Cerita Guru Honorer Pringsewu 17 Tahun Menanti Akhirnya Lolos PPPK Kemenag

Sempat ikut seleksi honorer K1 tapi pupus

Pringsewu, IDN Times - Kementerian Agama RI telah mengumumkan hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada 20 Januari 2022. Sebanyak 7.411 orang berhasil lolos menjadi PPPK dari 9.144 pendaftar yang melakukan registrasi.

Banyak kisah menarik di balik pengumuman kelulusan ditunggu-tunggu khususnya para tenaga honorer yang selama ini memimpikan untuk menjadi pegawai negeri. Bahkan, di Provinsi Lampung, ada guru honorer lolos menjadi PPPK.

Satu di antaranya adalah Risnani. Berikut IDN Times rangkum ceritanya.

Baca Juga: Cerita Pemuda Lampung Coba Peruntungan Berbisnis Melalui NFT

1. Risnani 17 tahun menanti

Cerita Guru Honorer Pringsewu 17 Tahun Menanti Akhirnya Lolos PPPK KemenagIlustrasi Profesi (Guru) (IDN Times/Mardya Shakti)

Risnani adalah guru honorer di MAN 1 Pringsewu. Penantian 17 tahun akhirnya mimpinya untuk segera menjadi kenyataan lolos PPPK. Guru Bimbingan Konseling ini mengisahkan, selama 17 tahun ini, banyak suka duka yang harus dilewatinya sampai ia bisa lolos PPPK.

Sempat terpikir olehnya untuk pindah kerja dan beralih profesi tidak menjadi seorang guru lagi karena status yang belum juga menemukan titik kejelasan.

“Tapi Alhamdulillah teman-teman semua memberi dukungan untuk tetap istiqomah mengajar. Akhirnya saya kembali fokus menjadi guru  dan melewati proses-proses yang ada selama ini,” ungkap Bu Ris sapaan karibnya, Minggu (23/1/2022). 

2. Sempat ikut seleksi honorer K1 tapi pupus

Cerita Guru Honorer Pringsewu 17 Tahun Menanti Akhirnya Lolos PPPK KemenagIlustrasi verifikasi data (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Secercah harapan sempat Bu Ris dapatkan, saat ia mengikuti proses seleksi tenaga honorer K1. Namanya sempat masuk nominasi tahapan tersebut, namun ternyata ia belum beruntung karena namanya tidak muncul di akhir pengumuman.

“K1 ini yang gak lewat jalur test. Tapi saya belum beruntung. Akhirnya saya harus masuk jalur K2 yang harus menunggu lama lagi dan melewati jalur test,” jelasnya.

Dengan keistiqomahan dan kekuatan untuk tetap menjadi pendidik, akhirnya ia melewati 17 tahun mengabdi ini dengan hasil sesuai dengan apa yang diimpikannya. Ia meyakini bahwa apa yang dilakukan dengan ikhlas dan istiqamah maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. 

“Allah tidak tidur. Allah memberi yang terbaik pada hambaNya. Dan Alhamdulillah doa saya terkabul pada 2022 ini,” jelasnya.

3. Tiada yang instan raih mimpi dan harapan

Cerita Guru Honorer Pringsewu 17 Tahun Menanti Akhirnya Lolos PPPK KemenagRuang artikel dan opini

Diterima sebagai PPPK pada tahun ini, Bu Ris sangat bersyukur dan mendapatkan hikmah mendalam dari perjalanan selama ini menekuni dunia pendidikan. Ia mendapat pelajaran bahwa tiada yang instan saat akan meraih mimpi dan harapan.

“Para orang tua mengajarkan untuk tidak melihat keberhasilan yang diraih seseorang saat ini. Yang lebih penting adalah belajar proses dan perjuangannya. Kalau hanya melihat sekarangnya, maka tidak ada ilmu yang bisa didapat,” katanya.

Ia pun merasa bersyukur dengan diterimanya ia menjadi Pegawai PPK. Ia pun mengajak kepada para pendidik untuk tetap istiqamah dalam jalur pendidikan guna mencerdaskan anak bangsa.

"Apa yang diberikan kepada siswa saat ini tidak mesti harus mendapatkan imbalan saat ini juga. Jika dikerjakan dengan istiqamah dan ikhlas maka keberkahan akan didapatkan sesuai dengahn harapan yang dipanjatkan," ujar Bu Ris.

Baca Juga: Kisah Dian Puspita Dosen Teknokrat Ikut Pra Doktoral ke Irlandia

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya