Tari Cangget Lampung. (indomenari.blogspot.com).
Tari Cangget ini telah dikenal sejak masa penjajahan Jepang tahun 1942 di mana sudah menjadi sebuah hiburan dan berkembang hingga sekarang. Pada zaman Jepang, Tari Cangget ini dibawakan untuk memperingati acara gawi adat seperti saat panen raya, mendirikan rumah atau lainnya.
Akan tetapi pada masa sekarang Tari Cangget ini sering dibawakan untuk mengiringi acara perkawinan yang di dalamnya terdapat juga pemberian gelar adat. Sama halnya tari tradisional lainnya, pada saat menampilkan Tari Cangget ini menggunakan pakaian adat dan juga alat musik khas Lampung. Adapun beberapa properti yang digunakan seperti:
- Keris, digunakan ketika tari igel.
- Jepana, alat yang digunakan ketika mengantar atau menjemput tamu agung, sesepuh adat maupun puteri kepala adat.
- Payung, alat ini terbagi menjadi dua warna yaitu putih yang melambangkan kesucian dan kuning melambangkan keagungan.
- Tombak, digunakan saat tari igel.
- Talam emas, digunakan sebagai landasan untuk menurunkan atau menaikkan para sesepuh adat atau tetua adat dari jepana yang memasuki Sesat Agung maupun sebaliknya.
Selain itu, Tari Cangget ini juga memakai beberapa musik pengiring seperti:
- Canang Lunik sebanyak 8-12 buah.
- Bende sebanyak 1 buah.
- Gujeh sebanyak 1 buah.
- Gong sebanyak 2 buah.Gendang sebanyak 1 buah.
- Pepetuk sebanyak 2 buah.
- Busana dan properti.
Lagu-lagu yang mengiringi penampilan dari Tari Cangget antara lain:
- Tabuh Mapak/Nyabuik Temui
- Tabuh Tari
- Serliah Adak
- Mikhul Bekekes
- Gupek
- Hujan Turun