Bandar Lampung, IDN Times - Sore itu langit Kota Bandar Lampung terlihat menggelap. Meski tak jelas, rintik-rintik hujan sebenarnya sudah mulai muncul dan terlihat tipis-tipis turun membasahi aspal kota. Hari itu kendaraan di Jalan ZA Pagar Alam masih ramai seperti biasanya. Sepeda motor dan berbagai kendaraan roda empat lalu lalang tanpa henti.
Meski begitu Lisman (63) masih terpaku memandangi jalanan sambil berjongkok di depan pikulan sol sepatunya. Ia hanya termenung tak tahu memikirkan apa. Tidak peduli dengan debu jalanan menerpa kulit keriputnya, suara klakson memekakan telinganya, apalagi hujan.
Lisman tinggal sebatang kara di Kota Bandar Lampung. Ia biasa berkeliling menjajakan jasa sol sepatunya di jalanan utama Kota Bandar Lampung dengan kaus lengan panjang, celana usang, sandal karet mulai aus dan sebuah kain sarung untuk menahan pikulannya.