Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi Pendidikan

Pernah jabat Kaprodi hingga dekan di ITB

Bandar Lampung, IDN Times - Kesuksesan tidak diperoleh secara instan, melainkan perlu proses, kerja keras, dan perjuangan. Kalimat tersebut tercermin dari kisah perjalanan hidup sosok Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) periode 2022-2026 Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha.

Terlahir di salah satu desa terpencil di Denpasar, Bali 22 Mei 1965, Prof Pugeg sudah harus berpisah dari kedua orang tua sejak menamatkan bangku Sekolah Dasar (SD). Ituu dilakukan untuk merantau ke kota setempat agar bisa mengeyam pendidikan lanjutan yang lebih tinggi.

Berkecimpung di dunia pendidikan lebih dari 30 tahun, sosok muslim keturunan Bali tersebut membagikan sekelumit kisahnya kepada IDN Times, hingga pada akhirnya menambatkan diri untuk mengabadi pada dunia pendidikan.

1. Merantau demi menempuh pendidikan sejak tamat SD

Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi PendidikanRektor ITERA Prof I Nyoman Pugeg. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Berasal dari keluarga sederhana I Nyoman Pugeg Aryantha kecil menghabiskan jenjang pendidikan bangku SD, SMP, hingga SMA di daerah Denpasar. Namun itu diakui tak mudah, lantaran selesai menamatkan pendidikan SD dirinya harus terbiasa hidup mandiri dan terpisah dari kedua orang tua demi merantau ke Kota Denpasar.

Hal tersebut harus dilakukan, mengingat kala itu desa setempat tidak memiliki sekolah untuk jenjang pendidikan SMP maupun SMA.

"Dari SMP saya sudah rela merantau berpisah dari orang tua, sudah hidup kost di Kota Denpasar. Alhamdulillah SD, SMP, SMA terbilang prestasinya cukup baik," imbuhnya.

Perjuangan tersebut diakui terbayar tuntas, itu kala terpilih mengikuti Program Penelusuran Minat dan Keterampilan Bakat dari pemerintah di 1984 dan dinyatakan lolos Perguruan Tinggi ITB pada Fakultas Biologi untuk Program Studi Biologi. Perantauan I Nyoman Pugeg kembali berbuah manis pasca menamatkan jenjang S1, ia direkrut oleh salah satu dosen pembimbing untuk mengikuti program pengkaderan dosen ITB.

"Mungkin bisa dibilang, memang passion saya menuntut ilmu dan lebih ke dunia akademik. Saya memulai ini semua sebagai dosen di ITB," sambung dia.

2. Mendapat gelar dari universitas Amerika dan Australia

Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi PendidikanCRN Australia

Sebagai sosok akademika, Prof Pugeg diketahui juga telah menamatkan sederet pendidikan bergensi di perguruan tinggi luar negeri. Misalnya, Postgraduate non-degree Program di The Ohio State University, Amerika pada 1991 dan Mater leading to PhD Program di The University of Melbourne, Australia pada 1998.

Langkah tersebut bukan tanpa alasan, Prof Pugeg berkeinginan bisa berkontribusi langsung untuk dunia pendidikan Tanah Air. Tujuannya dapat memeratakan pendidikan yang berkualitas di tengah-tengah masyarakat melalui tiap tapak pengabdiannya.

"Angka literasi untuk mengecap pendidikan kita memang sudah cukup baik, tapi masyarakat kita dibanding negara maju tingkat pendidikannya masih lebih rendah," katanya.

Baca Juga: Prof I Nyoman Pugeg Aryantha Sah Rektor ITERA, Ini Pesan Mas Nadiem 

3. Sederet jabatan strategis semasa pengabdian di ITB

Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi PendidikanKampus ITB Dokumen itb.ac.id

Sebelum terpilih dan ditetapkan menjadi Rektor ITERA, Prof Pugeg telah mengemban sejumlah jabatan strategis di ITB, semisal Ketua Prodi Magister-Doctor Biologi, Dekan SITH, Ketua HKI, hingga Kepala Pusat Ilmu Hayati di ITB. Selama itu juga, sederet pencapaian dan prestasi pernah direngkuh salah satunya kala menjabat sebagai Dekan di ITB.

"Bukan mengklaim signifikan, tapi selama itu (menjadi dekan) saya merasa cukup puas bisa mengantar fakultas lebih berkinerja di inovasi dan riset dari 2015 sampai 2020," katanya.

Hingga akhirnya kini dikukuhkan sebagai Rektor ITERA, Prof Pugeg mengaku ini merupakan kepercayaan amanat besar dan berat dan menjadi salah satu capai tertinggi dalam hidup. Maka tak heran kedudukan tersebut menghantar rasa haru.

"Saya sangat mengapresiasi kepada pihak-pihak yang memberikan amanat. Bersyukur semoga ini menjadi ladang pengabdian yang insaallah bisa saya manfaatkan untuk dunia pendidikan," sambung pria 57 tahun tersebut.

Meski sempat tersemat rasa ragu menerima kepercayaan besar sebagai rekor, Prof Pugeng menyebut, keyakinan hati kiat bertambah tatkala sang istri dan anak memberikan dorongan dan semangat, untuk memimpin ITERA selama 4 tahun ke depan. "Tentu doa anak istri terus mengalir," lanjut dia.

4. Mengusung visi ITERA menuju kampus bermaslahat dan bermartabat

Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi PendidikanInstitut Teknologi Sumatera. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Dalam masa kepemimpinannya nanti, I Nyoman Pugeg Aryantha akan mengusung visi ITERA menuju kampus mandiri kuat bermaslahat dan bermartabat. Itu akan dipertegas dalam beberapa prioritas akan dilakukan, mulai dari peningkatan akreditasi prodi dan institusi, peningkatan kualitas staf dosen dan non dosen, peningkatan nilai rewarding baik intangible maupun tangible, hingga perbaikan dan penambahan fasilitas sarpras akademik.

Selain itu, sang rektor juga mulai merintis kemandirian pendanaan jangka panjang melalui hilirisasi inovasi baik dalam bentuk teaching factory, teaching clinic, dan teaching consulting.

"Kami akan merintis kemandirian SDM melalui skema NIDK termasuk program profesor emeritus membangun bangsa, turut mensukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui program pendidikan dinamis dan kreatif, hingga penguatan program SDG terkait isu global," katanya.

Maka dari itu, ia pun mohon doa, dukungan, dan bantuan kerjasama untuk bisa memaksimalkan capaian dari sederet ikhtiar tersebut. "Semoga pertolongan Allah SWT memberkati ITERA sebagai kampus ramah, maslahat, modern bermarwah dunia,” sambung dia.

5. Ajak milenial tumbuhkan pemikiran kreatif dan inovatif

Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi Pendidikangoogle-okezone.com

Prof Pugeg juga sempat menyampaikan pasan kepada para kaum milenial, terkhusus mahasiswa ITERA dapat menerapkan konsep 'Ulil Albab', hingga menjadikan kreativitas dan inovativitas selalu tumbuh dan beradaptasi terhadap perubahan perkembangan zaman.

"Jadikanlah setiap event itu untuk ajang melahirkan pemikiran-pemikiran dan hasilkan karya yang bermanfaat," tandas sang rektor.

Baca Juga: Sertijab Rektor ITERA, Aksi Prof Pugeg Naik Podium Beri Gelas dan Air

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya