TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Strategi Meredakan Kemarahan Selama Ramadan, Perbanyak Sabar?

Jangan biarkan emosi memicu tindakan anarkis

ilustrasi marah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Intinya Sih...

  • Menjalani ibadah puasa memicu kemarahan karena lelah dan keterbatasan energi.
  • Kegiatan spiritual dan menghindari situasi pemicu kemarahan membantu meredakan emosi.
  • Mengalihkan perhatian, berpikir sebelum bertindak, dan mencari nasihat bijaksana dapat membantu mengendalikan kemarahan.

Menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan memang menjadi momen dinanti-nantikan. Tapi bukan berarti tidak memiliki tantangan. Rasa lelah dan keterbatasan energi sering mengganggu kestabilan emosi. Permasalahan kecil dan sederhana kerap memancing kemarahan.

Namun demikian, mengikuti rasa marah juga bukan keputusan yang tepat. Karena ini justru membuat esensi bulan Ramadan hilang dalam sekejap. Dalam rangka meredakan kemerahan selama bulan puasa, ada beberapa strategi bisa kamu terapkan. Semoga informasi ini bisa membantu.

1. Melibatkan diri dalam kegiatan spiritual

ilustrasi shalat (pexels.com/Thirdman)

Banyak hal memicu kemarahan selama bulan Ramadan. Contohnya saat merasa lelah dengan rutinitas yang tidak ada habisnya. Akibat menuruti kemarahan, mungkin saja memicu tindakan anarkis yang merugikan diri sendiri.

Selama bulan puasa, tentu kita harus bisa meredakan kemarahan. Salah satu yang patut diterapkan adalah melibatkan diri dalam kegiatan spiritual. Contohnya mengikuti kajian agama. Atau saat kamu ikut tadarus Alquran. Kegiatan spiritual akan mendatangkan ketenangan hati dan pikiran.

2. Menghindari situasi memicu kemarahan

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Pernahkah kamu merasa gampang marah selama bulan puasa? Contohnya saat mendapati pekerjaan yang tidak bisa selesai dengan maksimal. Di satu sisi, kemarahan bisa menghilangkan esensi dari bulan Ramadan yang sebenarnya.

Tentu kita harus mampu meredakan kemarahan selama bulan puasa ini. Salah satunya dengan menghindari situasi yang memicu kemarahan. Tidak ada salahnya kamu menjauh dan menepi sejenak. Meskipun sebentar, tapi upaya ini bisa menetralisir hati dan pikiran sehingga tidak terbawa gejolak emosi.

Baca Juga: 5 Distorsi Mental Dapat Mengganggu Interaksi Sosial 

3. Mengalihkan perhatian pada kegiatan lebih positif

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/Danang Wicaksono)

Tidak dapat dimungkiri selama bulan Ramadan kita memiliki keterbatasan energi. Aktivitas sedikit saja sudah membuat lelah. Menghadapi kondisi demikian, kita kerap terpancing kemarahan. Bahkan untuk persoalan kecil dan sederhana sekalipun.

Di sinilah kita harus mampu meredakan kemarahan agar tidak menguasai diri. Kamu bisa mengalihkan perhatian pada kegiatan yang lebih positif. Contohnya melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Atau mengalihkan emosi dengan mengasah keterampilan. Secara perlahan, fokus terhadap kemarahan akan terbagi dengan kegiatan lainnya.

4. Berpikir sebelum berbicara atau bertindak

ilustrasi perempuan berhijab (pexels com/Kamyar Akrep)

Mungkin kamu pernah merasakan emosi kurang stabil selama menjalani ibadah puasa. Apalagi dalam kondisi lelah dan lapar mendapati situasi tidak diharapkan. Tapi apakah pantas jika kita menyikapi kondisi demikian dengan kemarahan tanpa terkendali?

Sebaliknya, perlu strategi meredakan kemarahan selama bulan puasa. Di antaranya Berpikir sebelum berbicara atau bertindak. Kamu selalu mempertimbangkan berbagai macam konsekuensi yang mungkin dihadapi. Dalam mengambil tindakan selalu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerugian.

5. Mengingat nasihat tentang pengendalian diri

ilustrasi laki-laki sedih (burst.shopify.com/Matthew henry)

Menuruti kemarahan di bulan puasa bukan keputusan yang tepat. Sesaat mungkin kamu merasa lega karena berhasil menumpahkan sumpah serapah. Tapi setelahnya, pasti akan ada penyesalan karena tidak bisa menahan diri dari kemarahan.

Sebaliknya, kamu perlu meredakan kemarahan di bulan yang mulia ini. Ketika gejolak emosi itu muncul, ingat nasihat mengenai pengendalian diri. Kamu bisa mengingat kembali tentang pentingnya kesabaran dalam menyelesaikan masalah. Karena kemarahan sesaat justru membawa penyesalan berlarut-larut.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya