TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KIKA Helat Diskusi Buku Ketidakpatuhan dan Demokrasi, Catat Tanggalnya

Publik masih rentan mengekspresikan perbedaan pendapat

ilustrasi demokrasi (unsplash.com/Fred Moon)

Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Chapter Lampung akan menggelar diskusi buku "Ketidakpatuhan dan Demokrasi: Sembilan Kekeliruan tentang Hukum & Aturan." Rencananya, diskusi tersebut bertempat di Perpustakaan Baca Di Bataranila, Jalan Teratai Nomor 574, Hajimena, Natar, Lampung Selatan, Kamis (13/7/2023) mulai pukul 15.00 WIB.

"Diskusi ini bagian dari pertukaran gagasan guna membangun diskursus publik. Harapannya, dapat memperkuat literasi di masyarakat," kata Koordinator KIKA Lampung Dodi Faedlulloh dalam keterangan resmi, Senin (10/7/2023).

Baca Juga: Bersih Pantai Sukaraja, Pandawara: Baru 30 Persen Keseluruhan Sampah

1. Peserta bisa donasi

charity.lovetoknow.com

Dodi mengatakan, dalam diskusi buku tersebut, KIKA Lampung menggandeng sejumlah lembaga, yaitu Penerbit Independen (PIN), Baca Di Bataranila, dan konsentris.id. Nantinya, agenda yang dimoderatori dosen Komunikasi Universitas Lampung Vito Prasetya itu disiarkan langsung di akun Instagram Baca Di Bataranila dan konsentris.id.

Diskusi ini juga dibuka donasi publik. Peserta diskusi dapat berdonasi Rp10 ribu. Dana yang terkumpul digunakan untuk mendukung kegiatan literasi Baca Di Bataranila. Bagi yang hendak mengikuti diskusi sila mengontak Anca (089637344351).

"Mari bergabung dalam diskusi, kawan-kawan," ajak Dodi.

2. Publik masih rentan ketika ingin mengekspresikan perbedaan pendapat

Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Chapter Lampung akan menggelar diskusi buku. (Dok. KIKA).

Menurut Dodi, saat ini, publik masih rentan ketika ingin mengekspresikan perbedaan pendapat terhadap pelbagai kebijakan pemerintah. Dalam masyarakat demokratis, kebebasan berekspresi dan menyampaikan aspirasi adalah hak-hak dasar seyogianya dilindungi.

Namun, dalam situasi hegemonik, protes sering dianggap sebagai penyimpangan, yang mengarah pada situasi banyak orang pada akhirnya memilih untuk diam di hadapan kekuasaan otoriter.

Dodi menjelaskan, buku "Ketidakpatuhan dan Demokrasi" menantang argumen-argumen umum menggambarkan protes dan pembangkangan sipil sebagai ancaman terhadap demokrasi. Umumnya dikatakan, pembangkangan sipil dapat memicu kerusuhan atau kekacauan dan berdampak buruk pada perekonomian suatu negara.

Baca Juga: Dimulai! Ini 7 Sasaran Ops Patuh Krakatau 2023 Polda Lampung

Berita Terkini Lainnya