Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/Drazen Zigic)

Intinya sih...

  • Menerima kenyataan pasangan mengalami low energy sebagai langkah awal yang penting

  • Dengarkan tanpa menghakimi, tunjukkan empati dengan bahasa tubuh yang tepat, hindari memaksakan aktivitas atau percakapan berat

  • Tawarkan bantuan dengan lembut dan tidak menggurui, jaga suasana rumah tetap tenang dan mendukung, dukung gaya hidup sehat tanpa memaksa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam sebuah hubungan, dinamika emosional dan fisik dari masing-masing individu sangat memengaruhi keseimbangan serta keharmonisan yang terjalin. Tidak semua hari akan dipenuhi semangat dan keceriaan.

Ada kalanya, salah satu pihak mengalami kelelahan baik secara emosional maupun fisik. Kondisi yang disebut dengan istilah low energy ini membuat kehilangan energi atau semangat dalam menjalani aktivitas harian.

Menerima kenyataan pasangan sedang mengalami low energy merupakan langkah awal yang penting. Keadaan ini bukan bentuk kelemahan, melainkan sinyal bahwa tubuh dan pikiran sedang memerlukan perhatian khusus.

Dalam hubungan yang sehat, penting untuk membangun empati dan kesabaran agar dapat saling mendukung saat menghadapi kondisi seperti ini.

Berikut tujuh cara efektif yang dapat dilakukan untuk menghadapi pasangan yang sedang mengalami low energy. Jangan diskip, ya!

1. Dengarkan tanpa menghakimi

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/wayhomestudio)

Salah satu cara paling mendasar dalam menghadapi pasangan mengalami low energy adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Ketika seseorang merasa lelah secara emosional, ia mungkin tidak membutuhkan saran atau solusi segera.

Yang dibutuhkan justru adalah ruang aman untuk mengekspresikan perasaannya tanpa rasa takut dihakimi. Menyediakan waktu dan perhatian penuh ketika pasangan berbicara, menjadi bentuk penghargaan atas keberadaannya.

Mendengarkan dengan tulus melibatkan seluruh perhatian, termasuk bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang menunjukkan empati. Hindari menyela atau mencoba membandingkan pengalamannya dengan orang lain.

Berikan pasangan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dengan tenang. Dalam banyak kasus, perasaan dihargai karena didengarkan akan sangat membantu proses pemulihan energinya.

2. Tunjukkan empati dengan bahasa tubuh yang tepat

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/freepik)

Komunikasi tidak hanya terjadi melalui kata-kata, tetapi juga melalui bahasa tubuh. Pasangan yang sedang mengalami low energy sangat peka terhadap sinyal nonverbal.

Sentuhan lembut, tatapan penuh kasih, atau sekadar duduk berdampingan tanpa kata-kata dapat memberikan rasa nyaman yang mendalam. Tindakan ini memberi sinyal kehadiran dan dukungan tetap ada, bahkan tanpa harus banyak berbicara.

Memahami pentingnya kehadiran fisik yang menenangkan bisa memberikan efek terapeutik bagi pasangan. Bahasa tubuh yang menunjukkan ketenangan dan kasih sayang akan membantu menciptakan suasana yang aman.

Hindari gerakan yang tergesa-gesa, tatapan tajam, atau sikap tubuh yang tertutup. Semua ekspresi ini dapat memengaruhi kenyamanan pasangan dalam menghadapi masa-masa sulitnya.

3. Hindari memaksakan aktivitas atau percakapan berat

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/tirachardz)

Ketika pasangan berada dalam kondisi low energy, sangat penting untuk tidak memaksakan aktivitas yang memerlukan energi berlebih atau percakapan yang terlalu berat. Dorongan untuk segera memperbaiki suasana hati pasangan kadang justru membawa tekanan yang tidak dibutuhkan.

Setiap individu memiliki cara dan waktu tersendiri dalam mengembalikan energi dan semangatnya. Menghormati ruang personal dan ritme pemulihan pasangan menunjukkan kedewasaan dalam hubungan.

Terkadang, ketenangan dan kehadiran dalam diam menjadi bentuk dukungan paling efektif. Dengan membiarkan pasangan mengatur waktunya sendiri, suasana hati akan kembali pulih secara alami. Ketika energi sudah cukup stabil, barulah aktivitas yang lebih intens bisa kembali dilakukan bersama.

4. Tawarkan bantuan dengan lembut dan tidak menggurui

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/tirachardz)

Dalam situasi tertentu, pasangan yang sedang mengalami low energy mungkin kesulitan menyelesaikan tanggung jawab sehari-hari. Memberikan bantuan dengan cara yang lembut dan tidak menggurui dapat menjadi bentuk kepedulian yang sangat dihargai.

Misalnya, membantu pekerjaan rumah tangga, menyiapkan makanan, atau sekadar mengingatkan untuk beristirahat dengan cukup. Memberikan bantuan tidak selalu harus besar, namun harus diberikan dengan hati-hati agar tidak terkesan meremehkan.

Hindari nada suara yang menunjukkan dominasi atau penghakiman. Gunakan kalimat sederhana yang mencerminkan niat baik tanpa menyudutkan. Pendekatan ini akan membuat pasangan merasa lebih dihargai dan tidak merasa gagal dalam menjalani perannya sehari-hari.

5. Jaga suasana rumah tetap tenang dan mendukung

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/freepik)

Lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap pemulihan energi seseorang. Ketika pasangan mengalami low energy, suasana rumah yang penuh tekanan, kebisingan, atau ketegangan emosional justru akan memperburuk keadaan. Menjaga rumah tetap tenang, bersih, dan nyaman bisa menjadi langkah efektif dalam membantu pasangan merasa lebih baik.

Ciptakan suasana yang menenangkan dengan hal-hal sederhana, seperti pencahayaan yang lembut, wewangian alami dari lilin aromaterapi, atau alunan musik yang menyejukkan. Kehadiran lingkungan yang mendukung akan membantu proses pemulihan mental dan emosional pasangan. Ini menunjukkan tempat tinggal bukan hanya tempat tinggal fisik, tetapi juga ruang pemulihan yang aman dan menyenangkan.

6. Dukung gaya hidup sehat tanpa memaksa

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/yanalya)

Kondisi low energy sering kali berkaitan erat dengan pola hidup yang kurang seimbang. Mendorong pasangan untuk menjalani gaya hidup sehat bisa menjadi bagian dari solusi, asalkan dilakukan dengan penuh pengertian.

Ajak pasangan untuk berjalan santai bersama, menikmati makanan bergizi, atau tidur lebih awal tanpa menjadikan hal tersebut sebagai tuntutan yang kaku. Penting untuk tidak membuat pasangan merasa bersalah atas kondisi tubuh atau emosinya.

Berikan dorongan yang membangun dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengintimidasi. Jika pasangan merasa dihargai dalam setiap proses, besar kemungkinan ia akan lebih terbuka untuk mengadopsi kebiasaan yang menyehatkan. Gaya hidup yang seimbang akan sangat membantu memperbaiki kondisi energi secara bertahap.

7. Bersabar dan jangan menjadikan diri sebagai pusat perhatian

ilustrasi pasangan yang mengalami low energy (freepik.com/freepik)

Menghadapi pasangan yang sedang tidak bersemangat memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. Saat energi pasangan menurun, mungkin interaksi terasa berkurang, dan perhatian tidak lagi seintens sebelumnya. Dalam kondisi ini, penting untuk tidak menjadikan diri sendiri sebagai pusat perhatian dan menuntut pemenuhan emosional yang sama seperti biasanya.

Hubungan yang matang menuntut kemampuan untuk berempati dan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasangan. Menahan diri dari keluhan pribadi dan lebih fokus pada apa yang sedang dialami pasangan akan memperkuat ikatan emosional dalam hubungan. Ketika pasangan kembali pulih, ia akan mengingat sikap pengertian dan ketulusan yang diberikan selama masa sulit. Ini akan memperkuat rasa saling percaya dan mempererat kedekatan emosional dalam jangka panjang.

Ketika seseorang mampu menemani pasangannya melewati masa-masa penuh kelelahan dengan tulus, kepercayaan dan rasa cinta akan tumbuh lebih dalam. Dukungan yang tepat di saat sulit menjadi fondasi yang kokoh bagi hubungan jangka panjang yang bahagia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team