Pendongeng senior di Lampung Iin Muthmainnah Zal (IDN Times/Istimewa)
Dari beberapa daerah yang sudah dikunjungi untuk mengenalkan kegiatan mendongeng, Papua menjadi menjadi daerah yang menyimpan momen tak terlupakan. Mengingat daerah tersebut rawan terjadi konflik.
Menurut Iin pada saat itu baru saja terjadi konflik di daerah Tiom Lanny Jaya, Papua. Sehingga Iin harus mendongeng dengan mengenakan rompi antipeluru.
“Kami diminta oleh Mabes Polri untuk terlibat dalam program satgas khusus Binmas Noken Polri dengan tema Polisi Pi Ajar Sekolah. Di mana program tersebut dikhususkan untuk anak-anak di daerah rawan konflik di Papua,” terangnya.
Dakocan juga mendongeng di Pegunungan Bintang, Mimika, Yahukimo, Wamena, Lanny Jaya, Kerom, Nabire, dan masih banyak daerah lainnya. Terkait perlengkapan mendongeng menurutnya tak banyak.
“Perlengkapan mendongeng sih gak banyak, paling cuma boneka tangan, boneka kepala, kadang-kadang juga sarung, taplak meja, atau benda-benda daur ulang. Yang penting sesuai dengan tema yang ada dalam cerita,” jelas Iin.
Iin berharap, semua orang tua mau mendongengkan cerita-cerita yang menginspirasi untuk anak-anaknya. “Kami menyebutnya 20 menit yang memukau yaitu kegiatan berkualitas selama 20 menit setiap malamnya. Tanpa televisi, gadget, dan lain-lain. Hanya khusus ayah, ibu dan anak,” tutur perempuan kelahiran Palembang ini.
Tak hanya mendongeng Iin juga menyarankan untuk melakukan kegiatan bermain lainnya yang menyenangkan. Menurutnya supaya anak mau mendengar cerita dan membaca cerita, orangtua harus membiasakan membacakan dongeng setiap malam terutama pada anak usia dini. Ia juga berharap ada sebuah perpustakaan mini di setiap rumah.