zuraida Kherustika. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Berdasarkan pertemuan pihak dinas bersama kepala sekolah dan guru SMK Al Hikmah, Zuraida menjelaskan, korban Muhammad Akil menuntut ilmu di SMK Al Hikmah dengan sistem menempati atau tinggal di asrama sekolah setempat.

Korban diduga mendaftarkan diri dan mengikuti perguruan silat di luar ekstrakulikuler sekolah. Pada saat malam kejadian, Muhammad Akil harus mengikuti ujian akhir kegiatan tersebut, namun sayangnya, kondisi kesehatan korban kurang baik alias sedang sakit.

"Siswa tersebut dalam kondisi kurang sehat, tapi karena ingin sekali mengikuti ujian dan ingin mendapatkan sertifikat atau sabuk, dia ini tidak cerita kalau kondisinya kurang sehat, maka terjadilah seperti itu," terang Zuraida.

Sebagaimana penjelasan pihak sekolah, ia menyebutkan, korban tidak serta merta mengalami penganiayaan atau kekerasan sebagaimana dugaan selama ini beredar di kalangan masyarakat luas.

"Bukan kekerasan, karena kalau silat itu dilakukan memang seperti itu. Ini kata pihak sekolah, ada rekaman dan video dari kepala sekolahnya langsung dan juga ada dari pengasuh asramanya," sambung dia.

2. Sempat mengeluh sakit perut

Ilustrasi korban lakalantas. (IDN Times/Sukma Shakti)

Pascamengikuti ujian akhir kegiatan dimaksud, Zuraida menambahkan, korban Muhammad Akil dalam keadaan baik-baik saja, namun akhirnya sempat menyampaikan keluhan mengalami sakit perut kepada pengasuh asrama. Kemudian langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

"Di sana (rumah sakit), keterangan dokter tidak apa-apa cuman hanya ada sedikit itu sakit perut," katanya.

Meski demikian, korban Muhammad Akil sempat dirawat di rumah sakit setempat, yang pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir. "Iya, siswa ini meninggal dunia di rumah sakit," tambah Zuraida.

3. Luka memar muncul setelah jasad korban diinapkan di rumah duka

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Terkait luka memar dan lebam pada jasad korban Muhammad Akil, dijelaskan Zuraida, tanda-tanda tersebut mulanya tidak ada pada jasad korban. Setelah dipulangkan dan diinapkan di rumah duka, luka dimaksud baru nampak pada sejumlah bagian tubuh jenazah.

"Memar-memar itu sebetulnya awal tidak ada, biasa, karena keinginan bapaknya yang selama ini katanya tidak pernah peduli terhadap anaknya sejak kecil itu," imbuh Zuraida.

"Jadi tidak boleh dimakamkan, tidak boleh disentuh, tidak boleh diapa-apa kan jenazah tersebut. Bayangkan sekian jam, 1 hari 1 malam tidak boleh diapa-apakan, otomatis ya kalau jenazah sudah sekian lama ya bengkak bengkak biru itu keterangan dari sekolah," sambungnya.

4. Disdukcapil Provinsi Lampung ucapkan bela sungkawa

Penampakan lokasi ekhumasi dan autopsi jasad korban MAA di TPU Gebang Induk, Pesawaran. (IDN Times/Istimewa).

Terlepas dari polemik meninggalnya siswa Muhammad Akil, Zuraida menyebut, pihak dinas setempat tetap berbela sungkawa dan sudah langsung menyampaikan ucapan duka ke rumah keluarga korban.

"Sudah, kami jelas berbela sungkawa turut prihatin ke rumah keluarganya. Di sana, kami memberi santunan dari pemerintah provinsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung," tandas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Martin Tobing
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us