Pemanfaatan Jargas PGN untuk sektor UMKM diakui Dimas, selaku pemilik Sate Utami Cabang Way Halim Bandar Lampung. Ia mengatakan, sejak dua bulan lalu sudah beralih ke Jargas PGN.
DImas menambahkan, sebelum menggunakan Jargas, outlet Sate Utami menghabiskan satu atau lebih tabung gas ukuran 12 Kg. Penggunaan tabung itu menurutnya kurang ekonomis.
Itu karena gas mengendap yang tersisa di dalam tabung tidak dapat lagi digunakan dan terbuang, lantaran tekanannya sudah rendah. Meski api tetap hidup pada kompor, namun tidak begitu besar pengaruhnya ke masakan di atasnya.
"Outlet kami baru dua bulan menggunakan Gas PGN, setelah dihitung selisih yang terjadi rata-rata di atas 30 persen bahkan hingga 50 persen, pemakaian saat ini sekitar 2 jutaan per bulan sejak pakai Jargas, dari sebelumnya 4 sampai 5 juta. Nah ini secara bisnis jelas menguntungkan, apalagi penggunaannya simple, tidak harus gonta ganti tabung," paparnya.
Dimas menjelaskan, perbedaan lain menggunakan Jargas dengan tabung gas konvensional adalah , api yang dihasilkan dari kompor juga lebih besar, sehingga makanan lebih cepat matang dan tersaji lebih cepat ke pelanggan. Disinggung kendala, ia mengklaim belum ada, meski harus ada penyesuaian dari kompor, namun tetap fleksibel.