Bandar Lampung, IDN Times - Fenomena represifitas aparat terhadap band punk Sukatani dengan lagunya berjudul "Bayar Bayar Bayar" disebut membuktikan kekuatan karya seni mampu menggugah banyak orang bersuara dan bersikap kritis.
Menurut Akademisi FISIP Universitas Lampung (Unila), Fuad Abdulgani, respons negatif kepolisian menyikapi kemunculan lagu bernarsi kinerja minor anggotanya ini bukan sekadar upaya represi maupun pembungkaman kebebasan berpendapat. Melainkan lebih mencerminkan antipati pemegang kekuasaan negara terhadap kritik masyarakat.
"Kalau semakin banyak orang kritis dan bersuara, pemegang kekuasaan merasa dapat digoyang, dalam tanda kutip. Ini menunjukan kekuatan karya seni itu sendiri, jadi sebelum keberanian tersebut semakin besar hingga direpresi cepat-cepat," ujarnya dikonfirmasi, Jumat (28/2/2025).