TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Ribu Warga Lampung Dinyatakan Orang dengan HIV, 1.609 Positif AIDS!

Obat-obatan cukup, pantauan lab pasien belum maksimal

kemenkopmk.go.id

Bandar Lampung, IDN Times - Sebanyak 10.093 orang diperkirakan masuk estimasi sebagai orang dengan HIV (ODHIV) hidup di Provinsi Lampung. Ribuan estimasi ODHIV ini mendeteksi 6.215 orang mengindap HIV dan 1.609 orang dinyatakan positif AIDS.

Itu merujuk pendataan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung terhadap kasus HIV AIDS terjadi di Lampung periode 2002 - 2023.

"Estimasi orang dengan HIV hidup di Provinsi Lampung diperkirakan sebanyak 10.093 orang yang saat ini telah ditemukan sekitar 61,58 persen atau 6.215 orang HIV dan 1.609 orang AIDS," ujar Plt Kadinkes Provinsi Lampung, dr Edwin Rusli saat diminta keterangan, Jumat (8/12/2023). 

1. Terapkan penanggulangan 95-95-95 hingga skrining HIV

Plt Kadinkes Provinsi Lampung, dr Edwin Rusli. (Dok. Dinkes Lampung).

Dalam tujuan penanggulangan HIV, Edwin mengatakan, pihak Dinkes mengimplementasikan metode 95-95-95. Artinya, 95 persen ODHIV ditemukan, maka 95 persen diharapkan dapat masuk dalam perawatan pengobatan, dan 95 persen dari pengobatan maka berhasil pengobatannya ditandai dengan jumlah viral load HIV dalam darah tidak terdeteksi.

Menurutnya, salah satu upaya menemukan ODHIV dilakukan dengan melakukan skrining HIV bagi 8 populasi masuk dalam standar pelayanan minimal (SPM) HIV di kabupaten/kota.

"Untuk SPM kabupaten/kota tertinggi di Pringsewu pada angka 88,13 persen, sedangkan SPM terendah terjadi di Lampung Tengah angka 42,89 persen," ucapnya.

Baca Juga: Telusuri Peran, Mahasiswa ITB Tersangka Joki CPNS Lampung Diperiksa

2. Kendala penjaringan HIV AIDS di Lampung dari pemerintah, sosialisasi, hingga stigma buruk

ilustrasi pita HIV (freepik.com/master1305)

Menyoal angka kasus HIV AIDS tersebut, Ketua Bidang Kajian Penyakit IDI Wilayah Lampung, dr Aditya, M Biomed mengatakan, permasalahan HIV dan AIDS bukan melulu menyangkut urusan kesehatan. Itu karena, sebaran virus bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh itu kuat berkaitan dengan urusan sosial dan ekonomi.

Alhasil, persoalan pencegahan, penanganan, hingga pengobatan jenis penyakit tersebut bisa dikatakan tergolong amat kompleks. Termasuk di Lampung. Itu dibuktikan sebagaimana sajian data Dinkes Provinsi Lampung terhadap ODHIV belum mencapai angka temuan 100 persen.

"Artinya ini ada yang belum terjaring, belum kita dapati (ODHIV). Itu mungkin keterbatasan pemeriksaan, kurangnya sosialisasi, hingga hal-hal yang lain. Jadi memang ada banyak faktor penyebabnya," imbuhnya.

Dikatakannya, kekurangan persentase maksimal pada ODHIV di Lampung itu juga patut diduga akibat stigma negatif masyarakat masih terus tumbuh terhadap pengidap HIV AIDS. "Artinya memang ada masyarakat yang menganggap ini hal buruk dan melakukan, sehingga saat disuruh tes tidak mau dan sebagainya. Jadi ini memang kompleks," sambung dia.

3. Pemantauan pasien secara laboratorium belum maksimal

Ilustrasi tes HIV. caribbeannationalweekly.com

Sejalan dengan kompleksitas pada HIV AIDS, dr Aditya menyampaikan, semua pihak harus bertanggungjawab dalam urusan penanganan dan menyamakan suara tentang pemahaman terhadap HIV AIDS.

"Kalau ditanya sudah optimal itu buktinya masih 60 persen (angka ODHIV). Ini artinya (urusan penanganan HIV AIDS di Lampung) masih gap," ucapnya.

Menyoal penanganan HIV AIDS di Lampung dari segi pengobatan, ia membeberkan, meski secara ketersediaan obat-obatan tergolong cukup terpenuhi, tapi belum diiringi pemantauan secara laboratorium maksimal terhadap para pasien.

"Pasien setelah dikasih obat harus dipantau, apakah efektif tidak, atau misalnya ada masalah lain. Nah itu masih jadi masalah, kadang-kadang reagen-nya itu gak ada, atau apa saja permasalahannya hingga pasien itu tidak bisa dipantau secara laboratorium," lanjutnya.

Berita Terkini Lainnya