Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)

Intinya sih...

  • Bawang dan cabai merah tetap jadi kontributor utama inflasi tahunan

  • Dorong progam BUMDes dan TPID

  • Sinyal positif pertumbuhan ekonomi daerah di kuartal akhir 2025

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,16 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada September 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional berada di level 0,21 persen (mtm).

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung, Ganjar Jationo mengatakan, angka inflasi 0,16 persen persen ini menunjukkan stabilitas harga di daerah terus terjaga. Kinerja ini memperlihatkan keberhasilan pengendalian harga Pemprov Lampung, terutama melalui penguatan sektor pertanian dan pengelolaan pasokan pangan.

"Sejumlah komoditas pangan yang sebelumnya rawan menjadi pemicu inflasi kini relatif stabil, berkat program optimalisasi distribusi dan dukungan produksi lokal," ujarnya dimintai keterangan, Jumat (3/10/2025).

1. Bawang dan cabai merah tetap jadi kontributor utama inflasi tahunan

Angka inflasi Provinsi Lampung pada September 2025. (Dok. BPS Lampung).

Ganjar melanjutkan, sejumlah komoditas masih mengalami kenaikan harga sepanjang September 2025 adalah cabai merah, daging ayam ras, emas perhiasan, salak, dan produk perawatan seperti deodoran.

Namun, kenaikan tersebut berhasil diimbangi dengan penurunan harga bawang merah, vitamin, tomat, makanan hewan peliharaan, serta susu cair kemasan.

"Bawang merah dan cabai merah tetap menjadi kontributor utama inflasi tahunan di Lampung bersama beras dan daging ayam ras, tapi dampaknya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya karena ketersediaan pasokan lokal lebih terjaga. Perbaikan distribusi dari sentra produksi di berbagai kabupaten turut membantu menahan laju kenaikan harga," bebernya.

2. Dorong progam BUMDes dan TPID

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Thomas Eder)

Lebih lanjut, Pemprov Lampung dalam beberapa tahun terakhir disebut terus mendorong program intensifikasi pertanian dan penguatan BUMDes sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan daerah. Katanya, kebijakan ini terbukti menopang stabilitas harga dengan memperkuat rantai pasok dari tingkat desa hingga pasar kota.

Selain itu, pengendalian inflasi juga ditopang oleh kerja sama lintas sektor melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Tim ini memantau ketersediaan stok dan kelancaran distribusi pangan, termasuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang hari besar keagamaan atau saat terjadi cuaca ekstrem memengaruhi hasil panen.

"BPS mencatat, secara spasial beberapa wilayah indeks harga konsumen (IHK) di Lampung mengalami variasi inflasi tahunan. Kota Bandar Lampung tercatat inflasi 0,37 persen dan Metro 0,39 persen. Sementara Mesuji dan Lampung Timur justru mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,42 persen dan 0,19 persen," terang Ganjar.

Menurutnya, deflasi di dua kabupaten itu menunjukkan keberhasilan sektor pertanian dalam menyediakan pasokan pangan melimpah sehingga harga beberapa komoditas strategis turun. "Kondisi ini menjadi contoh bahwa penguatan produksi lokal mampu menjadi bantalan terhadap gejolak harga di tingkat provinsi," lanjut dia.

3. Sinyal positif pertumbuhan ekonomi daerah di kuartal akhir 2025

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Ganjar menambahkan, keberhasilan Lampung menekan inflasi di bawah rata-rata nasional juga tidak lepas dari strategi pembangunan infrastruktur pendukung pertanian, seperti peningkatan akses jalan produksi dan fasilitas penyimpanan hasil panen.

Selain berdampak pada stabilitas harga, penguatan sektor pertanian turut meningkatkan daya saing produk lokal di pasar. Beras, cabai, dan bawang merah Lampung mampu mengisi kebutuhan daerah sendiri sekaligus menyuplai wilayah lain di Sumatera.

"Kondisi inflasi yang terkendali menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah di kuartal akhir 2025. Daya beli masyarakat cenderung terjaga karena harga pangan tidak melonjak tajam, sementara sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi daerah tetap produktif, sebutnya.

Di samping itu, Pemprov Lampung menargetkan pengendalian inflasi akan terus dipertahankan melalui penguatan stok pangan dan hilirisasi hasil pertanian.

"Langkah ini sejalan dengan upaya meningkatkan pendapatan petani, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," sambung dia.

Editorial Team