Sejatinya, maskulin menjadi identitas diri seorang pria bersifat memiliki ketahanan mental tinggi dan fisik berparas kuat. Ini menjadikan pria nampak jantan dimata orang lain, dapat menjadi sebuah harga diri dalam pribadi kita masing-masing.
Pandangan tersebut melahirkan anggapan perilaku seperti “kamu itu pria, dan pria gak boleh nangis”, beserta hal-hal berbau “lemah” ditolak. Selain itu juga, beranggapan beberapa aktivitas identik dengan perempuan tidak boleh dilakukan pria.
Fenomena seperti ini, melahirkan sebuah masalah bernama toxic masculinity dapat berdampak buruk bagi sosial maupun mental si pria. Oleh karena itu, simak tips dibawah ini untuk menghindarinya.