10 Episode Terbaik Nami di One Piece Wajib Ditonton

Kesempatan di mana seluruh kru Topi Jerami bersatu melawan satu musuh bersama adalah momen yang langka. Oars, dengan ukuran dan kekuatannya yang luar biasa, menjadi ancaman besar di Thriller Bark yang tak dapat dihadapi sendirian.

Episode ini menjadi puncak pertempuran seru antara Topi Jerami melawan Oars. Nami memainkan peran penting dalam koordinasi serangan terakhir mereka. Kemampuan Cool Balls miliknya, Nami mendinginkan udara di sekitar Oars sebelum melancarkan Rain Tempo untuk membasahi raksasa kuno tersebut.

Hal ini memungkinkan Franky untuk membekukan kaki Oars menggunakan Super Cool Cannon, menciptakan peluang bagi anggota Topi Jerami lainnya untuk memberikan pukulan terakhir.

Melalui kontribusinya dalam pertempuran ini, Nami membuktikan diri sebagai unit pendukung yang andal dalam seri One Piece, terutama dalam strategi serangan tim.

Naluri keibuan Nami selalu muncul saat melihat anak-anak dalam bahaya. Di Lembaga Penelitian Ketiga di Punk Hazard, Nami dan kelompoknya menemukan ruang kelas yang dipenuhi anak-anak raksasa.

Mereka adalah hasil eksperimen tak etis ilmuwan gila Caesar Clown. Sesaat, anak-anak tersebut bermain riang bersama Chopper dan Franky, namun situasi berubah ketika tim hazmat datang untuk menangkap para penyusup.

Awalnya, kru Topi Jerami mencoba melarikan diri, namun ketika anak-anak memohon perlindungan pada Nami, ia memilih untuk tetap tinggal dan melindungi mereka. Meskipun seringkali pengecut, episode ini menunjukkan sisi berani Nami yang jarang terlihat.

Tegas ia mengatakan kepada Sanji tidak bisa meninggalkan anak-anak ini. Keberanian luar biasa yang ditampilkan Nami dalam episode ini menjadi bukti ia memiliki sisi keibuan dan protektif yang kuat.

Big Mom tak pernah semenakutkan ketika ia sangat menginginkan makanan dalam One Piece. Dengan kue pernikahannya yang hancur, ia mengejar kru Topi Jerami dalam kondisi yang kacau, mengingatkan pada klimaks Alice in Wonderland.

Pada saat itu, Luffy dan teman-temannya hanya bisa melarikan diri. Namun, dalam adegan krusial di episode ini, Nami memanfaatkan salah satu Homies Spesial Big Mom untuk melawannya.

Setelah mengisi Zeus dengan Weather Egg, Nami meniupkan angin ke arahnya menggunakan Clima-Tact, memaksa Zeus melepaskan sambaran petir yang sangat dahsyat ke arah Big Mom. Serangan tidak langsung ini bisa dikatakan sebagai yang paling kuat yang pernah dilancarkan Nami dalam seri ini.

Efeknya bagaikan pilar yang menghubungkan langit dan bumi. Meski Big Mom selamat tanpa cedera, episode ini menunjukkan potensi besar Nami dalam pertempuran.

Jinbe secara tidak langsung berperan dalam trauma masa kecil Nami. Ia membiarkan Arlong berulah di East Blue, meskipun sebenarnya mampu menghentikannya.

Akibatnya, Bajak Laut Arlong berhasil menguasai Kepulauan Conomi, tempat Nami dibesarkan, yang berujung pada kematian ibu angkatnya, Bell-mère.

Nami juga dipaksa menjadi budak selama bertahun-tahun. Jinbe sangat terkejut dan menyesali tindakannya ketika mengetahui apa yang terjadi pada Nami.

Tema pengampunan menjadi sorotan utama dalam One Piece. Meskipun Jinbe siap menerima segala bentuk hukuman, Nami justru memaafkan dan melupakan kesalahan yang pernah dilakukan Jinbe, hingga membuatnya terharu dan menangis.

Nami hanya menyalahkan Arlong atas penderitaan yang dialaminya. Episode ini menyajikan pesan kuat tentang pentingnya memaafkan dan tidak menghakimi seluruh kelompok atas kesalahan satu individu, seperti yang seringkali dilakukan oleh manusia dan manusia ikan dalam arc ini.

Untuk pertama kalinya dalam seri One Piece, Nami harus berhadapan dengan petarung sejati dan meraih kemenangan dalam situasi hidup atau mati. Miss Doublefinger, salah satu agen berpangkat tinggi di Baroque Works, memiliki kemampuan untuk mengubah bagian tubuhnya menjadi tajam berkat Buah Iblis Toge Toge no Mi, yang membuat Nami kesulitan dalam pertempuran jarak dekat.

Selain itu, Nami masih berusaha memahami cara kerja Clima-Tact. Namun, dengan pemikiran cepat dan penerapan teknik cuaca yang kreatif, Nami berhasil mengalahkan Miss Doublefinger dengan jurus pamungkasnya, Tornado Tempo.

Serangan ini melemparkan Miss Doublefinger ke udara dalam pusaran angin kencang, menghantam beberapa bangunan di sekitarnya. Episode ini menandai salah satu dari sedikit pertarungan Nami yang menjadi fokus utama dalam seri ini, mengingat ia lebih sering mengambil peran pendukung. Meskipun demikian, kemenangan yang diraih Nami dalam pertarungan ini menjadi bukti kemampuannya sebagai petarung yang tangguh.

Kalifa, dengan kekuatan Buah Iblis Awa Awa no Mi miliknya, bukanlah lawan mudah ditaklukkan. Ia mampu menggunakan gelembung sabun untuk melemahkan kekuatan dan mobilitas lawan.

Dalam situasi ini, Nami harus berpikir kreatif untuk mengalahkan Kalifa. Di episode sebelumnya, ia berhasil menghilangkan efek sabun dan menciptakan ilusi kloning dengan Perfect Clima-Tact-nya. Episode ini menampilkan upaya terakhir Nami untuk menghabisi agen CP9 tersebut.

Dengan jurus pamungkas Thunder Lance Tempo, Nami menembakkan petir yang menembus tubuh Kalifa. Si Kucing Pencuri kembali meraih kemenangan dengan cara yang unik dan khas One Piece.

Meskipun bukan yang terkuat, kecerdasan dan kelicikan Nami terbukti menjadi kunci kemenangan. Pertarungan satu lawan satu ini merupakan salah satu yang paling menonjol bagi Nami dan baru terulang lebih dari satu dekade kemudian di arc Wano Country, sehingga jangan lewatkan momen epik ini!

Berbeda dengan lawan-lawan sebelumnya, Ulti memiliki keunggulan fisik yang jauh di atas Nami. Sebagai salah satu pengguna Buah Iblis Zoan Kuno yang langka di One Piece, Ulti memiliki sisik Pachycephalosaurus yang membuatnya kuat dan tahan lama.

Namun, Zeus, sang homie Big Mom yang kini menjadi senjata Nami, terbukti mampu mengatasi kekuatan Ulti dengan serangan petirnya yang dahsyat. Dalam upaya melindungi Tama, Nami mengarahkan serangan petir Zeus ke arah Ulti, yang akhirnya tumbang dalam episode ini.

Kekalahan Ulti pun secara tidak sengaja disiarkan secara luas, menambah rasa malu atas kekalahannya. Zeus merupakan peningkatan kekuatan signifikan bagi Nami, yang sangat ia butuhkan dalam menghadapi ancaman di Dunia Baru. Dengan senjata kuat bertenaga jiwa Yonko ini, Nami kini mampu menghadapi musuh-musuh yang lebih tangguh.

Sifat serakah Nami memang tak terbantahkan dalam One Piece. Obsesinya terhadap uang berasal dari masa lalunya yang sulit. Namun, ada batas yang tidak akan ia langgar demi harta dan kekayaan.

Episode ini menunjukkan Nami akan selalu memilih sahabatnya di atas segalanya. Dengan berani ia melawan Enel, sang dewa penguasa Skypiea, meskipun tahu bahwa ia tak mungkin menang.

Meskipun perbedaan kekuatan sangat jelas, Nami tak akan tinggal diam saat teman-temannya terancam bahaya. Enel memberikan pilihan sulit: bergabung dengannya atau mati bersama teman-temannya.

Namun, Nami dengan tegas memilih opsi yang paling mudah dalam hidupnya. Episode ini mengungkapkan keinginan terdalam Nami dalam bentuknya yang paling murni, yaitu kesetiaan dan pengorbanan demi persahabatan.

Dalam wujud Pachycephalosaurus, tandukan kepala Ulti menjadi sangat kuat hingga dapat menghancurkan tengkorak. Nyawa Nami berada dalam bahaya besar pada episode One Piece ini.

Saat terjebak di sebuah lorong, Nami ditangkap oleh Ulti. Meskipun menyerah, Nami dengan tegas menolak permintaan Ulti untuk mengakui Kaido sebagai Raja Bajak Laut berikutnya. Ia tetap teguh pada prinsipnya dan menyatakan keyakinannya pada Luffy.

Meskipun terluka parah dan berdarah deras, Nami tetap teguh memegang keyakinan bahwa kaptennya akan mencapai impiannya. Jika tidak diselamatkan oleh Komachiyo milik Tama pada saat-saat terakhir, Nami pasti akan dihabisi oleh Ulti.

Adegan ini menunjukkan kekuatan tekad dan kesetiaan Nami terhadap impian Luffy, sebuah pemandangan yang selalu menyentuh hati para penggemar One Piece.

Nami kehilangan segalanya saat perwira korup Nezumi mencuri seluruh tabungannya. Pupus harapannya untuk membebaskan desanya dari cengkeraman Arlong yang keji.

Nami pun hancur dan menangis di hadapan Luffy. Setelah berusaha menjauhkan Topi Jerami demi keselamatan mereka, Nami akhirnya menyerah dan memohon bantuan Luffy dengan putus asa. Ia bahkan berulang kali menusuk bahunya yang bertato lambang Bajak Laut Arlong.

Tanpa berkata sepatah kata pun, tanpa mengetahui sepenuhnya masa lalu Nami, Luffy meletakkan topi jerami kesayangannya di kepala Nami. Bersama krunya, ia berlayar menuju Arlong Park untuk menegakkan keadilan. Bagi banyak penggemar One Piece, episode inilah yang membuat mereka jatuh cinta pada serial ini. Penampilan emosional yang ditunjukkan oleh pengisi suara Nami juga patut diacungi jempol.

Dalam setiap episode yang dipilih, Nami menunjukkan kualitas-kualitas yang membuatnya menjadi salah satu karakter wanita terkuat dan paling dicintai di dunia One Piece. Keberanian, kecerdasan, dan kesetiaannya pada teman-temannya menjadi inspirasi bagi banyak penggemar. Menyaksikan episode-episode ini, kamu akan semakin menghargai peran Nami dalam perjalanan epik Bajak Laut Topi Jerami menuju One Piece.