21 Ton Ikan Kerapu Hidup dari Lampung Diekspor ke Hong Kong

- 21 ton ikan kerapu hidup diekspor ke Hong Kong, nilai ekonomis mencapai Rp3 miliar.
- Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Lampung memastikan kesehatan dan kualitas ikan sebelum diekspor.
- Ikan kerapu asal Lampung menjadi primadona di pasar internasional karena tingginya permintaan dan harga jualnya yang tinggi.
Bandar Lampung, IDN Times – Sebanyak 21 ton ikan kerapu hidup asal Provinsi Lampung berhasil diekspor ke Hong Kong, dengan nilai ekonomis mencapai Rp3 miliar. Jenis ikan kerapu yang diekspor meliputi kerapu cantik (macan batik), cantang, sunuk, dan macan, masing-masing memiliki berat rata-rata 1 kg per ekor.
"Total ekspor mencapai 21 ton ikan kerapu hidup, yang dikirim menggunakan kapal pengangkut ikan MV Cheung Kam Wah," ungkap Donni Muksydayan, Kepala Karantina Lampung, pada Sabtu (31/8/2024).
1. Puluhan ton ikan kerapu diekspor telah mengantongi health certificate

Menurut Donni, kegiatan ekspor ini difasilitasi oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Lampung yang memastikan bahwa seluruh ikan kerapu telah melalui serangkaian tindakan karantina untuk menjamin kesehatan dan kualitas ikan sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
"Proses karantina melibatkan pemeriksaan kesehatan fisik dan pengujian laboratorium. Setelah dinyatakan sehat, ikan-ikan ini diberikan sertifikat kesehatan (health certificate) yang menjadi salah satu syarat utama ekspor," jelas Donni.
Ia menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan arahan Badan Karantina Indonesia untuk memperkuat sistem perkarantinaan, termasuk peningkatan fasilitas pemeriksaan dan kemampuan petugas. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesehatan dan keamanan produk yang dilalulintaskan.
2. Salah satu primadona pasar dagang dunia

Lebih lanjut, Donni menjelaskan bahwa ikan kerapu asal Lampung menjadi salah satu primadona di pasar internasional karena tingginya permintaan. "Ikan kerapu memiliki potensi ekspor yang besar, dan harga jualnya termasuk yang tertinggi di antara ikan laut lainnya. Hal ini dikarenakan budidayanya yang masih tergolong jarang dan membutuhkan waktu cukup lama," ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa hasil perikanan Lampung memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar global. "Kami akan terus konsisten mendukung peningkatan ekspor di sektor hewan, ikan, dan tumbuhan," ujarnya.
3. Gencarkan perilaku ekspor komoditas Lampung

Donni juga menegaskan bahwa Karantina Lampung berkomitmen untuk membuka peluang sebesar-besarnya bagi pelaku usaha lokal dalam meningkatkan kegiatan ekspor di Provinsi Lampung. "Salah satu upaya kami adalah dengan mengadakan diskusi dan membuka konsultasi terkait persyaratan maupun kendala dalam mengirim produk ekspor," tutupnya.
Dengan adanya ekspor ikan kerapu ini, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi lokal dan memperkuat posisi Lampung sebagai salah satu produsen ikan kerapu berkualitas di pasar internasional.