Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Suparmin Wujudkan Ketahanan Pangan di Lampung Selatan

Suparmin, Ketua Kelompok Tani Tunas Baru Lampung Selatan. (Dok. PLN UID Lampung).
Intinya sih...
  • PLN Peduli bantu petani padi di Lampung Selatan
  • Bantuan sumur bor dan pompa listrik turunkan biaya operasional petani
  • Program Electrifying Agriculture PLN Peduli untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan

Lampung Selatan, IDN Times - Petani padi salah satu tulang punggung ketahanan pangan di republik ini. Tapi di sisi lain, mereka juga memiliki tantangan seperti biaya tinggi saat proses tanam dan sebagainya.

Seperti cerita Suparmin, Ketua Kelompok Tani Tunas Baru di Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Ia bersama para petani lainnya sebelumnya hanya dapat memanen padi satu kali setahun.

Alasannya, biaya operasional tinggi akibat penggunaan genset untuk menyuplai air ke sawah mereka. Namun, berkat bantuan sumur bor dari PLN Peduli diberikan sekitar tiga tahun lalu, kini mereka dapat memanen padi dua kali dalam setahun.

1. Senjakala pakai genset pompa air ke sawah

ilustrasi genset (unsplash.com/Fahim)

Suparmin bercerita, sebelum adanya pompa listrik dari PLN Peduli, para petani di Desa Sidoharjo mengandalkan genset untuk memompa air ke sawah, dengan biaya operasional cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan air satu hektare sawah, Suparmin dan para petani lainnya harus menghidupkan genset selama sekitar 10 jam.

Biaya bahan bakar mencapai Rp80.000 per jam. Setiap kali menyuplai air, mereka membutuhkan biaya sekitar Rp800.000 per hektar.

"Setidaknya pengisian air dilakukan sebanyak tiga kali dari masa tanam hingga panen. Sehingga total biaya operasional tersebut mencapai Rp2.400.000 per hektar dalam satu musim tanam," ujar Suparmin.

2. Pakai pompa listrik PLN hemat operasional

Potret Salah Satu Titik Sumur Bor di Hamparan Lahan Pertanian Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan. (Dok. PLN UID Lampung).

Setelah menggunakan pompa listrik dari PLN, biaya tersebut turun drastis menjadi sekitar Rp250.000 per hektare. Bagi petani seperti Suparmin memiliki rata-rata tiga hektare sawah, bisa berhemat signifikan, sekaligus peningkatan keuntungan bagi mereka.

"Pompa listrik dari PLN Peduli sangat membantu kami dalam menurunkan biaya operasional. Sebelumnya, saat menggunakan genset, kami harus mengeluarkan biaya besar untuk bahan bakar. Sekarang, dengan biaya listrik jauh lebih hemat. Kami sangat berterima kasih atas uluran tangan PLN ke kami," tambah Suparmin.

Keberhasilan ini juga berdampak pada produksi padi di Desa Sidoharjo. Saat panen raya, Suparmin dan kelompok taninya mampu menghasilkan rata-rata 8 hingga 9 ton padi per hektare.

3. PLN dukung ketahanan pangan

Darma Saputra, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Lampung (rompi biru), bersama Suparmin, Ketua Kelompok Tani Tunas Baru didampingi 2 Anggota Kelompok Tani. (Dok. PLN UID Lampung).

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung Muhammad Joharifin mengatakan, program Electrifying Agriculture seperti diinisiasi PLN Peduli sebagai komitmen PLN mendukung masyarakat desa dalam meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan.

Menurut Joharifin, dukungan PLN tersebut tak hanya membantu petani dalam mengatasi tantangan operasional, tetapi juga membuka jalan bagi petani di Desa Sidoharjo untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam sektor pertanian.

"Dengan langkah ini, PLN tak hanya menerangi desa-desa di pelosok, tetapi juga menjadi mitra masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/11/2024).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us