Itachi Uchiha adalah karakter ikonik dalam anime Naruto. Orang-orang awalnya akan menganggap dia sebagai karakter jahat serta tidak berperasaan karena tega menghabisi seluruh klannya sendiri.
Dia hanya menyisakan adiknya, Sasuke Uchiha tumbuh sebagai sosok penuh dendam. Nyatanya sosok Itachi Uchiha memiliki kisahnya tersendiri yang baru terbongkar belakangan.
Dari kisahnya itu ada banyak hal tentang gelapnya kehidupan bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup.
Itachi sama seperti Sasuke di masa muda mereka. Mereka adalah keluarga dan tidak ada kesulitan cukup berarti dalam hidup mereka. Itachi merupakan orang yang baik dan sosok cukup positif.
Itachi merupakan seorang shinobi dengan harga diri, rasa bangga, etika, dan memiliki sikap cinta damai yang tinggi. Orang tentu tidak akan percaya jika dia bisa melakukan hal keji seperti membantai seluruh klannya sendiri.
Sikap positif Itachi ini adalah alasan mengapa dia memberi tahu Konoha tentang rencana licik ingin dilakukan Klan Uchiha. Itachi sebagai shinobi setia pada desanya tentu tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Tapi seperti yang dapat dilihat, keputusan ini diiringi dengan kejadian lainnya yang mendorong Itachi masuk dalam jalan kegelapan. Sejak saat itu dia bukan lagi orang baik. Apalagi di mata masyarakat shinobi. Dia diperlakukan tidak adil dan itu menghancurkannya.
Sudah ditakdirkan setiap orang akan tertimpa hal kurang baik. Entah itu orang jahat atau orang baik. Semua orang sudah mendapat jatahnya masing-masing.
Kita tidak akan tahu seperti apa itu hal yang baik jika tidak ada sesuatu yang jahat, begitu juga sebaliknya. Kita juga tak akan bisa mensyukuri kebaikan kita dapat jika tak pernah merasakan kemalangan menimpa kita.
Itachi punya dua pilihan dalam hidupnya. Pertama, membantai seluruh klannya yang berniat melakukan kudeta di Konoha. Atau kedua, terbunuh oleh Konoha dalam perang yang akan datang. Tidak peduli pilihan apa yang Itachi buat, kematian ada di depan matanya.
Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghindar. Apakah itu kematiannya sendiri dan Klan Uchiha karena mengabaikan perintah Konoha, atau kematian klannya dan keluarganya sendiri.
Beban berat itu membebaninya bahkan setelah kejadian itu. Tanggung jawabnya sebagai seorang shinobi membuatnya memiliki hati dingin seiring berjalannya waktu. Emosinya, perasaannya, kebahagiaannya, semua hal itu hilang dari dirinya.
Konoha tidak peduli, karena bagi mereka Itachi tidak lebih dari seorang shinobi harus menjalankan tugasnya. Sayangnya, tugas itu malah membuat Itachi kehilangan segalanya. Dia kehilangan lebih dari dia dapat meskipun telah melakukan apa disebut dengan hal yang benar.
Itachi mungkin tampak seperti sosok berhati dingin, jahat, tanpa emosi, dan licik. Bahkan bagi kebanyakan orang, Itachi hanya sosok orang gila berhati dingin tanpa hati atau jiwa karena perbuatannya yang membantai seluruh klannya. Pada kenyataannya, sifat dan karakteristik ini merupakan cerminan dari pengalaman, perasaan dan kesulitannya dalam hidup.
Dia menjadi dingin karena hidupnya telah hancur. Hidupnya menjadi kosong karena ada harga mahal yang harus dia bayar. Dia jahat karena tindakan drastis yang dia lakukan.
Dia tak lagi punya emosi karena setelah apa yang telah dia lakukan, dia telah kehilangan segalanya. Dia bahkan harus membuang moralnya sebagai manusia.
Apa yang selama ini kita lihat pada orang lain dari luar hanyalah refleksi semata. Apa yang mereka tunjukkan dari luar bukan merupakan diri mereka yang sesungguhnya. Kita tak pernah tahu apa yang telah dialami oleh orang lain dalam hidupnya dan tak pernah berhak untuk mengadili karena kita tidak tahu apapun.
Itachi menjadi korban dari keputusan Klan Uchiha berencana untuk menggulingkan Konoha dan mengambil kendali. Tindakan egois itu membuat Itachi memberi tahu Konoha tentang hal itu kemudian menempatkan Itachi dalam pilihan yang sulit.
Pilihan itu menuntunnya masuk ke jalan kegelapan dan meninggalkan Sasuke sendirian dalam trauma dan rasa dendam tidak berkesudahan. Tindakan Itachi itu tidak hnya menciptakan riak dalam kehidupan Sasuke, bahkan Naruto pun turut merasakannya.
Hal ini menunjukkan kepada kita bagaimana satu tindakan kecil dapat menciptakan riak, entah itu baik atau buruk dan tergantung pada tindakan apa itu. Kita mungkin tidak pernah memikirkan hal seperti ini sebelumnya, tetapi semakin dramatis keputusan kita, semakin hal itu dapat mengubah kehidupan orang lain di sekitar kita.
Baik itu keluarga, teman, bahkan orang asing sekalipun. Baik atau buruk tergantung pada apa yang kita pilih untuk lakukan dalam hidup ini.
Itachi adalah pion bagi Konoha setelah dia melaporkan tentang kudeta ingin dilakukan Klan Uchiha. Hokage Ketiga adalah adalah satu-satunya yang mencoba menyelesaikan masalah itu agar berakhir dengan positif untuk kedua belah pihak.
Di lain sisi, Danzo tidak peduli dan ingin memastikan Konoha aman dari ancaman apapun. Maka dari itu dia menyuruh Itachi untuk membunuh seluruh klannya tapi adiknya selamat atau adiknya juga akan ikut terbunuh dalam perang mungkin saja terjadi.
Konoha tidak peduli tentang perasaan Itachi atau akibat dari tindakannya jika dia melakukannya, atau bagaimana hal itu akan mempengaruhi dirinya secara pribadi. Konoha bertingkah seolah hal itu tidak pernah terjadi.
Konoha tetap diam tentang hal itu, tidak memberi tahu siapa pun Itachi adalah satu-satunya harus menderita pada akhirnya. Dan karena fakta sebenarnya tidak terungkap, Itachi masih diperlakukan seperti musuh oleh kebanyakan shinobi di Konoha. Itachi kehilangan segalanya demi kesetiaan dan kebenaran yang dia junjung tinggi selama ini.
Sama seperti di dunia nyata, ada orang yang menganggap kita tak lebih dari pion yang bisa digerakkan sesuka hati mereka. Selama tujuan mereka terpenuhi, mereka tidak peduli dengan kita. Kita hanyalah alat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Dunia bukan semata-mata tempat kita bersenang-senang. Tuhan mengirimkan kita di dunia ini juga untuk merasakan seperti apa rasanya kepahitan hidup. Hidup akan melemparkan kita dengan berbagai musibah dan kemalangan mungkin tak akan pernah kita duga sebelumnya. Namun apapun itu, kita harus siap dan tegar menghadapinya.