Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Biopori di SDN 03 Kertijayan (Sumber: dokumentasi pribadi)
Biopori di SDN 03 Kertijayan (Sumber: dokumentasi pribadi)

Intinya sih...

  • Pemerintah Kota Bandar Lampung menargetkan 1.000 biopori dan penanaman pohon dalam satu bulan untuk mengurangi intensitas banjir.
  • Langkah awal mitigasi dilakukan dengan peningkatan daya resap air tanah dan mengurangi potensi banjir, terutama saat musim hujan.
  • Pj Gubernur Lampung menyoroti kondisi aliran sungai yang membutuhkan perhatian khusus dan serius, termasuk pembebasan lahan untuk embung dan pendalaman sedimen sungai.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menargetkan 1.000 biopori dan penanaman pohon di Kota Tapis Berseri selama satu bulan.

Penjabat sementara (PJs) Wali Kota Bandar Lampung, Budhi Darmawan, mengatakan untuk hal tersebut diperlukan sinergi antara Pemkot Bandar Lampung, Pj Gubernur Lampung, dan balai wilayah mengatasi masalah banjir di Kota Tapis Berseri.

Menurutnya, banjir bukan masalah yang mudah, namun langkah konkret harus segera diambil untuk mengurangi intensitas banjir yang sering terjadi di wilayah setempat.

“Kita harus mulai bergerak. Penanaman pohon dan pembuatan biopori melalui petugas serta alat berat merupakan salah satu upaya antisipasi banjir. Meskipun tidak langsung mengatasi sepenuhnya, mudah-mudahan ada dampaknya,” katanya, Kamis (24/10/2024).

1. Tingkatkan daya serap air tanah

ilustrasi inovasi (pexels.com/Singkham)

Budhi menyampaikan Pemerintah Kota Bandar Lampung menargetkan penanaman 1.000 pohon dan pembuatan 1.000 biopori dalam satu bulan ke depan sebagai langkah awal mitigasi.

"Kita lakukan untuk meningkatkan daya resap air tanah dan mengurangi potensi banjir, terutama saat musim hujan," ujarnya.

2. Pj Gubernur minta penanganan serius

Pj Gubernur Lampung Samsudin tinjau aliran sungai rawan banjir di Bandar Lampung. (Dok. Pemprov Lampung).

Pj Gubernur Lampung, Samsudin, juga turut menyampaikan pandangannya terkait masalah banjir di Bandar Lampung.

Menurutnya, penanganan banjir di kota ini membutuhkan perhatian khusus dan serius, mengingat banyaknya wilayah rawan banjir.

"Kami melakukan inspeksi dengan mengunjungi aliran sungai di Nunyai, Rajabasa. Di sana, banyak rumah yang dibangun di atas aliran sungai, dan ini menambah masalah. Kami sudah sampaikan kepada Wali Kota untuk mencari solusi terbaik," katanya.

Ia menyebut, adanya beberapa cekungan di arus sungai yang menghambat aliran air. Ia menyarankan Pemkot Bandar Lampung melakukan pembebasan lahan guna membangun embung, yang tidak hanya berfungsi sebagai penampung air.

"Saat debit air sedang tinggi ini menjadi tampungan air. Cekungan itu juga bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru bagi warga," jelasnya.

3. Penanganan banjir kiriman di Telukbetung Timur

Personel BPBD Sumsel simulasi penyelamatan banjir (Dok. Istimewa)

Samsudin juga menyoroti kondisi aliran sungai di Teluk Betung Timur (TbT) yang kerap menerima banjir kiriman dari Pesawaran. Menurutnya, solusi untuk wilayah ini adalah dengan melakukan pendalaman sedimen sungai agar aliran air lebih lancar sesuai dengan standar pengaliran sungai.

"Warga di sini mendukung jika dibangun penampungan air, asalkan lingkungan tetap terjaga. Ini menjadi tugas Pemkot, meskipun kita tidak bisa melebarkan sungai lebih jauh," tuturnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team