Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak, Tradisi Adat Lampung Pasca Lebaran

Ada pesta, perlombaan, hingga hiburan

Pesisir Barat, IDN Times - Masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat kembali menggelar tradisi Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak, yakni berupa festival atau budaya turun-temurun masyarakat daerah Krui Lampung.

Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal bahkan ikut berkunjung ke gelaran Ngawol Mincak san Ngejalang Balak di Pekon Penengahan tersebut, Selasa (25/4/2023) lalu.

Agus mengaku sangat senang muda mudi di Pesisir Barat masih sangat peduli dengan budaya daerahnya sendiri dengan cara mengadakan kegiatan besar seperti itu.

“Justru tradisi seperti ini lah yang harus kita jaga agar tidak hilang. Apalagi Ngawol Mincak dan Ngejalang ini sudah ada dari jaman dahulu. Jangan sampai ini terkikis oleh perubahan zaman,” katanya.

Tentu saja acara ini disambut antusiasme warga setempat dengan ikut hadir meramaikan hingga acara selesai. Lalu sebenarnya apa itu Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak?

1. Ngawol Mincak

Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak, Tradisi Adat Lampung Pasca LebaranPembukaan Ngawol Mincak 2023 oleh Bupati Pesisir Barat. (IDN Times/Istimewa)

Masyarakat Lampung terkenal sebagai masyarakat dengan mayoritas beragama islamnya. Maka setiap Hari Raya Idul Fitri, masyarakat khususnya di daerah Pesisir Barat Lampung memiliki tradisi khusus sebagai perayaan hari raya lebaran yakni Ngawol Mincak.

Ngawol Mincak juga bisa diartikan sebagai acara hiburan diadakan beramai-ramai oleh muda-mudi desa. Acara hiburan ini bisa berupa apapun misalnya tempat menyanyi, menari, dan menampilkan pertunjukan sederhana khas daerahnya.

Ngawol Mincak biasa diadakan pada 2, 3, atau 4 Syawal (H+1, 2, dan 3 Idul Fitri). Jadi tergantung pekonnya masing-masing mau melaksanakan di hari apa.

Tak hanya itu, para muda-mudi antar desa biasanya saling datang ke acara Ngawol Mincak pekon tetangganya. Tradisi ini biasanya berlangsung mulai dari pagi hari sampai tengah malam dengan para tetua desa ikut meramaikan dengan cara ikut menyanyi atau menari.

Selain untuk merayakan kemenangan di hari raya, Ngawol Mincak juga bertujuan untuk mempersatukan dan mengaktifkan muda-mudi di desa agar memiliki rasa kebersamaan. Maka tak heran kalau festival ini bisa dibilang sebagai kegiatan paling dinanti oleh warga setempat.

Baca Juga: ASDP Antisipasi Arus Balik Kedua di Bakauheni Akhir Pekan Ini

2. Aneka perlombaan diadakan saat Ngawol Mincak

Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak, Tradisi Adat Lampung Pasca LebaranNgawol Mincak 2023. (Instagram/dewankesenianpesbar)

Di Pekon Penengahan ini, Ngawol Mincak diadakan banyak mempertontonkan hiburan khas daerah Lampung salah satunya adalah Tari Silat Pesisir. Bupati Agus mengatakan tarian tersebut juga merupakan tradisi turun temurun yang tak boleh hilang.

"Tari Silat Pesisir ini juga salah satu tari tradisional kebanggaan masyarakat Pesisir Barat. Saya bangga bisa kembali melihatnya dan saya harap masyarakat terus menurunkan tarian ini kepada anak cucunya agar tidak hilang termakan zaman,” katanya.

Tak hanya itu, juga ada beberapa lomba diadakan oleh Ikatan Muli Meranai Pekon Penengahan Laay (IMMPL) dalam acara Ngawol Mincak di Pekon Penengahan tersebut dan salah satunya adalah pencak silat dan tari-tarian seperti tari kipas, tari lading, dan tari pedang.

3. Ngejalang Balak

Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak, Tradisi Adat Lampung Pasca LebaranNgejalang Balak. (IDN Times/Istimewa)

Kemudian tradisi kedua yakni Ngejalang Balak. Tradisi ini juga diadakan sebagai rangkaian acara dari perayaan Hari Raya Idul Fitri yakni pada 1 dan 3 syawal (hari H dna H+2 lebaran). Mirip seperti pesta, Ngejalang Balak ini merupakan acara makan-makan dan berdoa bersama.

Namun uniknya, hanya laki-laki dewasa saja yang boleh duduk di tengah tarub untuk berkumpul dan makan bersama. Sedang para perempuan dan anak-anak juga nantinya bisa ikut berdoa dan makan namun di tempat tertutup (misalnya di dalam balai atau rumah warga).

Acara ini dimulai dengan pembacaan doa oleh ulama setempat. Doa dipanjatkan antara lain dengan mengucap rasa syukur kepada Allah atas rahmatnya selama ini, serta memohon keselamatan dan keberkahan untuk ke depannya. Setelah berdoa, barulah mereka bisa menyantap hidangan yang telah disediakan.

4. Menyantap hidangan dibagi dua tahap

Ngawol Mincak dan Ngejalang Balak, Tradisi Adat Lampung Pasca LebaranBupari Pesibar, Agus sedang berdoa dalam acara Ngejalang Balak. (IDN Times/Istimewa)

Untuk proses menyantap hidangannya pun dibagi dalam dua tahap yakni pertama mereka akan memakan hidangan khas Lebaran seperti aneka kue seperti ‘buak tumbai’, ‘buak tat’, sagon, gegetas, kumbang guyang dan lainnya.

Setelah itu barulah menyantap hidangan utama yakni nasi lengkap dengan aneka sayur dan lauk pauk khas Lebaran orang Lampung. Di antaranya seperti gulai taboh (sayur santan, biasanya dengan bahan dasar ikan atau ayam), peros masin iwa (asam pedeh ikan), sambal, lalapan, dan lainnya.

Baca Juga: Cerita Pemudik Motor, 14 Tahun Tak Pulang ke Cileungsi, Rindu Masakan Ibu

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya