Kisah Guru Bandar Lampung Terpanggil Mengajar Gratis di Panti Asuhan

Berawal bagi nasi kotak, dirikan Yayasan Menuai Masa Depan

Bandar Lampung, IDN Times - Sumpah Pemuda dimaknai penanda periode kemerdekaan bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda juga menegaskan transformasi perjuangan melawan penjajah berlandaskan semangat persatuan dan nasionalisme, sekaligus meninggalkan perjuangan yang bersifat kedaerahan dengan memilih persatuan sebagai jalan utama.

Tongkat estafet mempertahankan kemerdekaan kini juga berada di tangan generasi muda saat ini yang memegang peranan penting dan berpengaruh pada perkembangan Indonesia saat ini dan nanti.

Di Kota Bandar Lampung juga terdapat gerakan anak-anak muda dibidang pendidikan yang berdampak pada generasi mendatang. Adalah Yayasan Menuai Masa Depan didirikan oleh kakak beradik Sondang Amelia K Situmorang dan Rida Evilina.

Berikut IDN Times rangkum cerita selengkapnya.

1. Berawal dari membagikan nasi kotak

Kisah Guru Bandar Lampung Terpanggil Mengajar Gratis di Panti AsuhanYayasan menuai masa depan melakukan kegiatan mengajar di panti asuhan (Instagram.com/menuaimasadepan)

Rida menceritakan, awal mendirikan Yayasan Menuai Masa Depan tersebut bermula pada kegiatannya membagikan nasi kotak gratis di pinggir jalan awal pandemik COVID-19 lalu. Kemudian, bersama sang adik yang merupakan pengajar di sekolah internasional Bangkok, Rida berinisiatif mengajar di panti asuhan.

Menurutnya pilihan panti asuhan karena anak-anak di panti kurang mendapat pendidikan yang layak dan tidak punya kesempatan belajar di sekolah bagus.

"Karena kalau mau memperbaiki satu generasi cuma dikasih makan itu kan sekali langsung habis. Tapi kalau mengajar ini lebih berdampak di pendidikan. Kebetulan saya juga guru di bahasa Inggris dan adik saya guru mengajar tentang soft skill," kata alamuni FKIP Bahasa Inggris Unila ini, Kamis (21/10/2021).

2. Adopsi pembelajaran internasional

Kisah Guru Bandar Lampung Terpanggil Mengajar Gratis di Panti AsuhanYayasan menuai masa depan melakukan kegiatan mengajar di panti asuhan (Instagram.com/Sondangamaliakaransiska)

Rida mengatakan, fokus belajar disampaikan pada anak-anak panti asuhan adalah menkolaborasikan pelajaran bahasa Inggris dengan latihan soft skill seperti berbicara di depan publik, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan membangun rasa percaya diri pada anak-anak.

"Biasanya kalau di sekolah kan datang, duduk, diam, dengar. Kami mengadopsi pembelajaran dari luar negeri, campur dengan game, mengemukakan pendapat, membangun rasa percaya dan kritis pada suatu masalah. Hal-hal kami rasa penting dimiliki anak-anak supaya mereka ke depan bisa berhasil," ujar guru mengajar di SMA Penabur Bandar Lampung itu. 

Bahkan, Rida melanjutkan, proses pembelajaran dilakukan secara berkala, agar lebih terlihat perubahan anak-anak yang diberi pembelajaran tersebut. Dari awalnya tidak berani berbicara di depan publik jadi berani.

"Jadi gak cuma dua hari, tapi stay di satu panti asuhan satu tahun untuk membangun soft skill itu. Sebelumnya kami survei dulu panti asuhan yang memiliki penanggung jawab melanjutkan apa yang kami berikan," jelasnya.

Baca Juga: Cerita Penjaga Air Bersih Rela Tak Digaji, Tetap Layani Keluhan Warga

3. Ingin merangkul anak jalanan tak dapat akses belajar

Kisah Guru Bandar Lampung Terpanggil Mengajar Gratis di Panti AsuhanIlustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kini, yayasan tersebut sudah berbadan hukum dan mengajar di tiga panti asuhan Kota Bandar Lampung. Menurut Rida untuk saat ini memang fokus di panti asuhan karena belum memiliki banyak tenaga pengajar. Namun ke depan ia ingin merangkul anak jalanan yang tidak berkesempatan sekolah.

"Tapi sekarang kita belum ada kantor, jadi kalau mau menampung anak jalanan buat belajar belum ada ruangan," terangnya.

Selain itu Rida juga sangat ingin mengajak anak muda terutama mahasiswa tingkat akhir bergabung dengan yayasan miliknya. Supaya bisa diberi pembelajaran cara mengajar soft skill pada anak-anak.

"Jadi setelah kami beri bekal itu mereka juga bisa menyebar ke banyak panti. Cuma sekarang cukup sulit mencari anak muda yang memang punya niat ke arah itu," ujarnya.

4. Akan buat program berbayar untuk sekolah

Kisah Guru Bandar Lampung Terpanggil Mengajar Gratis di Panti AsuhanMajalah Al Haromain

Rida juga menyampaikan, selain masih terkendala tenaga pengajar, biaya menjadi kendala menjalankan program belajar gratis itu. Untuk itu, pihaknya ingin membuka kelas soft skill itu untuk sekolah negeri atau sekolah di Bandar Lampung secara berbayar tapi terjangkau.

"Jadi subsidi silang, anak lain dari panti asuhan dan anak jalanan yang tidak memiliki cukup biaya bisa kami ajarkan dari hasil program berbayar itu," tuturnya.

Selama ini menurut Rida, biaya mereka gunakan masih mengandalkan dana pribadi atau bantuan dari teman-teman sekitar yang mengetahui yayasan tersebut.

5. Berharap ada banyak guru fokus di pendidikan

Kisah Guru Bandar Lampung Terpanggil Mengajar Gratis di Panti AsuhanYayasan menuai masa depan melakukan kegiatan mengajar di panti asuhan (Instagram.com/menuaimasadepan)

Selain fokus pada pembelajaran anak sekolah, Rida juga memberikan pelatihan seminar online bagaimana mengajar yang menarik untuk para guru. Seminar itu berbayar dan hasilnya digunakan untuk kegiatan mengajar di panti asuhan.

Rida berharap, ada kerja sama yang baik antara guru, orangtua dan pemerintah mewujudkan pendidikan yang lebih maju lagi. Terutama keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh pada pendidikan anak.

"Kenapa di luar negeri bisa maju di kita enggak?. Harusnya kita juga bisa ketika kita punya banyak guru yang fokus di pendidikan," harapnya.

Baca Juga: Kisah Susan Rawat Kucing Jalanan di Lampung, Merasa Berdosa jika Mati

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya