ilustrasi bubuk cabai (pixabay.com/gyzx3001996391)
Erwin mengatakan, di Indonesia saat ini sebagian besar sistem pertaniannya masih tradisional. Itulah sebabnya masa panen selalu dibarengi dengan harga produk yang turun. Karena, petani tidak menahan produk lebih lama, sehingga pemasaran harus dilakukan dengan cepat agar produk cepat habis.
"Cabai gak mungkin kita simpan satu atau dua minggu, bisa busuk dan tidak laku. Mau gak mau musim panen tiba jika harga yang ada tidak mampu menghasilkan hasil panen maka harga diturunkan agar harga cabai terserap di pasar," mereka.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Erwin menyarankan, cabai tidak hanya dijual mentah tapi diolah agar awet. Sehingga cabai tersebut bisa dijual selama satu sampai dua bulan ke depan.
"Kita harus melihat pengelolaan di beberapa negara ekspor cabai yang pertaniannya modern. Misal diolah jadi saus atau bubuk cabai. Saya yakin kalau itu dilakukan tidak ada penurunan harga. Sehingga masalah ini bisa diatasi," terangnya.
Selain itu Erwin juga menyarankan mencari daerah atau negara yang kekurangan pemasokan cabai ekspor. Namun untuk melakukan ekspor cabai menurutnya butuh teknologi pertanian yang memadai.
"Di Indonesia saat ini kalau diekspor ke Malaysia atau Thailand saja sudah busuk. Karena tingkat keawetannya kurang," katanya.