Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini. (Dok. XL Axiata).
Terkait hal itu, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, periode kuartal pertama (Q1) 2024 tahun ini sangat spesial karena berhasil meraih pendapatan data yang positif dibandingkan kuartal sebelumnya (Q4 2023) setelah di beberapa tahun terakhir kuartal pertama biasanya datar saja.
Menurutnya, pertumbuhan pendapatan data periode terlapor ditopang keberhasilan pihaknya mempertahankan harga layanan ditengah semaraknya momentum Pemilihan Umum serta Ramadan sehingga bisa meningkatkan trafik data. Selain itu, dengan total jumlah pelanggan berkualitas yang meningkat dari Q4 2023, yaitu 57,6 juta, provider ini berhasil mendorong penggunaan layanan sehingga trafik juga meningkat sebesar 3,2 persen dibandingkan Q4 2023 serta 18 persen dibandingkan Q1 2023.
Sehingga pada akhirnya turut mendorong kenaikan blended ARPU (average revenue per user) menjadi Rp44 ribu. "Angka tersebut merupakan ARPU tertinggi yang pernah dicapai XL Axiata hingga saat ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (29/4/2024).
Posisi keuangan XL Axiata diklaim sehat per akhir Maret 2024. Itu merujuk utang kotor tercatat di angka Rp11,24 triliun, utang bersih sebesar Rp10,09 triliun. Rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,52x.
XL Axiata berhasil mengelola utang dengan baik, dengan tidak memiliki utang berdenominasi valuta asing, dan menempatkan utang lebih besar pada suku bunga tetap. Sebesar 54 persen dari pinjaman yang ada memiliki suku bunga tetap (fixed) dan 46 persen dari pinjaman memiliki suku bunga mengambang (floating). Free cash flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 10 persen menjadi Rp 2,4 triliun.