Tradisi ini hampir sama dengan pentas teater yang dilakoni oleh masyarakat. Dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri, tradisi sekura menggambarkan kemenangan, kebebasan, dan kegembiraan manusia dalam menumpahkan kreasi dan ekspresinya.
Dalam acara sekura ini masyarakat mengubah penampilan yang menggambarkan berbagai bentuk sifat di muka bumi ini. Di mana masyarakat menari, memainkan alat musik dengan mengenakan kostum dan topeng yang bervariasi.
Sekura diartikan sebagai topeng atau penutup wajah. Selain sebagai hiburan dan bentuk ekspresi diri, tradisi ini juga sebagai ajang silaturahmi. Terdapat dua teknik sekura yaitu sekura betik helau yang berarti baik dan bersih. Sekura betik ini tercermin dari kostum yang kenakan dalam keadaan bersih dan bagus.
Kemudian sekura kamak yang artinya kotor. Ciri sekura ini mengenakan topeng yang terbuat dari kayu atau dari bahan-bahan bekas sehingga penampilannya akan terlihat lucu, unik dan terlihat lusuh.