Mengenal Wiedad Diyaulhaq, Wisudawan Terbaik Pertama ITERA Periode 19

Bukan hanya berprestasi di luar kampus, memperhatikan dan menyimak detail seluruh mata kuliah hingga aktif bertanya kepada dosen di dalam kelas diakui Wiedad menjadi salah satu kunci suksesnya selama menempuh bangku perkuliahan di kampus ITERA.

Wiedad juga tidak mengenal istilah "Sistem Kebut Selama (SKS)" yang acapkali diandalkan kalangan mahasiswa umumnya dalam mengerjakan tugas maupun menatap masa ujian.

"Kalau saya percaya, mau dapat nilai bagus jangan hanya belajar saat malam itu, tapi setiap habis kelas atau maksimal satu minggu sekali materi mata kuliah sudah diajarkan harus diulas kembali," ucapnya.

Faktor penunjang lainnya, eksplorasi kegiatan positif di luar kampus turut dilakoni Wiedad di tengah-tengah kesibukannya berkuliah. "Kalau kita mau eksplor banyak banget peluang yang ada di luar, jangan hanya puas di dalam kampus saja," sambung dia

Datang dari Bogor, Jawa Barat dan merantau ke Lampung demi meniti perkuliahan di ITERA, bukan berarti tidak meninggalkan kesan sampai kendala bagi Wiedad. Hampir empat tahun tinggal di tanah perantauan diakuinya tak mudah, apalagi ia merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara.

Putra dari pasangan Mumuh Mulyadi dan Maryati ini harus membiasakan hingga menyesuaikan diri dengan perubahan kultur masyarakat di Lampung. Belum lagi, ia sebagai anak bungsu acapkali harus menahan rindu dengan orang tua dan keluarga.

"Di sini cukup panas cuacanya, awal-awal karena belum biasanya jadi kipas di kosan harus hidup tersebut. Ada juga kebiasaan lain yang baru saya temui di Lampung, makanan dicampur timun misalnya mie ayam tapi saya nyaman selama di Lampung," ucapnya.

Pascamengantongi gelar sarjana sekaligus Wisudawan Terbaik Pertama dari ITERA, Wiedad bakal kembali ke Bogor untuk langsung terjun ke dunia pekerjaan. Rencananya, ia akan mecoba meniti karier di suatu lembaga riset.

"Kerja dulu, nanti baru setelah tiga atau empat tahun baru lanjut S2 rencananya," kata dia.

Di tengah momen bahagia ini, Wiedad tak lupa meninggal pesan bagi para rekan-rekan kuliah sejawatnya, agar tidak pernah lelah dan putus asa dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. "Pasti sulit, tapi percaya itu semua akan berlalu selagi dikerjain dan diperjuangkan. Jangan terlalu berlarut-larut dalam kesulitan," tambahnya.

Mumuh Mulyadi, ayah dari Wiedad amat terharu dan bangga atas pencapaian putra bungsunya tersebut. Terlebih, dari kelima anaknya hanya Wiedad yang memilih melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

"Alhamdulillah ini kebanggaan buat kami sekeluarga. Rasa senang, terharu, bangga pasti," ucapnya sedikit lirih.

Semasa kecil, Wiedad dikenal memang cukup aktif di bangku sekolah. Ia juga gemar menghabiskan waktu dengan membaca buku. "Sempat kaget juga awalnya dia kuliah di Lampung, tapi yang kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan mendoakan," tandasnya.