Cara Kreatif Gen Z Raup Cuan Momen Ramadan 2023

Bandar Lampung, IDN Times - Sukacita Ramadan 1444 Hijriah disambut antusias seluruh umat muslim di dunia. Ditambah meredanya pandemik COVID-19 lebih dari 2 tahun ini membawa angin segar bagi semua orang termasuk para wirausahawan untuk memulai kembali bisnisnya.
Rupanya semangat wirausaha ini juga muncul pada generasi muda saat ini yakni Generasi Z. Generasi Z atau Gen Z merupakan sebutan bagi mereka kelahiran 1997-2012. Di usia terbilang muda, mereka berani menjadi entrepreneur dengan menjual barang atau jasa kreasinya sendiri.
Pada artikel kolaborasi pekan ini, kita akan menyimak beragam cerita inspirasi dari gen z di Indonesia berani membuka usaha secara mandiri. Bahkan sudah berpikir untuk berinovasi lebih tinggi untuk meraup cuan di Ramadan 2023.
1. Baru pertama berbisnis, jual minuman unik sampai makanan sahur
Dua perempuan berjualan minuman segar untuk berbuka puasa di Jalan Majapahit Kota Mataram tepatnya di depan Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, Jumat (26/3/2023). Dua perempuan itu adalah Nindy dan Nadya, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Mataram.
Mahasiswa semester VIII ini memiliki ide jualan takjil buka puasa yaitu minuman segar tropical sago. Nindy mengatakan, terinspirasi membuat minuman segar Tropical Sago dari Pinterest. Minuman tropical sago menggunakan kuah dari sagu lebih creamy dan buahnya cukup banyak. Sehingga inilah membedakan dengan minuman lain seperti mango sago dan alpukat sago.
Nindy menjelaskan, memulai usaha atau bisnis jualan minuman takjil baru pertama kali yaitu Ramadan 1444 Hijriah. Usaha ini dimulai dengan modal patungan bersama dua orang temannya sesama mahasiswa. Ia menyebut modal dikeluarkan kurang dari Rp1 juta.
"Kalau kesulitan modal gak terlalu. Kita patungan bertiga. Kita sebenarnya coba-coba, baru pertama kali. Dan setahu saya baru kita yang jualan minuman tropical sago di sini," kata Nindy.
Mengenai kendala dihadapi untuk memulai jualan takjil, Nindy mengatakan lebih kepada penentuan rasa produk dijual. "Kayak nentuin rasa yang pas gimana. Terus takarannya, dengan bahan yang premium bisa kita pres gak harganya," tuturnya.
Mengenai pendapatan didapatkan pada pekan pertama Ramadan 1444 H, Nindy mengatakan, belasan barang dagangannya laku terjual pada hari pertama jualan dengan mengantongi omzet sekitar ratusan ribu.
Ada juga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mataram berjualan minuman takjil berupa cocktail buah cedok. Ia adalah Akbar, berjualan bersama adiknya yang juga masih kuliah dan duduk di bangku SMA.
"Cocktail buah cedok, ini dari buah premium. Sangat cocok untuk buka puasa, segar juga. Kalau sudah makan ini akan segar," kata Akbar.
Akbar juga mengaku baru pertama kali jualan takjil saat di bulan Ramadan. Meskipun baru pertama kali buka, tetapi dagangannya banyak yang terjual.
Dewipurnama (24) juga memanfaatkan momen Ramadan untuk berbisnis kuliner di Medan. Di tengah ramainya bisnis makanan-makanan manis, Dewi memilih untuk menjual menu makanan berat bisa dijadikan menu sahur.
Dewi mengolah daging sapi, hati sapi, ayam, dan ikan teri menjadi sajian makanan kering dipadukan dengan sambal. "Ini agak berbeda ya kak. Ini cocok untuk malas masak saat sahur, tinggal campur nasi panas saja, sudah bisa disantap," ujarnya kepada IDN Times, Sabtu (25/3/2023).
Ia pun menceritakan ide bisnis ini sudah lama dilirik, bahkan sebelum bulan Ramadan. Namun, ide tersebut baru terealisasi pada dua hari belakangan ini. Pada awal bisnis, ia menjual ke kerabat terdekat.
"Percobaannya udah lama, sebelum bulan Ramadan. Ini sambal dagingnya dikirim dulu ke keluarga, ditanya responsnya gimana, apa yang kurang diterima masukannya," ucapnya.
Meski terbilang baru, ia tidak menyangka bisnis memudahkan sejumlah orang untuk menyantap makanan siap saji kemasan ini disambut baik masyarakat Medan. Dikatakan Dewi, ia menjual kuliner ini secara konvensional. Harganya Rp25 ribu untuk ukuran botol sambal 200 ml. Namun ke depan dia akan mengembangkannya di media sosial.
"Ini kan jualnya mulut ke mulut, teman-teman banyak yang suka, kemudian di-review secara sukarela di Instagram. Dari sana banyak yang pesan, ada puluhan beli selama dua hari ini," katanya.