Bandar Lampung, IDN Times - Milenial dan Gen Z ternyata masih banyak belum mengetahui dunia filantropi. Bahkan mereka menilai, filantropi adalah urusan para “sultan”. Padahal sejatinya, filantropi juga perlu menjadi urusan milenial dan Gen Z.
Bantuan yang diberikan tidak mesti berupa dana, tetapi waktu, tenaga dan skill juga bisa diberikan, dan menjadi bagian dari filantropi. Hal itu menjadi landasan Eddy Aqdhiwijaya Ketua Yayasan Islam Cinta Indonesia atau Gerakan Islam Cinta (GIC) menggerakkan kalangan milenial dan Gen Z untuk terlibat dalam kegiatan filantropi.
"Citra filantropi, yang erat dengan tokoh-tokoh konglomerat sering membuat kita salah kaprah terhadap arti sebenarnya, memaknai filantropi sebatas kegiatan eksklusif yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang dengan sumber daya finansial yang besar," jelasnya, Kamis (17/10/2024).
Padahal menurut Eddy, filantropi sederhananya dapat disebut sebagai tindakan kedermawanan. "Sumber daya yang disumbangkan pun tidak hanya sebatas dana, tetapi juga bisa berupa waktu, tenaga, pikiran dan skill atau kemampuan kita," katanya.