Kisah Bunga Ilalang, Perupa Lampung Punya Teknik Melukis Unik

Teknik melukis khasnya tak sengaja Ia temui pada 2011 lalu

Bandar Lampung, IDN Times - Bunga Ilalang merupakan salah satu perupa perempuan dari Lampung masih aktif berkarya hingga saat ini. Meski lahir di Kulon Progo Yogyakarta, perempuan nama asli Ngatini ini memulai karier melukisnya di Bandar Lampung.

Bermula dari kecintaan Bunga dengan menggambar sejak dirinya masih di sekolah dasar, ia senang menciptakan karyanya sendiri dengan warna-warna pada saat itu.Hingga pernah mengirimkan karya ke salah satu majalah anak-anak yang sedang hits yakni majalah Bobo.

“Terus sampai aku lulus SMP, aku memilih melanjutkan ke Sekolah Menengah Seni Rupa di Yogyakarta. Itu sekolahnya beda dengan SMA biasa, karena 4 tahun. Tahun ketiga penjurusan, dan aku masuk seni melukis, terus tahun keempatnya lebih banyak praktek dan magang,” katanya.

Menurut Bunga, mungkin tidak semua orang tua mendukung anaknya masuk sekolah seni. Apalagi tidak ada background seniman dari kedua orang tuanya. Meski begitu tak disangka keluarganya mendukung Bunga untuk masuk sekolah seni.

“Awalnya ditanyai dulu setelah dari situ mau kerja apa. Tapi aku jelaskan dan lanjut daftar saja ke situ dan mau gak mau orang tua nurutin,” katanya.

1. Berkali-kali masuk pameran nasional

Kisah Bunga Ilalang, Perupa Lampung Punya Teknik Melukis UnikBunga Ilalang bersama lukisannya “Monalisa” di Galeri Nasional 2017. (Instagram/bungadariutara).

Setelah lulus SMA di 1989 Ia langsung menikah dengan pria asal Lampung bernama Toni. Perempuan kelahiran 2 Maret 1969 ini juga sempat vakum dari seni rupa lalu hijrah bersama sang suami ke Lampung pada 2000.

“Aku itu ke Lampung karena banyak saudaraku di sini. Kakakku ada yang disini, paman-pamanku juga. Terus setelah menikah dengan Mas Toni itu, aku mulai aktif melukis lagi,” katanya.

Hingga pada 2012 lalu, Bunga Ilalang akhirnya memulai debut pamerannya di Taman Budaya Lampung. Setelah itu Ia terus aktif berkarya hingga pernah ikut dalam pameran nasional Edu Art Forum di Taman Budaya Yogyakarta (2017) dan Pameran Nusantara Rest Area di Galeri Nasional Jakarta (2017).

Tak berhenti sampai disitu. Pada 2018, ia pernah diundang dan mengikuti beberapa pameran di dalam dan luar Lampung seperti Pameran Alumni SMSR zona Lampung di Taman Budaya Lampung, Pameran IKASRI di Pendhapa Art Space Bantul Yogyakarta, Pameran Biennal Sumatera di Padang, Pameran PaLamJamBe di Taman Budaya Jambi, Pameran “Akulturasi” dan “Celah” di Taman Budaya Lampung.

Hingga pada 2019 kemarin sebelum pandemik COVID-19 melanda dan semua kegiatan event dihentikan sementara waktu, Bunga telah mengikuti Pameran PaLamJamBe di Taman Budaya Jambi, Pameran PPSS XXII di Taman Budaya Lampung, dan Pameran di Gedung Sesat Metro Lampung.

2. Teknik unik lukisan Bunga Ilalang

Kisah Bunga Ilalang, Perupa Lampung Punya Teknik Melukis UnikSalah satu lukisan Bunga Ilalang. (Instagram/bungadariutara)

Ketika kamu datang ke pameran, mungkin kamu akan dengan mudah menemukan lukisan karya Bunga Ilalang. Hal itu dikarenakan ia memiliki ciri khas tersendiri dalam teknik melukisnya, yakni berupa guratan-guratan pendek tersusun saling melintang mengisi lukisan.

Ibu tiga orang anak ini menceritakan dirinya menemukan teknik menggambarnya secara tidak sengaja pada 2011 lalu

“Waktu itu ada Pameran gitu di Unila (Universitas Lampung), aku melukis pakai cat akrilik kan, terus aku nyuci kuasnya dan digores-gores ke kertas gitu berantakan tapi kok bagus seperti arsir gitu. Akhirnya coba aku aplikasikan. Awalnya asal, tapi lama-lama berkembang hingga sampai seperti sekarang ini,” katanya.

Meski demikian, Bunga tidak punya nama khusus untuk teknik melukisnya tersebut. Sampai saat ini hanya ia memiliki teknik melukis seperti itu.

Baca Juga: Sepupu Wafat Sakit Leukimia, Sutarti Buka Rumah Singgah Pasien Duafa

3. Suka duka menjadi perupa

Kisah Bunga Ilalang, Perupa Lampung Punya Teknik Melukis UnikLukisan berjudul Hanoman yang dibeli oleh Gubernur Jambi Zumi Zola. (Instagram/bungadariutara)

Menjadikan hobi sebagai pekerjaan ternyata tak semulus yang dibayangkan. Suka duka tentu selalu menyelimuti kisah Bunga selama menjadi perupa. Seperti tak mendapat gaji, harus modal dengan uang sendiri meski tahu tak semua karyanya bisa langsung terjual.

“Itulah kenapa jadi perupa itu harus tahan banting dan tahan mental. Modal menggambar kan sebenarnya lumayan ya, makanya aku sering bikin sendiri media kanvasnya. Jadi aku beli kain kanvas mentah secara online, nanti kerangkanya pakai kayu dibuatkan oleh suamiku,” katanya.

Ia mengatakan melukis juga tidak bisa dipaksakan alias tergantung mood dan munculnya ide. Maka ia lebih suka melukis di rumah ketimbang di studio bersama suaminya di Pasar Seni PKOR Way Halim.

“Di situ juga gak cukup ruangannya. Soalnya saya kalau melukis itu besar. Terus suka diselang sama ngerjain pekerjaan rumah. Kontinyu aja. Aku di rumah juga gak mau buka les. Soalnya gak bisa ngajar. Emang sih suka gambar ya tapi kalau untuk ngajarin gak luwes,” ujarnya.

Lukisan terbesar yang pernah Bunga buat sampai saat ini adalah berukuran 4,5 meter persegi. Ia juga membutuhkan waktu pengerjaan relatif lama karena ukuran karyanya tersebut. Ia pernah melukis paling cepat selama tiga hari sedangkan paling lama satu bulan.

“Kalau lukisan termahal itu 15 (juta). Waktu itu pameran di Jambi yang beli Gubernur Jambi Zumi Zola. Judulnya Hanoman,” ungkapnya.

4. Meski menuruni bakat menggambar ayah dan ibunya, anaknya belum berkeinginan menjadi perupa

Kisah Bunga Ilalang, Perupa Lampung Punya Teknik Melukis UnikBunga Ilalang. (Instagram/bungadariutara)

Minat anak tak selamanya sama dengan orang tuanya, itulah gambaran keluarga Bunga. Meski Bunga dan suaminya merupakan pasangan perupa, rupanya tidak demikian dengan ketiga anaknya.

Bunga dan sang suami memiliki tiga anak yang kini berusia 31 tahun, 26 tahun, dan 19 tahun. Bunga mengaku ketiganya tidak memiliki niatan untuk terjun ke dunia seni rupa secara penuh seperti kedua orang tuanya. Meski begitu, ia mengaku ketiga anaknya memiliki bakat menggambar seperti dirinya.

“Semuanya bisa gambar tapi gak pada mau fokus atau nerusin jadi perupa. Jadi hanya sekedar hobi saja. Malahan ini keponakan, anak kakak saya yang aktif melukis. Sekarang juga ikutan pameran di Pekan Kebudayaan Lampung di sini dengan saya,” katanya.

5. Pesan untuk perupa muda dan pemerintah

Kisah Bunga Ilalang, Perupa Lampung Punya Teknik Melukis UnikLukisan Bunga Ilalang berjudul “Ibu Pertiwi”. (Instagram/bungadariutara).

Pada akhir wawancara, Bunga menyampaikan harapannya pada perupa dan seniman muda lainnya agar terus menjunjung tinggi moral dan perilaku di manapun itu.

“Jadi pelukis itu gak harus cuma karyanya saja yang baik, tapi orangnya juga harus baik. Karena kalau orangnya bad-attitude, karyanya itu juga gak ada artinya,” katanya.

Menurutnya, perupa yang memiliki perilaku buruh juga akan memperburuk citra seniman secara keseluruhan. Hanya karena satu orang, image seniman menjadi buruk. Generasi muda harus memahami hal itu.

“Kalau untuk pemerintah, ya harapannya bisa memfasilitasi perupa lah untuk menggelar karyanya di ruang pamer seperti ini tanpa harus dibebani bayar sewa gedung dan sebagainya. Yang terpenting fasilitas itu aja sudah cukup,” jelasnya.

Baca Juga: Cerita Gen Z Lampung, Sudah Cinta Tapis Sejak Usia Dini

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya