Fakta Unik Tradisi Bulimau Masyarakat Adat Lampung Sambut Ramadan

Pesawaran, IDN Times -Memasuki bulan suci Ramadan, masyarakat adat Lampung suku Saibatin khususnya marga Way Lima melaksanakan tradisi Bulimau. Caranya, mandi untuk menyucikan diri.
Acara digelar Ikatan Sanggar Makhga Waylima (ISMA) tersebut berlangsung di sungai Bronjong Desa Cipadang kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Festival adat tersebut berlangsung meriah dan kental dengan pernak-pernik adat Lampung yang menghiasi pinggiran sungai Bronjong.
Penasaran seperti apa proses menarik dalam acara Bulimau? Simak selengkapnya di bawah ini ya.
1. Proses menyucikan diri
Berdasarkan penjelasan pegiat budaya Lampung melalui akun Instagram @adat_lampung, Bulimau berasal dari kata benda "Limau" berarti jeruk, diberi imbuhan Bu- sehingga menjadi kata kerja yang berarti melakukan sesuatu dengan menggunakan jeruk. Artinya, mandi hadas menggunakan jeruk yang biasanya dilakukan di sungai baik sendiri-sendiri maupun beramai-ramai.
Acara Bulimau diawali arak-arakan menuju lokasi prosesi menggunakan alat musik hadra, tari kesekh, dan Pincak Khakot. Yang diarak utamanya adalah tokoh adat dan pemerintah yang hadir, tak lupa juga sepasang pengantin menggunakan pakaian adat Saibatin Bandakh sebagai simbol kehadiran tokoh adat (Saibatin).