Dari Afrika ke Lampung, Perjalanan Roufai Cari Ilmu dan Persaudaraan

- Roufai Seidou Roufai, mahasiswa asal Chad, memilih IIB Darmajaya karena reputasinya dalam bidang teknologi informasi dan bisnis.
- Roufai merasa bahwa untuk berkembang secara maksimal, ia harus mencari peluang di luar negaranya, dan pilihannya jatuh pada Indonesia.
- Di IIB Darmajaya, Roufai tidak hanya fokus pada studi akademik, tetapi juga terlibat dalam acara multikultural yang membuka matanya tentang kekuatan pendidikan dalam menyatukan orang-orang dari berbagai belahan dunia.
Bandar Lampung, IDN Times - Dari tanah Afrika menuju Lampung, kisah Roufai adalah bukti pendidikan bisa menjembatani dunia dan menyatukan perbedaan. Di tengah era globalisasi seperti saat ini, pendidikan tinggi tak lagi terbatas oleh batas negara.
Semakin banyak pelajar internasional mencari pengalaman belajar lintas budaya demi memperluas wawasan dan membentuk masa depan. Salah satunya adalah Roufai Seidou Roufai, pemuda asal Chad, Afrika Tengah, kini menjadi mahasiswa di Program Studi Sistem Informasi/Inovasi Digital Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Lampung.
Perjalanannya ke Indonesia bukan sekadar pencarian ilmu, melainkan juga perjalanan spiritual dan emosional yang membawanya pada penemuan jati diri dan makna persaudaraan sejati. Tak hanya menjajal sistem pendidikan yang lebih maju, Roufai juga membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan penghalang.
1. Alasan memilih Indonesia dan Darmajaya karena mencari peluang lebih luas

Chad, negara asal Roufai, masih menghadapi banyak tantangan dalam sektor pendidikan, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga kualitas institusi yang belum memenuhi standar internasional. Meski beberapa universitas lokal tetap menjadi rujukan, Roufai merasa untuk berkembang secara maksimal, ia harus mencari peluang di luar negaranya.
Pilihannya jatuh pada Indonesia, negara yang mungkin jauh dari rumah, namun kaya akan keragaman dan semangat gotong royong. Ketika ditanya alasan spesifiknya memilih IIB Darmajaya, Roufai menyebut reputasi kampus ini dalam bidang teknologi informasi dan bisnis sebagai faktor utama.
“Saya memilih IIB Darmajaya karena reputasinya dalam inovasi teknologi informasi dan bisnis. Lingkungannya multikultural, dosen-dosennya berpengalaman, dan kampus ini memberikan banyak peluang untuk berkembang secara internasional,” ujarnya.
2. Pelajaran sejati dari luar kelas, beri pengalaman berkesan

Meski awalnya fokus utama Roufai adalah studi akademik, pengalaman paling membekas justru datang dari luar ruang kelas. Salah satunya adalah saat ia mengikuti sebuah acara multikultural yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas dan latar belakang budaya.
Di sana, Roufai tak hanya menjadi peserta, tetapi juga duta budaya Chad yang memperkenalkan tarian tradisional, cerita lokal, hingga makanan khas kepada teman-temannya.
“Dalam acara itu, saya berkesempatan berbagi budaya Chad dengan teman-teman dari latar belakang yang beragam. Kami bertukar cerita, menampilkan tarian, dan mencicipi makanan khas. Momen itu sangat bermakna, saya merasa benar-benar terhubung dengan komunitas yang hangat dan terbuka,” kenangnya.
Pengalaman itu membuka matanya bahwa pendidikan bukan sekadar menguasai teori, tetapi juga menyerap nilai kemanusiaan. Ia belajar bagaimana perbedaan dapat menjadi titik temu, bukan perpecahan.
“Acara itu mengingatkan saya betapa dahsyatnya kekuatan pendidikan dalam menyatukan orang-orang dari berbagai belahan dunia,” tambahnya.
3. Menemukan rumah kedua dan misi pulang ke Afrika

Hari-hari Roufai di IIB Darmajaya kini diwarnai dengan rasa syukur dan semangat untuk terus belajar. Bagi pemuda asal Afrika Tengah ini, Indonesia, terutama lingkungan kampus di Lampung, telah menjadi rumah kedua. Di tengah perbedaan budaya dan bahasa, ia menemukan rasa kekeluargaan dan solidaritas tulus dari dosen, teman-teman sekelas, dan komunitas kampus secara keseluruhan.
“Indonesia telah menjadi rumah kedua bagi saya. Di sinilah saya belajar bahwa perbedaan bukan untuk dijauhi, tetapi dirangkul. Bahkan di Darmajaya, saya menemukan keluarga baru yang memperkaya perjalanan hidup saya,” ujarnya penuh haru.
Roufai juga memiliki tujuan besar ke depan. Ia berharap seluruh ilmu dan pengalaman yang ia dapat selama di Indonesia bisa ia bawa pulang untuk membantu membangun negaranya. Dengan wawasan baru, jaringan internasional, dan semangat kolaboratif yang ia pelajari, Roufai ingin menjadi agen perubahan di Chad, membawa semangat inovasi dan toleransi yang telah ia rasakan selama menempuh pendidikan di Darmajaya.