Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250913_141127_400.jpg
Head Area PGN Lampung, Ahmad Abrar (tengah) memberikan apresiasi kepada dua pelaku UMKM kuliner Lampung yang menjadi pelanggan produk energi gas bumi PGN, Sabtu (13/9/2025). (IDN Times/Martin L Tobing).

Intinya sih...

  • PGN Area Lampung menargetkan 100 UMKM menggunakan CNG pada 2025, dengan 81 UMKM sudah menjadi pelanggan.

  • Pelaku UMKM kuliner merasakan manfaat penggunaan gas PGN, seperti efisiensi biaya operasional hingga ratusan juta rupiah dalam setahun.

  • Produktivitas dapur meningkat dengan penggunaan gas PGN karena api lebih stabil dan keamanan terjamin.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah bidang kuliner menjadi segmen pasar potensial penggunaan energi gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Merujuk hal itu, PGN Area Lampung intens mensosialisasikan dan menawarkan kepada pelaku usaha kuliner.

1. Bidik 100 UMKM Lampung

ilustrasi kuliner (freepik.com/freepik)

Head Area PGN Lampung, Ahmad Abrar menjelaskan, pihaknya membidik 100 UMKM di Lampung menggunakan gas terkompresi atau Compressed Natural Gas (CNG) pada 2025. Saat ini sudah 81 UMKM menjadi pelanggan CNG dan 15 lainnya dalam tahap progres.

Sedangkan khusus jaringan pipa gas, PGN menargetkan 30 pelanggan baru 2025, dan berencana mengusulkan target lebih dari 30 pelanggan pada 2026. Selain sektor UMKM, PGN juga menyasar segmen rumah tangga.

"2025 ini kami menargetkan 500 rumah tangga tersambung jaringan pipa gas eksisting. Adapun jaringan baru akan difokuskan di wilayah Kedamaian dan Antasari, Kota Bandar Lampung pada tahun depan," ujarnya.

2. Ini kata pelaku UMKM kuliner

ilustrasi chef (pexels.com/Daniel Lee)

Gayung bersambut, pelaku UMKM kuliner merasakan langsung manfaat penggunaan energi dari PGN. Mereka mengklaim, selain efisien dan ramah lingkungan, penggunaan gas PGN mampu menekan biaya operasional hingga ratusan juta rupiah dalam setahun.

General Manager Sambal Seruit Buk Lin. Fadli Sandi, mengatakan, menggunakan gas PGN sejak pertengahan tahun 2024 di cabang Pahoman, Bandar Lampung. Tapi proses sosialisasi dari PGN dimulai 2023.

“Awalnya sempat ragu, tapi setelah coba di Pahoman ternyata lebih hemat. Kalau dibandingkan cabang Sukarame yang masih pakai gas biasa, pemakaiannya bisa selisih 1,6 persen dari omzet. Kalau omzet di atas 1 miliar, penghematannya bisa Rp19 juta per bulan, setahun sekitar 228 juta,” jelas Fadli saat acara Media Gathering di Grand Elty Krakatoa Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (13/9/2025).

3. Produktivitas dapur meningkat

ilustrasi chef (unsplash.com/Johnathan Macedo)

Fadli menjelaskan, selain hemat, produktivitas dapur juga meningkat. Itu karena, api dari gas PGN lebih stabil sehingga makanan lebih cepat tersaji, berbeda dengan cabang Sukarame yang masih sering terkendala. Dari sisi keamanan pun lebih terjamin.

“Selama pakai PGN tidak pernah ada kebocoran. Kalau gas biasa, setahun bisa dua kali bocor. Jadi kami merasakan tiga manfaat langsung, hemat, produktif, dan aman,” ungkapnya. 

Cerita serupa datang dari Ane, pemilik restoran, katering, dan dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program Makan Bergizi Gratis. Ia lebih dari tiga tahun beralih ke gas PGN.

“Dulu tagihan gas bisa sampai 28 juta, lebih mahal dari listrik. Sekarang jauh lebih hemat, praktis, dan aman. Tidak perlu repot bolak-balik isi ulang seperti gas tabung,” jelas Ane.

Editorial Team