Tren Pops Of Colour (Instagram/styled.daisy)
Tren "pops of colour" dalam dunia fashion muncul pada pertengahan abad ke-20. Pada tahun 1960-an, para desainer seperti Pierre Cardin dan Mary Quant mulai mengeksplorasi warna-warna cerah dan pola geometris dalam koleksi mereka, menciptakan revolusi visual menggugah semangat zaman kelam pada masa itu pasca perang dunia II. Era tersebut dikenal sebagai masa kebangkitan kreativitas, di mana warna-warna mencolok dianggap sebagai simbol kebebasan dan pergerakan sosial.
Memasuki tahun 1980-an, desainer seperti Gianni Versace dan Jean Paul Gaultier semakin menekankan pentingnya warna dalam fashion, dengan penggunaan warna neon menggugah semangat dan memancarkan energi. Tren ini diperkuat dengan budaya hiphop, Jazz, serta RnB di akhir 80-an dan awal 90-an, bersamaan dengan tren disko.
Banyak artis hiphop, Jazz, dan RnB menggunakan fashion pops of colour. Artis seperti Kanye West dan Pharrell Williams sering mengenakan pakaian berwarna cerah, menciptakan citra yang berani dan inovatif. Fashion streetwear yang diadopsi oleh banyak artis hip-hop sering kali menggabungkan elemen warna mencolok, menjadikannya bagian integral dari identitas mereka.
Dalam genre jazz, meskipun lebih dikenal dengan kesan lebih elegan dan klasik, banyak musisi juga mulai mengeksplorasi warna dalam penampilan mereka. Musisi seperti Esperanza Spalding tidak hanya menarik perhatian dengan bakat musiknya, tetapi juga dengan gaya fashion berani dan penuh warna, mencerminkan kepribadian dan kreativitas mereka.
Selama era disko, fashion menjadi salah satu bentuk ekspresi paling menonjol. Pakaian dikenakan oleh para penggemar disko mulai dari celana ketat berkilau hingga gaun berbulu sering kali dipadukan dengan aksesori penuh warna, menciptakan pernyataan visual mencolok dan energik.
Gaya ini, dengan pengaruh dari desainer seperti Halston dan Diane von Furstenberg, mempopulerkan ide warna dapat menambah daya tarik dan meningkatkan pengalaman sosial. Tren ini berlanjut hingga awal 2000-an, ketika warna-warna bold dan berani menjadi pilihan utama dalam berbagai koleksi, menciptakan pernyataan visual kuat.
Hingga saat ini, "pops of colour" tetap relevan dalam fashion modern, dengan desainer kontemporer seperti Balenciaga dan Valentino mengintegrasikan warna-warna cerah dalam desain mereka, menciptakan kombinasi warna menarik antara klasik dan avant-garde. Dalam setiap musimnya, pops of colour terus berevolusi, membuktikan bahwa warna adalah bahasa universal sehingga dapat menggambarkan emosi dan identitas individu dalam dunia yang terus berubah.