TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Menyelesaikan Konflik Harus Totalitas, Kok Bisa?

Supaya tidak menimbulkan permasalahan yang lebih rumit

ilustrasi menyelesaikan konflik (pexels.com/Antoni Shkraba)

Intinya Sih...

  • Perbedaan pola pikir dan tujuan sering mengakibatkan konflik
  • Konflik harus diatasi secara totalitas untuk menghindari permasalahan yang lebih rumit
  • Perselisihan yang tidak selesai bisa berkembang pesat dan merembet ke lingkup yang lebih besar

Tidak semua orang memiliki jalan pikiran yang sama. Pasti ada perbedaan-perbedaan yang menyertai. Contohnya seperti perbedaan pola pikir, atau perbedaan tujuan dan kepentingan. Rangkaian perbedaan tersebut kerap mengakibatkan terjadinya konflik.

Ternyata, menyelesaikan konflik harus totalitas. Usahakan perselisihan bisa diatasi secara penuh. Jangan hanya setengah-setengah tanpa ada solusi yang pasti. Apa harus demikian? Pastinya tidak terlepas dari suatu alasan.

1. Untuk mengatasi akar masalah

ilustrasi menyelesaikan konflik (pexels.com/Fauxels)

Perbedaan pola pikir dan tujuan sering mengakibatkan terjadinya konflik. Seseorang berselisih paham dan mengedepankan kebenaran masing-masing. Ternyata konflik tidak bisa diatasi setengah-setengah. Tapi harus dilakukan secara totalitas.

Karena ini berkaitan dengan akar masalah yang muncul. Saat totalitas dalam mengatasi,  permasalahan bisa langsung beres. Keputusan dan solusi yang diambil bisa langsung tepat sasaran.

2. Mencegah persoalan lebih rumit

ilustrasi menyelesaikan konflik (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mungkin kamu pernah melihat penyelesaian konflik yang setengah-setengah. Tidak ada langkah pemecahan yang pasti di dalamnya. Bisa dikatakan, konflik tidak benar-benar selesai. Mengatasi konflik seperti ini bukan cara yang efektif.

Mengapa menyelesaikan konflik harus totalitas? Rupanya tidak terlepas dari alasan yang menyertai. Hal ini bertujuan mencegah persoalan yang lebih rumit. Satu persoalan tidak melebar ke banyak hal.  Apalagi konflik menimbulkan kekacauan bagi banyak pihak.

Baca Juga: 6 Akibat Saat Tidak Nyaman dengan Gaya Hidup Dijalani

3. Supaya situasi segera terkendali

ilustrasi bersama teman (pexels.com/Fauxels)

Apa yang terjadi saat situasi sama sekali tidak terkendali? Bisa dipastikan mengganggu kenyamanan bersama. Konflik dalam skala kecil bisa berkembang pesat. Untuk selanjutnya menimbulkan kekacauan dalam lingkup yang lebih besar.

Di sinilah pentingnya menyelesaikan konflik secara totalitas. Ini dimaksudkan agar situasi cepat terkendali. Perselisihan tidak berlarut-larut. Lingkungan bisa berjalan kondusif dalam waktu cepat.

4. Mencegah terjadinya konflik berulang

ilustrasi menyelesaikan konflik (pexels.com/Yan Krukau)

Konflik yang terjadi sekarang tidak menutup kemungkinan terjadi lagi di masa depan. Apalagi tidak ada langkah penyelesaian yang pasti di dalamnya. Bisa dikatakan, perselisihan masih berakhir menggantung. Bahkan persoalan kecil dan sepele bisa memicu perselisihan kembali.

Oleh sebab itu, konflik dan perselisihan harus diselesaikan secara tuntas. Semua orang harus totalitas dalam mengatasinya. Tidak sikap mengandung hitamkan dan saling melempar tanggung jawab. Semua orang berjalan sesuai dengan porsinya.

5. Membatasi pihak-pihak tidak berkepentingan agar tidak ikut campur

ilustrasi menyelesaikan konflik (pexels.com/Kampus Production)

Menyelesaikan konflik dan perselisihan bukan perkara mudah. Apalagi menyelesaikan konflik dan perselisihan hanya setengah-setengah. Bisa dipastikan banyak kemungkinan buruk terjadi. Untuk ingin mengacaukan rencana bersama.

Mengingat akan hal tersebut, penting untuk menyelesaikan konflik secara totalitas. Langkah ini bisa membatasi pihak-pihak yang tidak berkepentingan agar tidak ikut campur. Karena keberadaan mereka bisa memperkeruh suasana. Konflik bisa merembet banyak hal yang tidak seharusnya dijadikan perselisihan.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya