Kisah Regina, Relawan Lampung Bantu Korban Bencana Gunung Semeru

Aktif digerakan kemanusiaan sejak bangku SMA

"Banyak orang bilang ngapain sih repot-repot jauh-jauh ke lokasi bencana, orang berlindung ini kok malah mendekat,"

Kalimat tersebut acapkali terdengar di telinga Regina Locita Pratiwi, Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Metro-Lampung Tengah. Ia merupakan salah satu dari segelintir orang menganggap menjadi relawan adalah kegiatan mengasyikan dan memiliki banyak manfaat. 

Teranyar, Regina baru saja bertolak ke Lumajang, Jawa Timur untuk membantu korban bencana letusan Gunung Semeru sempat menarik perhatian publik Tanah Air beberapa waktu kebelakang. Dara asal Kota Metro, Provinsi Lampung ini menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan pokok dan dasar senilai Rp100 juta.

Lalu bagaimana cerita Regina selama berada di kawasan bencana Gunung Semeru? Apa saja suka duka menjadi seorang relawan? Berikut IDN Times rangkum kisah inspiratifnya.

1. Kondisi bencana letusan Gunung Semeru perlahan mulai berangsur membaik

Kisah Regina, Relawan Lampung Bantu Korban Bencana Gunung SemeruPotret Regina saat bergerak menjadi relawan. (Instagram/@reginalopra)

Kepergian Regina menuju kawasan bencana Gunung Semeru, guna menyalurkan hasil kemitraan pihak ACT Kota Metro bersama Qolsa Store, salah satu toko penyediaan outfit remaja wanita di kota setempat, untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok dan dasar kepada korban erupsi Gunung Semeru senilai Rp100 juta.

Bertolak sejak 12 Desember 2021 dan baru kembali ke kediaman pada 17 Desember 2021, Regina turut menginformasikan kondisi terkini di wilayah setempat perlahan berangsur mulai membaik sejak pertama kali bercana terjadi. Meskipun beberapa momen bencana susulan masih terjadi seperti banjir lahar dingin, guguran awan panas, hingga gempa.

"Paling parah daerah terdampak di Candipuro. Lokasi ini sempat ada awan panas disertai lahar dingin dan di sebagian wilayah, juga masih terkena lahar panas mengalir ke bawah," katanya.

Selama berada di lokasi bencana Gunung Semeru, Regina lebih banyak dan aktif guna menangani assesment dan distribusi bantuan. "Kami tim Lampung yang berangkat 2 orang, tapi memang (ACT) dari tiap daerah mengirimkan perwakilan," sambungnya," Jumat (17/12/2021). 

2. Aktif digerakan kemanusiaan sejak SMA

Kisah Regina, Relawan Lampung Bantu Korban Bencana Gunung SemeruPotret Regina saat bergerak menjadi relawan. (Instagram/@reginalopra)

Menarik sedikit kebelakang, Regina telah aktif mengikuti sejumlah organisasi atau perkumpulan gerakan kemanusiaan sejak duduk di bangku SMA dan memilih fokus berkecimpung di lembaga kemanusiaan pada 2012.

Tak banyak kata dapat merepresentasikan pilihan hidup Regina, untuk terus ambil bagian dalam gerakan kemanusiaan. Pasalnya, hal tersebut murni dari panggilan hati demi bisa saling membantu dan memperdulikan antar sesama manusia.

"Saya pribadi memang dari dulu passion-nya di sana, kalau kita tidak punya jiwa kemanusiaan belum tentu orang mau. Ini panggilan hati dan ketika berada di lokasi punya rasa kepuasan tersendiri, bukan berarti senang melihat orang menderita tetapi bisa bahagia karena membantu orang lain secara langsung," jelasnya.

Baca Juga: Cerita Dokter Muda, Pulang Kampung Operasikan Klinik demi Warga Desa

3. Modal menjadi seorang relawan

Kisah Regina, Relawan Lampung Bantu Korban Bencana Gunung SemeruPotret Regina saat bergerak menjadi relawan. (Instagram/@reginalopra)

Seorang relawan tak semata-mata bermodalkan keinginan, namun sudah seharusnya turut dibekali kondisi fisik prima serta kemampuan sesuai bidang masing-masing. Mulai dari bidang rescue, medis, psikolog, logistik, assesment dan lainnya.

Menurut Regina hal tersebut amat penting disadari dan dikuasai seorang relawan, sehingga dapat benar-benar bermanfaat tatkala diterjunkan langsung ke medan bencana.

"Jangan sampai ketika di sana, justru relawan tersebut malah menjadi korban dan harus ikut dievakuasi. Intinya, jangan jadikan alasan menyelamatkan korban untuk jadi korban," imbuhnya.

Selain itu, ia turut menginginkan sejatinya menjadi relawan punya kesulitan dan tantangan. Itu lantaran masing-masing lokasi bencana memiliki kondisi dan situasi berbeda-beda. "Jangan pernah angap pukul rata semua bencana sama, karena tiap daerah ada cerita sendiri-sendiri," lanjut Regina.

4. Momen haru sekaligus membekas

Kisah Regina, Relawan Lampung Bantu Korban Bencana Gunung SemeruPotret Regina saat bergerak menjadi relawan. (Instagram/@reginalopra)

Aktif menjadi relawan sejak bertahun-tahun lalu, Regina ikut membagikan salah satu momen haru sekaligus membekas selama berkecimpung langsung membantu para korban bencana alam. Itu tepatnya saat tsunami menghantam Selat Sunda sehingga menerjang sejumlah lokasi di Provinsi Banten dan Lampung, khususnya Kalianda, Lampung Selatan Desember 2018.

Meski telah memasuki 2021, Regina kembali menyambangi daerah terdampak tsunami di Kalianda. Secara tiba-tiba salah satu perempuan warga sekitar mengaku waktu itu pernah ditolongnya menyampaikan rasa terimakasih mendalam.

"Ketika kejadian itu saya menang intens ke sana (Kalianda) selama 2 bulan. Ibu itu bilang kalau 'mba ini dulu bayi saya, yang dibantu waktu masih berumur 3 hari itu'. Ini bukti, ternyata orang yang kita bantu itu terus mengingatkan kita," kata dia.

5. Kian jauh dari rasa takut

Kisah Regina, Relawan Lampung Bantu Korban Bencana Gunung SemeruPotret Regina saat bergerak menjadi relawan. (Instagram/@reginalopra)

Meski telah ambil bagian menjadi relawan bencana dalam kurun waktu cukup lama, Regina mengaku selama ini tak sekalipun merasakan trauma atau takut. Justru sebaliknya, ia bahkan ingin terus terjun langsung membantu korban bencana.

Kendati dari banyaknya pelajaran selama ini, Regina tak menampik pengalaman tersebut lebih meningkatkan rasa kewaspadaan dalam diri pribadi.

"Ketika orang takut, kita harus berusaha tidak takut untuk membantu orang. Ketika mereka berusaha kabur, kita harus lebih berani buat menolong mereka," tandas Regina.

Baca Juga: Cerita Kreator Digital Lampung, dari Hobi Jadi Cuan Menggiurkan

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya