Sering dibanding-bandingkan sejak kecil, soal kemampuan akademik atau bahkan penampilan fisik, gak heran akan membuat kita jadi orang yang selalu merasa dunia ini sebagai ajang kompetisi. Si cantik akan merasa lebih baik dibanding mereka yang gak punya paras seindah dirinya. Si pintar akan merasa berada di atas angin jika harus menjelaskan berapa nilai akhir yang dia dapat di ujian kemarin.
Kebiasaan semacam ini membentuk pola pikir cukup keliru di masyarakat kita saat ini. Bukan salah siapa-siapa jika pada akhirnya rasa insecure lebih mudah menyerang bahkan untuk hal-hal sepele seperti bentuk gigi yang gak rata, ukuran jempol yang lebih kecil dibanding orang lain, dan lain sebagainya.
Ini semua berkat perbandingan sudah mendarah daging di masyarakat kita dan perasaan adanya kompetisi gak tertulis dalam kehidupan sosial. Nah, agar kita berhenti memiliki pola pikir seperti ini, ada lima bahan renungan bisa tanamkan nih.