Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251128-WA0009.jpg
Saragih (62), pria asal Medan menjajakan alas tikar ke jemaah Ijtima Ulama Dunia: Indonesia Berdoa di Kota Baru, Lampung Selatan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Intinya sih...

  • Faktor usia dan keterbatasan modal tak halangi semangat Saragih berjualan di Ijtima Ulama Dunia 2025.

  • Saragih menjajakan tikar dengan berjalan menyusuri titik-titik keramaian jemaah sejak tiga hari sebelum acara dimulai.

  • Saragih senantiasa memberikan senyuman kepada setiap jemaah tiap kali menawarkan barang dagangan helai tikarnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampung Selatan, IDN Times - Arus kedatangan jemaah Ijtima Ulama Dunia 2025: Indonesia Berdoa di kawasan Kota Baru, Lampung Selatan terselip sosok pria berusia lanjut berjalan pelan sambil memanggul gulungan tikar di bahunya.

Pria lansia itu ialah Saragih (62) warga asal Medan kini menetap di Tegal, Jawa Tengah. Di antara riuhnya suara jemaah, deru lalu lalang mesin kendaraan, dan langkah kaki para jemaah, Saragih tetap berdiri menawarkan dagangannya dengan senyum tulus.

Di lokasi, ia tampak mengenakan kemeja merah bermotif, kopiah rajut biru, dan memegang beberapa helai tikar yang dibentangkannya agar terlihat jelas oleh para jemaah. Saragih sengaja berdiri tepat di lokasi kedatangan bus, untuk menawarkan barang jualannya ke para peserta baru saja tiba dari berbagai daerah.

“Ya, kalau saya usahakan hadir di mana pun jemaah Ijtima kumpul,” ujarnya dimintai keterangan di bawah terik matahari, Jumat (28/11/2025).

1. Faktor usia hingga keterbatasan modal tak halangi semangatnya

Saragih (62), pria asal Medan menjajakan alas tikar ke jemaah Ijtima Ulama Dunia: Indonesia Berdoa di Kota Baru, Lampung Selatan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Saragih bercerita sengaja datang ke Provinsi Lampung tepatnya di Kota Baru, Kabupaten Lampung Selatan menjadi pusat kegiatan Ijtima Ulama Dunia hanya untuk berjualan dann mengais rezeki.

“Ke sini memang untuk jualan. Kegiatan jemaah apa saja kita ikuti di Lampung, Surabaya mana saja ada acara besar, saya usahakan hadir," tuturnya.

Di usia senjanya ini, Saragih tak punya banyak pilihan mata pencaharian. Faktor umur membuatnya sulit bekerja berat. Sementara modal terbatas membuatnya hanya mampu menjajakan barang-barang sederhana semisal alas tikar tersebut.

“Selain ini termasuk dibutuhkan jemaah, sama mampunya cuma jualan ini," lanjut dia.

2. Susuri titik-titik keramaian jemaah

Saragih (62), pria asal Medan menjajakan alas tikar ke jemaah Ijtima Ulama Dunia: Indonesia Berdoa di Kota Baru, Lampung Selatan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Sejak tiga hari sebelum acara dimulai, Saragih sudah berada di sekitar lokasi acara tabligh akbar tersebut. Ia menjajakan tikar dengan berjalan menyusuri titik-titik keramaian jemaah.

“Ini satunya saya jual 10 ribu. Ya, alhamdulillah sudah lumayan yang beli," katanya.

Meski barang dagangannya tergolong laris manis dikarenakan menjadi kebutuhan para jemaah untuk alas tidur maupun duduk, namun ia belum mengetahui pasti berapa omzetnya. "Belum tahu karena belum setor ke pemilik barang," lanjut dia.

3. Suguhkan senyuman ke para jemaah

Hari pertama kegiatan tabligh akbar Ijtima Ulama Dunia 2025: Indonesia Berdoa di Kota Baru, Lampung Selatan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Saragih mengakui banyak jemaah yang mencari alas untuk digunakan di tenda-tenda atau lapangan. Namun, sebagian di antara mereka memang sudah membawa perlengkapan sendiri dari rumah.

Meski begitu, Saragih tak mengeluh dan senantiasa memberikan senyuman terhadap setiap jemaah tiapkali menawarkan barang dagangan helai tikarnya tersebut.

"Kalau saya pribadi yakin, rezeki itu pasti datang dari mana saja arahnya buat orang-orang yang mau memperjuangkannya," imbuh Saragih.

Editorial Team