5 Rekomendasi Buku Paling Menarik Dibaca Saat Liburan Akhir Tahun

Intinya sih...
- Moby-Dick karya Herman Melville adalah novel klasik yang menawarkan refleksi mendalam tentang perjalanan hidup dan pencarian makna dalam menghadapi tahun baru.
- Dunia Sophie karya Jostein Gaarder adalah novel yang mengajak pembaca merenung tentang eksistensi, tujuan hidup, dan nilai-nilai melalui dialog filosofis yang ringan.
- Metamorfosis karya Franz Kafka dan No Longer Human karya Osamu Dazai juga menjadi pilihan bacaan reflektif untuk menyambut tahun baru dengan pemahaman lebih dalam tentang kehidupan.
Bandar Lampung, IDN Times - Libur Natal dan akhir tahun selalu menjadi momen dinantikan banyak orang. Setelah melewati rutinitas panjang selama setahun, liburan menjadi waktu tepat untuk bersantai dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman.
Banyak kegiatan seru biasa dilakukan saat liburan, seperti menonton film terbaru, mengunjungi tempat wisata ramai dikunjungi, atau menikmati euforia konser musik. Namun, di tengah maraknya aktivitas tersebut, ada satu kegiatan menarik kini mulai dilupakan yaitu membaca buku.
Padahal, membaca buku bisa menjadi pilihan sempurna untuk mengisi liburan dengan cara lebih santai namun tetap menyenangkan. Selain dapat memperkaya wawasan, membaca juga mampu membawa kita menjelajahi dunia baru melalui lembaran-lembaran cerita.
Bagi kamu jika ingin menikmati liburan dengan lebih tenang dan bermanfaat, berikut IDN Times akan membagikan 5 rekomendasi buku paling menarik dibaca saat liburan.
1. Moby Dick karya Herman Melville
Salah satu cara terbaik untuk mengisi waktu ini adalah membaca karya sastra klasik tak hanya menghibur, tetapi juga mengajak kita untuk berefleksi lebih dalam. Salah satu novel patut masuk daftar bacaanmu adalah Moby-Dick karya Herman Melville.
Diterbitkan pertama kali pada tahun 1851, Moby-Dick adalah mahakarya sastra mengisahkan petualangan Kapten Ahab dalam perburuannya terhadap ikan paus putih raksasa, Moby Dick. Narasi ini dibawakan oleh tokoh Ishmael, seorang pelaut turut serta dalam perjalanan penuh tantangan di kapal Pequod.
Namun lebih dari sekadar kisah perburuan, novel ini adalah simbol dari perjalanan hidup manusia sarat akan makna, pencarian tujuan, obsesi, dan perjuangan menghadapi kekuatan alam maupun diri sendiri.
Membaca Moby-Dick di penghujung tahun bukan hanya tentang mengikuti petualangan epik di lautan luas, tetapi juga kesempatan untuk merenung tentang perjalanan hidup kita selama satu tahun terakhir. Novel ini menyoroti tema-tema besar relevan dengan refleksi akhir tahun, seperti pencarian makna dan tujuan hidup, perjuangan melawan diri sendiri, serta keagungan alam mengingatkan akan keterbatasan manusia.
Sama seperti Ahab berambisi memburu Moby Dick untuk memenuhi obsesinya, kita pun sering kali mengejar sesuatu dalam hidup, entah itu kesuksesan, kebahagiaan, atau impian belum tercapai. Namun, Moby-Dick mengajak kita untuk bertanya, apakah yang kita kejar benar-benar bernilai?
Kapten Ahab tidak hanya berperang dengan paus raksasa, tetapi juga dengan dirinya sendiri. Ambisi dan dendamnya menjadi simbol dari konflik batin manusia sering kali muncul ketika menghadapi kegagalan atau kekecewaan.
Novel ini membantu kita memahami terkadang, musuh terbesar adalah diri sendiri dan bagaimana menyikapi kelemahan serta kegagalan kita. Selain itu, lautan luas digambarkan Melville menjadi simbol dari keagungan alam dan pengingat akan betapa kecilnya manusia dihadapanNya.
Ini mengajarkan kita untuk lebih bersyukur atas kehidupan, menerima keterbatasan, dan menghargai apa yang kita miliki. Narasi mendalam dan penuh simbolisme, Moby-Dick memang bukan bacaan ringan. Namun, liburan akhir tahun memberikan ruang untuk menyelami karya ini dengan lebih tenang dan reflektif.
Membaca novel ini seperti sebuah perjalanan panjang mengajak kita melihat dunia dari perspektif baru, mengenali diri sendiri, dan mempersiapkan langkah lebih bijak di tahun akan datang. Akhir tahun adalah tentang penutupan dan permulaan.
Moby-Dick adalah bacaan sempurna untuk menutup tahun dengan perenungan mendalam sekaligus menyongsong tahun baru dengan semangat baru. Karena pada akhirnya, seperti para pelaut di kapal Pequod, kita semua adalah pengelana dalam samudra kehidupan penuh misteri dan tantangan.
2. Dunia Shopie karya Jostein Gaarder
Dunia Sophie karya Jostein Gaarder sangat direkomendasikan untuk kamu baca di saat libur akhir tahun. Novel ini bukan sekadar karya fiksi biasa, melainkan sebuah pengantar filsafat mengajak pembaca memahami pemikiran para filsuf dari zaman Yunani Kuno hingga era modern melalui petualangan seorang gadis bernama Sophie Amundsen.
Pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti "Siapa aku?" dan "Mengapa dunia ini ada?" muncul dalam cerita, mengundang kita untuk ikut merenung tentang makna hidup, eksistensi, serta tujuan kita jalani.
Membaca Dunia Sophie di akhir tahun menjadi kesempatan sempurna untuk refleksi diri. Melalui dialog filosofis disajikan dengan cara ringan dan mudah dipahami, buku ini membantu kita melihat kehidupan dari perspektif lebih luas.
Pertanyaan-pertanyaan diajukan akan memacu kita untuk mengevaluasi perjalanan selama satu tahun terakhir dan membangun kesadaran baru dalam menyongsong tahun akan datang. Novel ini juga menjadi perpaduan seimbang antara hiburan dan pembelajaran, karena selain narasinya yang penuh teka-teki dan mengalir menarik, setiap halaman menyajikan kejutan memicu pemikiran kritis.
Membaca Dunia Sophie, kita diajak untuk menjelajahi pemikiran mendalam tentang diri sendiri dan dunia, sekaligus merefleksikan nilai-nilai hidup kita yakini. Di tengah suasana tenang libur akhir tahun, buku ini bisa menjadi teman untuk membantu menutup tahun dengan penuh makna dan mempersiapkan diri membuka tahun baru dengan lebih bijaksana.
3. Metamorfosis karya Franz Kafka
Metamorfosis karya Franz Kafka adalah salah satu novel klasik berhasil menangkap absurditas kehidupan manusia dalam menghadapi perubahan tak terduga. Novel ini menceritakan kisah Gregor Samsa, seorang salesman tiba-tiba terbangun dan mendapati dirinya berubah menjadi serangga raksasa.
Dengan narasi sederhana namun penuh makna simbolis, Kafka menggambarkan alienasi, tekanan sosial, dan krisis identitas dialami oleh tokoh utamanya. Melalui perubahan fisik Gregor mengejutkan, novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi manusia, relasi keluarga, dan bagaimana perubahan drastis seringkali mempengaruhi dinamika kehidupan kita.
Membaca Metamorfosis saat libur akhir tahun bisa menjadi pengalaman bermakna sebagai bentuk perenungan menjelang tahun baru. Liburan bukan hanya waktu untuk bersenang-senang, tetapi juga momen refleksi atas perjalanan hidup selama setahun terakhir.
Kisah Gregor Samsa mengingatkan kita bahwa hidup penuh dengan ketidakpastian dan perubahan, namun bagaimana kita merespons hal tersebutlah menentukan makna dari kehidupan itu sendiri.
Melalui absurditas ditawarkan Kafka, kita diajak untuk lebih memahami diri sendiri, mengevaluasi relasi dengan orang-orang di sekitar, serta mempersiapkan mental dalam menghadapi tahun baru dengan lebih bijaksana dan penuh penerimaan. Novel ini bukan sekadar cerita tentang transformasi fisik, melainkan sebuah cerminan realitas sering kali kita abaikan dalam hiruk-pikuk kehidupan modern.
4. No Longer Human karya Osamu Dazai
No Longer Human karya Osamu Dazai adalah salah satu novel klasik menggugah jiwa dengan tema mendalam tentang alienasi, pencarian makna hidup, dan pergulatan batin manusia. Melalui tokoh utamanya, Yozo Oba, Dazai mengajak pembaca menyelami sisi gelap kehidupan seorang individu merasa terasing dari dunia dan dirinya sendiri.
Novel ini menyuguhkan refleksi tajam tentang kesepian, keputusasaan, dan kerumitan eksistensi manusia dalam menghadapi realitas. Gaya penceritaan jujur dan lugas membuat No Longer Human bukan hanya sekadar bacaan, melainkan juga cermin bagi para pembaca untuk merenungi perjalanan hidup dan menemukan kembali arti keberadaan mereka.
Membaca No Longer Human saat libur akhir tahun bisa menjadi pengalaman mendalam dan berarti. Akhir tahun sering kali menjadi momen refleksi, di mana kita melihat kembali apa yang telah terjadi dalam setahun ke belakang dan mempersiapkan diri menyongsong tahun baru.
Novel ini, dengan segala nuansa emosional dan pertanyaan filosofisnya, mendorong kita untuk merenung lebih dalam tentang kehidupan juga tentang kebahagiaan, penerimaan diri, serta perjuangan menghadapi ketidaksempurnaan dalam diri kita.
No Longer Human memberikan perspektif mungkin jarang ditemukan di keseharian kita nan sibuk, yakni bahwa setiap individu memiliki pertempuran batinnya sendiri, dan memahami itu adalah langkah awal menuju penerimaan dan pertumbuhan.
Dengan demikian, No Longer Human bukan hanya cocok sebagai bacaan reflektif, tetapi juga sebagai pengingat bahwa di tengah kebingungan dan kelelahan kita alami, selalu ada harapan untuk berdamai dengan diri sendiri. Novel ini adalah pilihan tepat untuk mengakhiri tahun dengan perenungan mendalam sekaligus mempersiapkan mental untuk memasuki lembaran baru dan menerima segala hal akan datang kepada kita.
5. The Midnight Library karya Matt Haig
The Midnight Library karya Matt Haig adalah novel menyentuh dan sarat makna, menjadikannya bacaan sempurna untuk mengisi libur akhir tahun. Novel ini berkisah tentang Nora Seed, seorang perempuan merasa hidupnya penuh penyesalan dan kehilangan arah.
Di ambang putus asa, Nora menemukan dirinya di sebuah perpustakaan ajaib terletak di antara hidup dan mati. Di dalam perpustakaan tersebut, setiap buku menawarkan kesempatan bagi Nora untuk menjalani berbagai versi kehidupannya mungkin terjadi jika ia mengambil keputusan berbeda di masa lalu.
Melalui petualangan di berbagai "hidup alternatif," novel ini mengajak pembaca merenung tentang pilihan, penyesalan, dan arti dari kehidupan yang sebenarnya. Mengajarkan kepada para pembaca bahwa setiap pilihan, betapun kecilnya, akan ikut membentuk hidup kita.
Momen libur akhir tahun seringkali menjadi waktu reflektif bagi banyak orang. Kita cenderung meninjau kembali apa yang telah terjadi sepanjang tahun, merenungi pencapaian, kegagalan, atau bahkan penyesalan. Inilah mengapa The Midnight Library begitu relevan untuk dibaca menjelang pergantian tahun. Matt Haig dengan brilian menyampaikan pesan bahwa setiap hidup, meskipun tidak sempurna, tetap memiliki nilai patut disyukuri.
Kisah Nora mengingatkan kita bahwa hidup bukan soal mengejar kesempurnaan, melainkan tentang bagaimana menerima dan menghargai setiap momen kita miliki.
Novel ini membantu kita melihat hidup dari perspektif lebih bijaksana, serta mempersiapkan hati dan pikiran untuk memasuki tahun baru dengan harapan serta apresiasi lebih mendalam terhadap diri sendiri dan kehidupan dijalani.