Cerita Dosen Malahayati Diterima Tiga Kampus Taiwan, Dapat Beasiswa

Biaya hidup ditanggung pemerintah, mahasiswa fokus belajar

Intinya Sih...

  • Dosen keperawatan Universitas Malahayati, Teguh Pribadi, meraih beasiswa S3 di Taiwan.
  • Pendaftaran mudah dengan dukungan beasiswa dari pemerintah, lingkungan pembelajaran kondusif, dan biaya hidup ditanggung pemerintah.
  • Fokus belajar dengan group meeting capaian progress proposal dan publikasi serta adaptasi terhadap kehidupan sehari-hari di Taiwan.

Bandar Lampung, IDN Times - Dosen keperawatan Universitas Malahayati, Teguh Pribadi berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan studi S3 di Taiwan. Teguh bahkan diterima tiga universitas di Taiwan, namun ia memilih Universitas National Cheng Kung University.

"Saya diterima di tiga universitas di Taiwan, namun saya memilih kembali ke National Cheng Kung University karena sudah familiar dengan lingkungannya. Proses pendaftarannya cukup mudah, terutama bagi dosen yang mendapatkan dukungan beasiswa dari pemerintah,” kata Teguh, Sabtu (3/2/2024).

Berikut IDN Times rangkum cerita Teguh membagikan pengalaman selama menempuh pendidikan di sana.

Baca Juga: UPT Balai Bahasa Universitas Malahayati Buka Tes TOEFL ITP, Cek Biaya

1. Fasilitas pendidikan sangat memadai

Cerita Dosen Malahayati Diterima Tiga Kampus Taiwan, Dapat BeasiswaDosen Universitas Malahayati, Teguh Prinadi mendapat beasiswa di Universitas National Cheng Kung University, Taiwan (IDN Times/Istimewa)

Teguh mengatakan, sebagai seorang dosen, ia memiliki tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan. Setelah menyelesaikan S2 pada tahun 2014, ia kemudian berkesempatan mendapat beasiswa S3 di Taiwan 2023 lalu.

Menurutnya, ia merasa didukung karena lingkungan pembelajaran di sana sangat kondusif dan fasilitas memadai. Hal itu berdampak pada proses pembelajaran dan penelitian bisa berjalan lancar. 

"Pendaftarannya juga relatif mudah, syarat utamanya adalah kemampuan berbahasa Inggris minimal 550 untuk Toefl," ujarnya.

2. Biaya hidup ditanggung pemerintah, mahasiswa fokus belajar

Cerita Dosen Malahayati Diterima Tiga Kampus Taiwan, Dapat Beasiswailustrasi mahasiswa belajar di kampus (pixabay.com/nikolayhg)

Teguh juga menceritakan hal menarik  lainnya saat menempuh pendidikan di kampus tersebut, yakni setiap pekan ada group meeting tentang capaian progress proposal dan publikasi sehingga mahasiswa bisa fokus pada tugas dan penelitian mereka.

“Dosen sangat membimbing, advisornya cukup 1 dosen pembimbing, ini yang sangat membedakan dengan studi di Indonesia yang sampai 3 promotor,” jelasnya.

Selain itu, biaya hidup juga tidak menjadi masalah karena sudah dihitung dengan baik oleh pemerintah. Mahasiswa hanya membutuhkan niat untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

3. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru

Cerita Dosen Malahayati Diterima Tiga Kampus Taiwan, Dapat Beasiswailustrasi mahasiswa di perpustakaan (pexels.com/Yan Krukau)

Tentang kehidupan sehari-hari di Taiwan, Teguh menekankan pentingnya adaptasi terhadap kebiasaan dan lingkungan baru. Meski sebagai seorang muslim, dia menemukan cara untuk menjalankan ibadah dan memenuhi kebutuhan makanan.

"Saya tidak mengalami kesulitan besar. Intinya adalah fleksibilitas dan kesiapan untuk beradaptasi di sini cukup mudah karena masih bisa menjalankan ibadah dan mendapatkan bahan makanan dari restoran vegetarian," ucapnya.

Ia menambahkan, selain dirinya terdapat dua mahasiswa Indonesia lainnya turut belajar di National Cheng Kung University, satu berasal dari Jawa Tengah dan satu lagi dari Malang, Jawa Timur. Mereka bergabung dengan mahasiswa dari berbagai negara seperti Vietnam (5 orang), Thailand (6 orang), Sri Lanka (3 orang), dan juga 11 orang mahasiswa lokal Taiwan.

Baca Juga: Perpustakaan Malahayati, Tempat Baca dan Nugas Aestetik di Lampung!

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya