Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar 

Bisnis digital tak mudah tapi menguntungkan

Tulang Bawang, IDN Times - Generasi milenial dan Gen Z merupakan generasi melek digital karena saat ini perkembangan teknologi semakin canggih dan membuat semua sektor dunia kerja tak bisa lepas dari digital. Tak heran jika banyak milenial dan Gen Z tertarik dengan pekerjaan secara digital apalagi bisa dilakukan di mana saja, atau lebih dikenal dengan istilah work from everywhere.

Fleksibilitas tempat dan waktu kerja membuat pekerjaan ini semakin diminati milenial. Salah satunya adalah menjadi konten creator di media sosial atau bisnis desain grafis di sebuah flatform pasar online.

Kali ini IDN Times merangkum cerita menarik dari milenial Lampung menggeluti bisnis digital di berbagai flatform pasar online hingga mendapatkan ratusan hingga ribuan dolar. Penasaran dengan kisahnya? Simak selengkapnya di bawah ini ya.

1. Butuh kesabaran memulai bisnis digital

Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar Ilustrasi desain Alvin Pamungkas (instagram/vilan.std)

Menggeluti bisnis digital menurut Alvin Pamungkas memang bukan hal mudah. Prosesnya cukup panjang dan butuh kesabaran untuk bisa memetik hasilnya.

Laki-laki kelahiran 1998 itu sudah memulainya sejak 2018 lalu dan baru bisa merasakan hasilnya pada pertengahan 2021. Awal ia menggunakan kemampuan desain grafis dipelajari secara otodidak itu untuk menjual jasa vector wajah dengan harga Rp30 sampai Rp50 ribu per desain.

Namun tak cukup puas dengan penghasilan didapat, ia mencoba riset terkait bisnis digital menguntungkan. “Nah di tahun 2018 itu aku gak sengaja nemu platform Fiverr tempat jual beli jasa desain gitu," ujarnya.

"Jadi aku pelajari gimana mekanismenya, terus sekitar April 2021 baru dapet klien pertama. Emang berat banget sih, karena abis itu harus nunggu sekitar enam bulan dulu baru dapet klien lagi,” cerita alumni SMKN 1 Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang itu kepada IDN Times, Minggu (19/2/2023).

2. Tips membuat pembeli tertarik

Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar Ilustrasi desain Alvin Pamungkas (instagram/vilan.std)

Alvin juga menceritakan tantangan menjual jasa desain di platform Fiverr memiliki banyak kompetitor sehingga mahir desain saja tidak cukup. Itu karena sudah banyak lebih ahli dan tingkatannya lebih tinggi.

Menurutnya perlu ada strategi untuk menggaet pembeli supaya tertarik dengan desain terpasang di etalase akunnya. Selain itu desain dibuat harus memiliki ciri khas dan memberikan servis yang baik, supaya pembeli tidak kecewa.

“Intinya kita harus punya effort buat share karya kita, karena biar orang tau kalau kita itu jualan. Terus riset juga, gimana model desain kreator lain, jadi nanti aku bikin agak beda. Sama ini sih, aku suka kasih bonus ilustrasi ke pembeli jadi mereka ngerasa di tempat aku lebih murah padahal harga pasarannya sama kaya yang lain,” terangnya.

Baca Juga: Rajut Asa Raih Cita, Kisah Perantauan Mahasiswa Papua di Tanah Lampung

3. Project termahal seharga 1.000 dolar

Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar Ilustrasi desain Alvin Pamungkas (instagram/vilan.std)

Meski kini Alvin sudah bisa menikmati hasil jerih payahnya memulai bisnis ini dari nol, ia tak pernah melupakan masa-masa sulitnya harus menjual laptop untuk kebutuhan keluarga sehingga tak memiliki alat untuk berkarya dan menghasilkan uang.  Namun itu tak menyurutkan semangatnya

. Laki-laki juga gemar bermusik itu, meminjam komputer milik temannya untuk mengerjakan orderan desain dari klien.

“Jadi waktu itu temenku emang ada PC buat kerjaan dia. Kalau dia kerjanya dari sore sampai malem, aku malem sampai pagi. Misal aku briefing sama klien jam 11 malem, nanti aku kerjain jam 2 sampai jam 5 pagi itu baru selesai,” ujarnya.

Tak nyaman karena terus menumpang dengan teman, Alvin akhirnya memberanikan diri membeli laptop secara cicilan. Ternyata itu justru membuat bisnisnya semakin dikenal dan banyak klien menawarkan project desain.

“Karena semakin rame kliennya, harga desain aku jadi tergantung kerumitannya. Satu desain pernah dapet 90 dolar, 400 dolar sampai paling banyak pernah dapat satu project 1.000 dolar. Apalagi klien luar negeri ini banyak yang royal suka kasih tip sampe 60 dolar. Kadang harga desain 50 dolar, malah mintanya 70 dolar aja.  Dari situ aku bisa lunasin cicilan, beli HP, iPad, motor dan perlengkapan lainnya buat kerjaan juga,” tuturnya.

4. Kewalahan handle project, mulai pekerjakan tim

Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar Ilustrasi desain Alvin Pamungkas (instagram/vilan.std)

Menurut Alvin, bekerja secara digital memang menyenangkan apalagi ini adalah bisnisnya sendiri sehingga tak banyak aturan harus ia patuhi. Itulah membuatnya nyaman dan tak ingin beralih ke pekerjaan lain.

Namun ia juga sempat merasa jenuh karena setiap hari hanya menatap layar laptop untuk mendesain project dari klien. Sehingga pada awal 2022 lalu, ia mulai mempekerjakan beberapa tim untuk menangani projectnya.

Menurutnya selain memudahkan pekerjaanya ia juga sekaligus berbagi pekerjaan dengan rekannya yang masih kesulitan mencari kerja.

Selain menjual karyanya di fpatform Fiverr dengan nama akun Vilanpams (ilustrasi), ia juga membuat konten visual 3D animation di bank gambar Freepik dengan nama akun sama.

Menurutnya freepik juga cukup menguntungkan karena setiap ada yang mendowonlad gambarnya, ia akan mendapatkan komisi.

“Kalau di Fiverr kan aku lebih ke desain kartun, kalau di Freepik animasi 3D terus kadang dapet project logo dari perusahaan juga. Ke depan aku pengin kembangin lagi bisnis digital ini,” ujarnya.

5. Coba berbagai bisnis online

Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar Ilustrasi clothing Pandex milik Revanda Dannish (IDN Times/Istimewa)

Bisnis digital juga diminati oleh Revanda Dennis Pradana sejak di PHK karena pengurangan karyawan saat pandemik COVID-19 lalu. Laki-laki kelahiran Lampung Tengah 2001 ini juga memutuskan bergelut dibidang desain grafis meski tak sesuai dengan jurusan sekolah ia ambil yakni Teknik Elektro.

“Aku ikut pelatihan desain itu waktu 2020 lalu. Terus akhir 2022 kemarin baru gabung ke Fiverr, dikenalin sama Alvin yang udah lebih dulu terjun ke binis desain. Terus kami sepakat bikin tim di Fiverr, nama akun aku vindish_std. Gak lama dari itu dapet orderan lima desain. Tapi ya harganya masih 5 dolar per desain karna masih baru,” kata laki-laki akrab disapa Panda ini.

Menurutnya, jualan desain di Fiverr tak beda jauh dengan berjualan di e-commers lain memajang dagangannya dengan harga sudah ditentunkan. Namun di Fiverr, harga paling dasar adalah 5 dolar sehingga untuk kreator pemula menjual desainnya dengan harga tersebut.

"Tapi sekarang Fiverr masih jadi sidejob aku karena belum banyak dapet project. Sebenernya bisa jadi kerjaan utama kalau udah banyak klien tapi sekarang belum begitu banyak klien dan aku ada kelola bisnis online lainnya juga,"  ujarnya. 

6. Iseng bikin konten lucu bisa dapat tawaran endorse di TikTok

Cerita Milenial Lampung, Geluti Bisnis Digital Raih Ribuan Dolar unsplash.com/Broke Cagle

Tak hanya menggeluti bisnis desain di fiverr, Panda juga menjadi konten kreator di media sosial TikTok hingga mendapat endorse produk. Selain itu ia juga menggunakan kemampuan desainnya untuk membuka bisnis clothing sablon di daerahnya, Rawajitu Selatan dengan nama Pandex.

Menurutnya, mendapat tawaran endorse di TikTok berawal dari keisengannya suka membuat konten-konten lucu dan banyak disukai netizen. Kini kontennya tak sekadar menghibur tapi juga menghasilkan cuan yang lumayan.

“Sebulan bisa dapat Rp800 sampai Rp1 juta. Bisnis online ini emang lumayan menguntungkan tapi ya gak nentu, kadang sebulan bisa dapet banyak kadang gak dapet sama sekali. Tapi enaknya jadi afiliator di TikTok kan kita gak perlu mikirin produknya, tinggal bikin konten terus dapet komisi setiap produk yang terjual," jelasnya. 

Namun menurutnya masih sulit membuat konten konsisten disukai pengguna tiktok. Sebab, terkadang konten sudah dianggap bagus dan yakin bakal ramai ternyata tidak sesuai ekspektasi. Sehingga menurutnya, terpenting adalah memiliki ciri khas supaya bisa menarik perhatian.

“Makannya ke depan kalau ada rezeki aku pengin lanjut kuliah jurusan desain komunikasi visual. Karena masih banyak yang belum aku tahu gimana bisnis gital dan perlu banyak belajar di universitas supaya bisa grow up,” ujar pemilik akun TikTok @rvndnnsh.   

Baca Juga: Violinist Muda Lampung Diterima Beasiswa 3 Universitas Luar Negeri

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya