Ini Daerah Disasar PGN Pengembangan Proyek Biomethane Ramah Lingkungan

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina, JGC Holdings Corporation (JGC), Osaka Gas Co Ltd, dan Inlez Corporation mulai mengkaji lebih mendalam mengenai komersialisasi biomethane berbahan dasar Palm Oil Mill Effluent (POME) di Indonesia.
Kajian itu melibatkan proses penilaian teknis supply chain, produksi dan pasokan biomethane. Diperkirakan produksi biomethane ini akan dimulai di Sumatera Bagian Selatan 2025 mendatang.
Produksi biomethane tersebut juga digadang dapat mendorong pengembangan renewable energy. Itu karena, dalam proses pembuatannya emisi metana akan dimurnikan menjadi gas biomethane.
“Proyek ini diharapkan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan gas industri dan demand pelanggan di Indonesia, tetapi juga sebagai bukti komitmen Pertamina Group, JGC, Osaka Gas dan INPEX untuk terus mendorong pengembangan renewable energy,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Harry Budi Sidharta dalam keterangan resmi, Rabu (27/9/2023).
1. Proses produksi akan menangkap gas metan sehingga tak picu polusi
Harry menjelaskan, Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan kontribusi sebesar 4,5 persen dari PDB dan mempekerjakan hampir 3 juta orang.
“Secara umum, produksi minyak kelapa sawit akan menyisakan limbah POME yang kaya akan bahan organik, namun menghasilkan limbah berupa emisi metana dalam jumlah besar. Di mana emisi metana ini memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih besar dibandingkan CO2,” terangnya.
Namun, proses produksi ini nantinya akan menangkap limbah gas methane dari POME tersebut, untuk kemudian dimurnikan menjadi gas biomethane. Setelah itu akan disalurkan melalui jaringan pipa gas bumi dan infrastruktur eksisting lainnya ke pelanggan di Indonesia.
“Jadi proyek biomethane ini akan memberikan manfaat berupa pengurangan emisi gas methane, mengurangi emisi karbon, dan memenuhi kebutuhan gas bumi di Indonesia,” jelasnya.