Waktu Imsak, Tanda Berhenti Makan dan Minum? Ini Penjelasan Ahli Falak

Ada perbedaan jadwal imsak di beberapa instansi

Bandar Lampung, IDN Times - Waktu Ismak pada bulan Ramadan menjadi hal penting bagi umat muslim supaya mengetahui batas makan dan minum untuk mulai menunaikan ibadah puasa. Sebab itu sangat penting untuk memiliki jadwal Imsak supaya tahu kapan waktu Imsak tiba.

Namun masih banyak yang bingung dan belum memahami waktu Imsak. Apalagi ada beberapa perbedaan jadwal imsak sehingga membuat masyarakat bingung. 

Berikut ini IDN Times rangkum ketentuan Imsak dan hal-hal perlu diperhatikan supaya tidak salah memahaminya berdasarkan penjelasan Moelki Fahmi Ardliansyah, Dosen Ilmu Falak IAIN Metro.

1. Waktu imsak bukan awal untuk puasa

Waktu Imsak, Tanda Berhenti Makan dan Minum? Ini Penjelasan Ahli FalakIlustrasi sahur

Berdasarkan penjelasan Moelki Fahmi dilansir dari metrouniv.ac.id, waktu imsak tidak dijelaskan ketentuannya dalam syariat. Namun, waktu imsak sangat berguna sebagai penanda akan dimulainya puasa. Sehingga tidak mendadak apabila sedang melaksanakan makan sahur.

Menurutnya, ada beberapa hal perlu diperhatikan memaknai waktu imsak, di antaranya, waktu imsak bukanlah awal untuk puasa, yang berarti tidak boleh makan sahur, namun sebagai penanda akan dimulainya puasa. Sehingga masih ada beberapa saat untuk menyelesaikan makan sahur.

“Tapi bukan berarti waktu imsak diabaikan atau bahkan dipahami mulainya puasa ketika waktu adzan subuh. Karena, waktu subuh yang ada sesungguhnya telah ditambahkan ihtiyath  2-3 menit. Dimana ihtiyath tersebut untuk memberlakukan jadwal dalam cakupan satu daerah. Oleh karenanya, boleh jadi subuh sudah masuk sebelum waktu tersebut,” terangnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan Ibadah Puasa, Cegah Kanker hingga Jaga Jantung

2. Beberapa instansi memiliki jadwal imsak versi masing-masing

Waktu Imsak, Tanda Berhenti Makan dan Minum? Ini Penjelasan Ahli Falakilustrasi Imsak (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut Moelki menjelaskan, waktu imsak dirumuskan dari hadis yang menjelaskan, jarak Nabi antara makan Sahur dan Adzan subuh kira-kira bacaan 50 ayat Al Quran. Dari hal tersebut, kemudian para ahli falak memformulasikan waktu imsak adalah 10 menit sebelum waktu subuh.

Menurutnya kini banyak beredar jadwal imsakiyah dengan berbagai macam versi. Mulai dari yang dikeluarkan pemerintah, ormas, kampus bahkan individu. Disampaikan Moelki, ada 4 hal membedakan dari setiap versi imsak tersebut.

Pertama, berbedanya kriteria digunakan. Misal untuk subuh, ketinggian Matahari ada yang menggunakan -20 derajat ada yang menggunakan -18 derajat.

Kedua, berbeda dalam mengambil koordinat dijadikan markaz perhitungan. Ketiga, waktu ihtiyath diberlakukan berbeda-beda, ada yang menggunakan 2 menit dan ada 3 menit. Keempat, keberlakuan jadwal berbeda.

3. Seharunya jadwal imsak beredar hasilnya sama

Waktu Imsak, Tanda Berhenti Makan dan Minum? Ini Penjelasan Ahli FalakPixabay.com

Moelki mengatakan, sudah selayaknya jadwal imsakiyah beredar hasilnya sama, sehingga tidak membingungkan masyarakat. Menurutnya, untuk kemaslahatan perlu disepakati bersama menggunakan ketentuan yang sama baik dari sisi astronomi maupun keberlakuannya.

Pemerintah dalam hal ini Kemenag RI telah mempunyai rumusan baku mengenai perhitungan waktu salat/imsakiyah. Bahkan, lanjutnya, memiliki hasil riset menyatakan ketinggian Matahari waktu subuh sudah tepat menggunakan -20 derajat. Sehingga jadwal imsakiyah dihitung berdasarkan kriteria tersebut.

4. Perlu memberlakukan jadwal imsak tiap kabupaten/kota

Waktu Imsak, Tanda Berhenti Makan dan Minum? Ini Penjelasan Ahli Falakilustrasi makan sahur (pexels.com/Thirdman)

Moelki menambahkan, perlu juga memperhatikan keberlakuan jadwal untuk satu daerah kabupaten/kota. Dalam hal ini, perhitungan jadwal imsakiyah mengambil titik koordinat tengah (centroid) kabupaten/kota untuk basis perhitungannya. Sehingga bisa diberlakukan untuk satu kabupaten/kota, tanpa harus menghitung atau konversi waktu masing-masing kecamatan.

“Keberlakuan jadwal untuk satu kabupaten/kota sangat relevan dan masih tercover dalam waktu ihtiyath 2-3 menit. Apalagi dihitung berdasarkan koordinat centroid,” ujarnya.

Menurutnya, kriteria dan ketentuan yang sama, dimana jadwal imsakiyah dihitung menggunakan koordinat centroid dan diberlakukan untuk wilayatul hukmi satu kabupaten/kota. Maka hal ini dapat menciptakan kenyamanan dan kemaslahatan di masyarakat.

“Karena masyarakat akan memperoleh info jadwal yang sama meskipun yang mengeluarkan berbeda-beda. Namun demikian, realita yang ada jadwal imsakiyah yang kita temui masih berbeda-beda. Sehingga kita perlu cermat dalam membaca dan menyikapi ragam versi jadwal imsakiyah,” terangnya.

Baca Juga: Rekomendasi Mukena untuk Salat Tarawih selama Ramadan!

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya