Saatnya Menjadi Generasi Strawberry Produktif dan Tinggi Empati

Yuk tepis label gen Z itu generasi rapuh

Bandar Lampung, IDN Times - Sudah pernah dengar istilah strawberry generation? Meski namanya terlihat bagus karena berasal dari buah cantik, ternyata generasi strawberry disebut sebagai generasi kreatif namun lunak dan kurang tahan banting.

Itu sesuai dengan tekstur strawberry terlihat cantik namun akan mudah hancur saat ditekan. Label generasi strawberry sebagai generasi tidak tahan banting dan mudah putus asa ini sering disematkan pada Generasi Z.

Itu karena, kelahiran generasi baru ini sudah dimudahkan dengan teknologi dan pesatnya perputaran informasi. Tapi, sebagai generasi hebat, tentu kamu jangan terbawa arus dengan label tersebut.

Sudah saatnya generasi strawberry bisa menunjukkan bahwa kreativitas kamu bisa membuat perubahan baik untuk masa depan. Lalu bagaimana caranya menepis label itu pada generasi strawberry?

Berikut IDN Times rangkum selengkapnya.

1. Ini dia membuat Gen Z terlihat rapuh

Saatnya Menjadi Generasi Strawberry Produktif dan Tinggi EmpatiPexels.com/Andrea Piacquadio

Generasi strawberry memiliki ciri-ciri mudah tersinggung, plin plan, mudah putus asa dan memiliki rasa malas tinggi. Namun Kemudahan teknologi saat ini membuat gen z lebih kreatif. Itu bisa kita lihat di media sosial banyak kreativitas dari gen z dalam memanfaatkan teknologi.

Namun, menurut Neneng Julia Rizky dari Do Something Indonesia Specialist, sisi rapuh dari generasi strawberry terlihat dari adanya beberapa kasus menimpa mereka. Seperti mudah tertipu oleh penipuan online, kerap melakukan perundungan di media sosial dan masih banyak lainnya.

"Masih banyak Gen Strawberry tidak tahu caranya berinternet dan menjadi warga digital yang baik dan bertanggungjawab," kata Neneng Dalam webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Kreativitas Generasi Stroberi, Si Kreatif Nan Tangguh dalam akun YouTube @siberkreasi.

2. Kamu perlu berhati-hati di dunia digital ya

Saatnya Menjadi Generasi Strawberry Produktif dan Tinggi EmpatiUnsplash.com /Glen Carrie

Neneng menjelaskan, generasi strawberry identik dengan kebebasan dan kreativitas tanpa batas sering melupakan namanya ada batasan dalam berekspresi.

Menurutnya, untuk menjaga iklim dunia cyber tetap positif dan tidak ada satu pun generasi strawberry mengalami kejahatan cyber, setiap warga digital perlu menjalankan kewajibannya.

"Caranya menjaga identitas mereka, berpikir kritis dan selalu berempati di internet. Karena dengan karakteristik generasi strawberry gampang tersinggung maka perlu hati-hati dalam bertindak di internet," terangnya.

Baca Juga: Keren! Mahasiswa Unila Bikin Sosis dari Jantung Pisang dan Tempe

3. Tidak semua gen z adalah generasi strawberry

Saatnya Menjadi Generasi Strawberry Produktif dan Tinggi EmpatiIlustrasi generasi milenial.Google

Acara tersebut juga menghadirkan, Wakil Rektor 3 IKB London School of Public Relations (LSPR) Taufan Teguh Akbari. Menurutnya, tidak semua generasi Z adalah generasi strawberry. Karena label tersebut dilihat dari sekelompok umur tertentu. Namun, ada Gen Z masuk label generasi strawberry dan ada juga yang tidak.

Taufan mengatakan, teknologi digital harus membentuk karakteristik Gen Z untuk mengembangkan potensi mereka.

Fungsinya, agar Gen Z tidak mudah terjerat kebohongan yang beredar di media sosial. Sebab Gen Z yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa dalam hal teknologi 10-20 tahun mendatang.

4. Perlu belajar banyak hal

Saatnya Menjadi Generasi Strawberry Produktif dan Tinggi Empatiteamwork.com

Lebih lanjut, Taufan menjelaskan, perkembangan begitu cepat harus memacu Gen Z untuk terus belajar dan kaya literasi. Sehingga, tidak hanya fokus pada satu ilmu pengetahuan saja, tapi bisa belajar ilmu pengetahuan lainnya.

"Karena ke depan tidak ada yang tahu karirnya akan berlabuh di mana. Jadi tipsnya do something, speak up, berteman dengan banyak orang, keluar dari zona nyaman. Lawan stigma yang ditempel ke generasi kamu kerena itu hanya label Anak-anak Indonesia itu unik kok," tuturnya.

5. Gen Z jangan jadi robot, pintar tapi tidak punya hati

Saatnya Menjadi Generasi Strawberry Produktif dan Tinggi EmpatiBergie 81/Deviant Art

Taufan juga memberi tips agar Gen Z memaksa diri diri kita keluar dari zona homogenitas. Karena zona itu mencelakakan kita. Seperti karakter generasi strawberry gampang mengkerut jadi bagaimana caranya mereka dilatih supaya memiliki resistensi bagus.

"Dengan latihan, mereka akan mendapat pengalaman, kedewasaan sosial, intelektual dan kecerdasan emosi semakin matang. Jangan sampai Gen Z akan seperti robot, super pintar tapi tidak punya perasaan," ujarnya.

Ia menambahkan, Gen Z harus melatih sesuatu yang bisa mempertajam otak, memperhalus hati, memperbnyak praktek serta jangan takut gagal.

"Jangan takut punya haters. Lebih baik punya haters ketika kita melakukan sesuatu daripada punya haters saat kita tidak melakukan apa-apa," tandasnya.

Itulah beberapa tips agar generasi strawberry menjadi produktif dan tinggi empati. Kamu sudah siap? 

Baca Juga: Mahasiswa ITERA Bikin Alat Pendorong Kecepatan Angin Produksi Listrik

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya