Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20an

Berawal dari hobi nongkrong di kedai kopi

Intinya Sih...

  • Doesoen Coffee, kafe kekinian di Bandar Lampung
  • Rumah panggung khas Ogan menjadi bangunan utama Doesoen Coffee dengan konsep alam terbuka
  • Pendiri dan pemilik kafe ini masih berusia 20an dan sukses menjadikan passion mereka pada kopi menjadi bisnis menjanjikan

Bandar Lampung, IDN Times - Doesoen Coffee merupakan salah satu kafe kekinian di tengah Kota Bandar Lampung. Buka sejak 2019, kafe ini cukup populer karena memiliki lokasi trategis dan konsep kafe yang unik.

Rumah panggung khas Ogan menjadi bangunan utama Doesoen Coffee. Meski terlihat seperti rumah tradisional, Doesoen mendekor kafenya dengan apik sehingga ada kesan perpaduan modern dan tradisional di dalamnya.

Selain kesan tradisional, Doesoen juga merupakan kafe dengan konsep alam terbuka. Maka interior tanaman hijau dan pepohonan bisa kamu temukan dengan mudah di manapun sehingga menambah asri kafe tersebut.

Tapi kamu tak akan pernah menyangka, pendiri sekaligus pemilik kafe ini ternyata masih berusia 20an lho! Para milenial ini sukses menjadikan passion mereka pada kopi menjadi bisnis menjanjikan. Gimana ya ceritanya, yuk simak!

1. Berawal dari hobi nongkrong di kedai kopi

Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20anDoesoen Coffee. (Instagram/doesoencoffee)

Salah satu pendiri sekaligus owner Doesoen Coffee, Fakhry Hadiyan menceritakan awal berdirinya Doesoen. Itu saat ia dan ketiga sahabat karibnya hobi nongkrong di kafe atau coffee shop.

“Pendiri Doesoen itu ada empat orang, ada saya, Goji, Surya dan Deni. Kami ini temenan dari SMP sampai SMA. Tapi pas kuliah misah-misah. Salah satu dari kami, Goji ini suka banget sama kopi. Sejak 2016 sampai 2017 kami diajakin muter-muter nyobain kopi dan akhirnya ketularan jadi ikut suka kopi,” ungkapnya memulai cerita, Selasa (10/1/2024).

Di sela-sela waktu tersebut, pria kelahiran 1996 ini menceritakan mereka secara tak sengaja mengungkapkan keinginan mereka untuk membuat kafe atau coffee shop sendiri. Hanya saja saat itu keinginan tersebut hanya sebatas obrolan belaka.

2. Sempat menganggur 6 bulan setelah lulus kuliah

Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20anSalah satu owner dan pendiri Doesoen Coffee, Fakhry Hadiyan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

"Singkat cerita, saya lulus kuliah. Terus coba lamar kerja tapi gak keterima-keterima. Cuma apply dan wawancara, terus gitu berulang. Saya sempat nganggur itu sekitar 6 bulan,” ujarnya.

Akhirnya keempat sekawan ini kembali berkumpul dan mencoba merealisasi mimpi mereka untuk membuat kafe sendiri. Saat awal membuka kafe di September 2019, mereka memulai usaha dengan modal Rp100 juta.

“Modal ini kita patungan. Saya, Surya dan Goji masing-masing Rp25 juta. Waktu itu Deni gak ikut patungan. Jadi sisanya kami minjam uang ke nenek saya. Yang punya bangunan Doesoen ini,” katanya.

Diketahui Doesoen Coffee memang terletak di halaman luas sebuah rumah. Rumah sekaligus halaman dan bangunan kafe tersebut rupanya merupakan rumah milik kakek dan nenek Fakhry. 

Baca Juga: 5 Cara Melindungi Diri dari Self Judgement, Agar Tidak Tertekan! 

3. Membuat proposal resmi untuk mengajukan pinjaman kepada orang tua

Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20anDoesoen. (Instagram/Doesoencoffee)

Fakhry mengatakan, saat itu dirinya tidak memiliki modal uang sebesar Rp25 juta. Apalagi ia baru lulus kuliah dan belum pernah bekerja. Sehingga ia berencana untuk meminjam uang kepada orang tuanya. Meski begitu, Fakhry mengungkapkan butuh upaya keras untuk meyakinkan keduanya terhadap rencana usahanya tersebut.

“Saya pakai proposal waktu itu. Proposalnya saya buat serinci mungkin mulai dari rencana usaha sampai ke konsep. Saya buat detail juga untuk meyakinkan orang tua saya kalau saya gak bercanda mau buka usaha kafe ini,” imbuhnya.

Setelah keempatnya berhasil mendapat modal, akhirnya kafe dibuka untuk pertama kalinya. Fakhry menuturkan saat itu mereka berempat menggunakan koneksi pertemanan untuk menggaet konsumen pertama.

“Kebetulan kan kita orang asli sini (Bandar Lampung), dari kecil di Bandar Lampung. Jadi circlenya lumayan banyak dari SD sampai SMA. Jadi bisa menarik kawan ke sini. Terus momennya pas juga karena waktu itu 2019 kafe belum banyak,” imbuhnya.

4. Alokasi modal pertama ke usaha

Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20anDoesoen Coffee. (Instagram/Doesoen Coffee)

Fakhry mengatakan, modal pertama mereka dialokasikan seluruhnya untuk alat, bahan kopi, serta interior kafenya. Sedangkan bangunannya dipinjamkan secara gratis dari kakek dan nenek Fakhry.  

"Waktu pertama kali kita buka (bangunannya) gratis. Jadi alhamdulillah kita gak ada modal buat sewa atau bikin gedung. Karena ini sebenarnya (pelataran) rumah nenek saya. Tapi sekarang sudah berbentuk saham, jadi ada bagi hasil di sana,” ujarnya.

Ia menyebutkan, modal sebagian besar dialokasikan untuk produk yakni mulai dari bahan-bahan minuman dan makanan kafe serta peralatannya.

“Paling gede itu modal untuk produk. Kayak peralatannya buat kopi dan sebagainya. Alhamdulillah kita bisa maintenancenya dan yang tadinya hanya bangunan ini aja kita kembangin sampai ke pelataran kebunnya juga,” ujarnya.

5. Cerita bangunan utama Doesoen Coffee

Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20anDokumen pribadi/Filza Arlisia Putri

Ia pun sempat menceritakan mengenai rumah tradisional Doesoen Coffee milik orang tua dari kakek Fakhry tersebut. Ternyata, setelah buyut Fakhry meninggal, rumah tersebut dipindahkan dari tanah Ogan ke Lampung.

“Bangunan ini sebenarnya udah cukup tua. Tapi dipindah ke sininya mulai 2014. Setelah buyut saya meninggal, anak-anak kakek nenek saya ini membawa rumah panggung ini dari Ogan. Supaya lebih dekat dan mudah merawatnya,” katanya.

Awalnya bangunan tersebut hanya menjadi tempat berkumpul keluarga besar saat mudik lebaran. Namun meski kini ia memanfaatkan bangunan itu sebagai kafe, pada saat hari besar Doesoen tetap bisa menjadi tempat berkumpul keluarga.

6. Tips bagi pengusaha kafe pemula

Cerita Pendiri Doesoen Coffee, Milenial Sukses Bangun Kafe Diusia 20anDoesoen Coffee. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Menurutnya, membuat usaha kafe bukan hanya sekadar menyediakan makanan dan minuman enak saja, tapi juga memberikan pelayanan terbaik. Hal itu pula menjadi landasan Fakhry dan teman-temannya untuk menjadikan Doesoen tempat nyaman bagi pelanggannya.

“Kita punya SOP khusus karyawan. Di mana karyawan ini harus bisa menjadi teman bagi pelanggan kita. Ada semacam reward bagi karyawan yang bisa punya teman dari pelanggan. Dengan begitu pelanggan bisa nyaman dan bisa datang lagi ke sini,” ujarnya.

Selain itu pengembangan produk baru juga harus selalu dilakukan oleh setiap pengusaha. Fakhry menyebutkan Doesoen sendiri tiap tahunnya selalu memproduksi produk baru minimal 3-4 produk.

“Pokoknya kecilin ego, dan mau dengar masukan dari orang lain. Untuk usaha pemula, kita gak harus perfect karena nanti akan belajar sendiri. Jadi harus mau belajar karena kita semua juga awalnya belajar dulu kayak ikut kelas kopi, seminar FnB, dan sebagainya,” ujarnya.

Menurutnya Fakhry, segala jenis usaha termasuk kafe bisa sustainable asal pemilik usaha bisa mengikuti tren dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kondisi sosial.

“Untuk pengusaha kafe pemula, saran saya yang perlu disiapin adalah mental dulu. Kalau mentalnya sudah kuat dan memang niat untuk bisnis, pasti bisa. Terus jangan nyambi kerja kecuali punya modal yang kuat. Harus mau belajar dan punya modal analisa juga, lebih bagus kalau punya step misi yang detail untuk mencapai visinya,” katanya.

Saat ini para pendiri Doesoen juga telah menjadi konsultan dan salah satu pemegang saham di beberapa kafe terkenal di Lampung yakni Moore Coffee and Pastry dan Warteg Supono.

Baca Juga: Kian Menjamur Pasca COVID-19, Kafe di Lampung jadi Usaha Menjanjikan

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya